Epilog

1K 63 10
                                    

" Loving you is the most interesting thing i've ever done in my life."
—Someone who loving you with all of his heart
***

Atha terus memegangi perutnya yang buncit. Satria dan Adrian, putra pertama mereka yang berusia 4 tahun terus melihat perut itu tanpa berpaling.

" Adrian, janji ya nanti adeknya dijaga," ucap Satria, mengecup perut tersebut membuat Atha tertawa kecil. Abi ikut tertawa dan mengangguk.

Usia kandungan Atha sudah mencapai 8 bulan, perutnya sudah sangat membesar. Dan kata dokter, ia akan melahirkan bayi berjenis kelamin perempuan.

Atha tiba-tiba merasakan keringat dingin terus mengucur dari kepalanya, perutnya mulas. Seketika raut wajahnya berubah lemas, " Bunda kenapaaa?" tanya Satria panik. Dengan segera Satria menelepon ambulans untuk mengantar Atha ke rumah sakit. Atha terus menahan rasa sakit yang teramat, dan disitulah Adrian berbisik pada ayahnya, " Ayah, bunda gak apa-apa kan?" tanyanya dengan nada sedikit khawatir.

Satria tersenyum, " Bunda baik-baik saja, berdoa ya, dri. Bunda lagi mau melahirkan adik bayi baru buat kamu," ucapnya. Adrian tersenyum pada Satria, lalu membisikkan sesuatu pada ibunya yang terus mengeluarkan keringat dingin, wajahnya memucat.

" Bunda yang kuat ya," bisiknya pelan. Atha menoleh pada Adrian, tersenyum dan mengangguk. Wajahnya pucat, keringat dingin teus mengalir deras dari pori-pori kulitnya, kedua lubang hidungnya tertancap alat pernapasan. Adrian perlahan menjatuhkan air matanya, " Bunda jangan tinggalin Adrian ya. Bunda kuat kok."

Tak lama, ambulans sampai di rumah sakit, semua bergegas menuju ruang operasi. Satria khawatir, perempuan tersebut akan pergi meninggalkannya.

Sementara Adrian menangis, dan ditenangi oleh Kinan. " Nenek, Bunda bakal baik-baik aja kan?"

" Bunda orang yang tangguh, sayang," balas Kinan, mencium puncak kepala cucunya itu.

Sasha dan Jovi datang, dengan anak kembarnya, Aleiya dan Aleisha yang masih berumur empat bulan. " Atha kenapaa?!" tanya Sasha sedikit panik, disusul

" Melahirkan, tai," balas Jovi sebal. Sasha mencubit lengan Jovi kasar hingga ia meringis, " Lo masih kayak anak SMA. Nembaknya sok romantis pas nikah nyebelin. Tau gitu kagak gue terima dah," cetus Sasha memutarkan bola matanya.

" Hehehe, maaf ya, mrs. Jovial," kata Jovi tersenyum pada Sasha, lalu mencium istrinya itu.

Satu per satu sahabat keduanya datang dengan anak anak mereka. Kecuali Nadya dan Nathan. Nadya sedang hamil tiga bulan.

Dan dokter keluar dengan bayi kecil yang ia gendong. " Selamat ya, pak. Bayi perempuannya sudah lahir, silahkan adzan. Istri anda selamat, dia ada di dalam. Sekali lagi, selamat ya," ucap Dokter, menyerahkan bayi kecil tersebut pada Satria.

" Hai, sayang," sapa Satria, mengecupi dahi bayi kecil itu lalu memberi adzan pada gadis itu.

" Abigail Fredella Abshari," seru Satria berbisik pada bayi itu. Dan nama bayi itu adalah Abigail Fredella Abshari.

Kini giliran Adrian mencium adiknya itu penuh kasih sayang.

Atha menatap ketiganya penuh rasa cinta. Semuanya sudah lengkap, tak ada lagi yang menghalangi jalan hidupnya bersama Satria, Adrian, dan Abigail.

***

Teruntuk perempuanku,

Aku bahagia melihatmu bahagia. Aku pun sedih melihatmu sedih.

Hai, janganlah menangis. Usaplah air mata itu. Lupakanlah aku yang dulu pernah bersinggah di hati kamu lalu kamu sia siakan aku. Aku memang patut menerima itu, karena semua itu garis hidupku yang tak akan pernah aku sangkal.

Hai, kamu patut bahagia. Isilah hari-harimu bersama orang yang kamu cinta. Dan selamat, kamu ini sudah memiliki anak. Keduanya lucu, rasanya aku ingin terus berada di dekat mereka, menjadi seorang paman.

Hai, aku sering masuk dalam mimpimu ya? Maaf, hanya jalan itu yang bisa aku tempuh agar aku bisa melepas rindu denganmu. Bahkan Adrian juga Abigail kusinggahi mimpi mereka, memperkenalkan diriku yang tak lagi nyata.

Hai, maafkan diriku yang tak lagi bisa berada di sisimu. Ingat? ketika aku menjadi nyata setelah kamu selesai beribadah, kamu berkata bahwa kamu rindu padaku. Dan bahkan ketika kamu melihatku saja kamu menangis. Aku tidak suka itu, aku tidak suka melihatmu yang rapuh.

Kamu bukanlah orang yang rapuh, aku tahu itu. Kamu adalah orang yang paling tangguh yang pernah aku temui setelah ibuku.

Setidaknya, aku pernah bersinggah di hatimu. Walau sebentar.

Maafkan diriku yang tak lagi nyata. Maafkan diriku harus pergi lebih cepat dari yang kamu kira.

Hai, gak boleh nangis. Inget, kamu kuat kok. Perjalanan hidup kamu masih panjang, jangan sia-siakan waktu kamu untuk menangisiku.

Terima kasih, dan maaf jika aku tak lagi bisa menemani hari-harimu lagi.

Tertanda,
Yang menyayangimu namun tak lagi nyata.

***
Alhamdulillah 🙏 Hidden completed! Terima kasih semua udah baca cerita absurd ini :)) vomment kalian berharga sekaliiii

i'll present you, Abiblake:

"Intinya gue berasa hampa tanpa lo." —Abigail Fredella Abshari.

"Jangan nangis, Bi. Gak ada gunanya lo nangis." —Muhammad Blake Grey.

Kisah persahabatan keduanya terjalin sejak sekolah dasar. Dan kebetulan, keduanya kembali bertemu di sekolah menengah atas. Salah satunya jatuh cinta. Namun akankah dia bisa melawan egonya tersebut?

Jangan lupa dibacaa yaaaaaa :) VOMMENT UGHAAA. Ohiya, salah satu temannya blake itu anaknya dari salah satu pasangan teman Satria dan Atha. Penasaran? So tunggu yaaaaaa :))

SEE YAAA!

Zaujahh.

HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang