Chapter 26

463 50 6
                                    

This Town - Niall Horan

" Aku rindu, namun lidah ini terasa kelu untuk mengatakannya langsung padamu."
—Seseorang yang merindukanmu
***

" Alhamdulillah, ulangan selesaaaiiii anjir cape banget tadi gue, susah. Mau nyontek ada Bu Naia, mana natep gue tajem," seru Jovi dengan gaya alaynya, berjinjit, mengangkat kedua bahunya, dan menepakkan kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya. Menjijikan.

Satria menghela napas, " G-gue kangen, Atha. Gue mau ketemu tapi kayaknya nyali gue kecil deh."

Semua mengelus pundak Satria, " Kayaknya cuman Atha yang emang bisa nyembuhin hati gue dari semua rasa sakit yang ada," tambah Satria menunduk.

" Ke rumah Atha?" tanya Sandy yang sudah berada di depannya, menampilkan senyum menawannya yang sudah pasti membuat para gadis perlahan meleleh karena senyumannya.

" Ayoo!"

***

Sasha masuk kamar Atha, baru saja ia habis dari minimarket, membeli beberapa snack untuk movie marathon bersama Atha, Dea, dan Nadya dengan laptop Atha sebelum Atha pergi ke Amerika. Sepertinya ini movie marathon terakhir bagi keempat gadis ini.

Atha menyalakan laptopnya, memutarkan film indonesia yang berlatarkan London. Lewat film tersebut, Atha teringat tentang Satria, lelaki yang ia sakiti, lelaki yang juga ia cintai.

Atha menangis, entah mengapa. Air matanya terus mengalir. Dan kini ia terisak, menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dan menyembunyikan wajahnya diantara kedua lututnya. Aku rindu.

Di bawah, keempat laki-laki yang siap bertemu dengan para gadis pujaannya. " Tante, cewek cantik pada dimana? Pangeran mau ketemu," tanya Jovi dengan lagak seperti seorang pangeran mencari perempuan pujaan hatinya. Kinan menunjuk pintu kamar Atha, keempatnya mengangguk, lalu menyalimi tangan Kinan dan berlomba-lomba siapa yang memasuki kamar itu duluan, ia yang menang.

Suara kenop pintu kamar Atha tanda seseorang masuk tidak membuat Atha berhenti menangis. Satria. Dia datang, wajahnya seketika masam. Atha menatap Satria penuh rasa sakit. Dengan spontan, Satria menutup laptop Atha dan memeluk Atha. Membiarkan Atha kembali merasakan detak jantungnya.

" Maafin aku, Atha."

Atha terus menangis, air matanya tak berhenti keluar. " Aku tahu aku brengsek, maafin aku Atha." Satria berusaha melepaskan pelukannya dan membiarkan Atha melihat matanya, namun Atha tidak ingin melepasnya.

Satria menghela napas, " Kenapa Atha? Lihat mata aku, Atha!" kata Satria sedikit lancang memegang kedua lengan Atha. Atha tersenyum sendu, menutupi rasa sakitnya.

" Atha, kenapa? Tolong jawab, Atha," paksa Satria dengan matanya yang berkaca-kaca, terus menggoyahkan tubuh Atha. Atha sesegukkan terus ingin memeluk Satria, hingga ia menjawab, " Aku sayang kamu, Sat. Maafin aku, aku udah buat kamu seola kamu itu brengsek sama aku."

Atha ingin pamit, mengatakan semuanya. Namun ia ingin tetap menjaganya agar Satria tidak mengkhawatirkannya berlebihan, " Gak apa-apa, Atha."

" Aku dapat kesempatan lagi gak buat sayang sama kamu?" Atha tersenyum tipis, " Iya. Boleh."

Satria mencium kening Atha, lalu kembali memeluknya. " Oi, mending movie marathon bareng kita," koor Sasha dan Dea sedikit menggerutu melihat kejadian dramatis itu.

HiddenWhere stories live. Discover now