Chapter 12

813 55 2
                                    

Penantian Berharga -
Rizky Febian

" Hai kamu yang disana. Apa kabar? Masih inget aku?
Oh lupa ya. Kenalin Aku 'orang yang pernah memperjuangkanmu'."
—Unknown
***

Hamburg, Germany. 07.30 am.

Nancy menatap putranya lamat-lamat," Kamu disitu aja, gak mau keluar jalan-jalan hirup udara segar gitu?"

Julian menatap ibunya dengan senyuman," Boleh tuh. Mau sekalian Julian beliin kopi, Bun?"

Nancy mengangguk pelan, sejak di Jerman, Julian tidak ingin memanggil dirinya Mama melainkan Bunda.

Betapa Julian merindukan suasana Indonesia. Rasanya masih ada dalam lubuk hatinya. Meninggalkan semua sahabatnya secara sembunyi-sembunyi, apalagi Atha.

Julian siap dengan pakaian joggingnya dan sepatu larinya.

Bruk!

" Lo gak apa-apa?" Julian sangat payah dalam bahasa inggris, apalagi Jerman.

" Gue gak apa-apa," kata perempuan tersebut menolak uluran tangan Julian.

" G-gue Dea. Lo?"

Julian tersenyum, menjabat tangannya dengan Dea, lembut. " Gue Julian. Maafin gue tadi gak liat lo jalan. Ngopi yuk?" tawar Julian.

" Yuk."

Sepanjang perjalanan, Julian mengobrol dengan Dea seputar Hamburg. Cuaca hari ini lumayan dingin karena musim gugur akan tiba. " Lo sejak kapan di Hamburg? Sendiri?"

" Gue udah setahun di Hamburg. Sekolah sendiri. Masih SMA kelas dua sih," cetus Dea. " Tuh tempatnya, ngopi disana aja, familiar kan di Jakarta juga. Hehehe," kekeh Dea.

I saw Atha from Dea, it makes me feel much better than one second ago.

" Gue introvert banget disini, gak punya temen—"

" Orang tua lo?" dengan cepat Julian putus omongan Dea. Dea tersenyum miring, " Keduanya egois, cerai, gak mau ikut gue ke Hamburg lagi salah satunya. Orang tua emang," gerutu Dea menatap sinis sekeliling

Julian menggaruk tengkuknya, " Trus lo disini bergantung sama apa? Masa sendiri sih?"

" Karena gue ketemu lo, gue boleh temenan sama lo? It seems you were lonely too," sahut Dea sambil menyeruput Frapucchino miliknya.

" Minum chai teanya, Jul. Nanti kalau dingin gak enak," kata Dea tertawa kecil dan tersenyum melihat Julian yang menatapnya juga dengan senyuman.

" Lo orang pertama gue kenal disini," koor keduanya. Lalu tertawa.

" Ternyata Tuhan itu buat rencana yang jauh diluar dugaan ya," tutur Dea pahit.

Dia Julian, dan akhirnya ia tidak larut dalam pahitnya dunia.

***

" Hari ini kamu tampil. Harus memukau ya," seru Satria tersenyum. Atha mengangguk kencang lalu mengambil tas biolanya.

Lagu yang ia bawakan adalah Say you wont let go dari James Arthur, lagu yang akan membawanya menuju masa lampau, dimana Julian memutar lagi tersebut dan menyatakan perasaannya pada Atha sendiri.

HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang