part 11

15K 830 9
                                    

Aluna senang sekali dapat kembali ke rumah budhenya..ia berbelanja di pasar dengan budhenya untuk dapat di olah menjadi pecel yang sudah terkenal kelezatannya.
"Ini teh Luna?"tanya Euis tetangganya
"Iya euis..ini aku Aluna"ucap Aluna sambil memegang tangan Euis
"Kamu nambah cantik lho"
"Masa sih??ntar kepalaku besar lho gara-gara kamu bilang aku nambah cantik"
"Tumben kamu pulang,Luna?ada perlu ama budhe?"
Aluna mengangguk "Luna kangen ama budhe..ama kamu juga"
Euis memeluk Aluna dengan erat,ia senang bisa melihat sahabatnya lagi
"Mana anakmu Euis?"tanyanya
"Di rumah sama ibu"jawab Euis sambil tersenyum sedih "sekarang Yadi nggak sama aku lagi,Luna"
"Kenapa?"
"Kami cerai,si Yadi nikah lagi"
Aluna terkejut lalu memeluk Euis dengan sayang "yang kuat ya Euis..kamu pasti bisa"
Euis mengangguk "demi anak saya,saya pasti bisa Luna"
Aluna tersenyum lalu menghapus air mata yang menetes dari ujung mata Euis "jangan menangis lagi,ayo ke rumah"
Euis mengangguk "saya ajak si Eros dulu ya"
Aluna mengangguk "saya tunggu di rumah budhe ya"

kamu pasti bisa"Euis mengangguk "demi anak saya,saya pasti bisa Luna"Aluna tersenyum lalu menghapus air mata yang menetes dari ujung mata Euis "jangan menangis lagi,ayo ke rumah"Euis mengangguk "saya ajak si Eros dulu ya"Aluna mengangguk "saya tun...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aluna duduk menunggu Euis bersama budhenya,entah berapa kali Aluna memeluk budhenya.
Ia begitu bahagia dapat melihat budhenya kembali.
"Budhe besok kita piknik yuk sekalian ama Euis dan ibunya"ajak Luna
"Boleh,,emang kamu mau kemana?"
"Ke perkebunan tehnya teteh Ulya sekalian jenguk teteh"
"Bolehlah"sahut budhenya sambil mengangguk
"Permisi"
"Tuh..Euis udah datang budhe"Luna bangkit dari duduknya dan menyambut sahabat kecilnya bersama anaknya dan ibunya.
Aluna menggendong bayi kecil berusia 6 bulan itu dengan perasaan sayang bercampur kasihan.Anak sekecil ini sudah harus di tinggalkan dengan ayahnya.Semoga Euis dapat menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak ini.
Mereka makan lalu mengobrol,si Eros sudah tertidur dan sekarang berada di kamar Aluna.
"Jadi kau akan tinggal disini selama 2 minggu?"tanya Euis senang
Aluna mengangguk "iyaa..aku udah cuti 2 minggu,aku pengen menghabiskan waktu bersama budhe".
Euis tersenyum "aku juga senang kamu pulang,Luna,lama tidak bertemu"
Aluna tersenyum..
"Ngomong-ngomong kamu sudah punya pasangan,Na?"
Aluna tersenyum dan menggeleng..
"Belum,Euis"
"Tapi kata budhe.."
"Aku menggantikan Alana di hari pernikahannya ia kabur padahal suaminya seorang laki-laki yang sangat tampan"ucap Aluna
"Hmmm..."Euis menatapnya penuh arti "kamu pasti suka padanya?iya kan?kamu jatuh cinta pada suamimu?"
Aluna tersenyum lalu menggeleng "tidak,Euis,nanti jika saatnya tiba aku harus pergi meninggalkan dia"
"Kenapa?"
"Karena dia mencintai Alana"jawab Aluna "oya Euis,saya punya oleh-oleh buatmu"
Aluna masuk ke dalam kamar dan membawa bungkusan "ini buat kamu"
"Apa ini,Luna?"
"Lihatlah.."
Euis membuka bungkusan dan matanya membesar melihat baju yang bagus untuknya
"Woahh...cantiknya.."
"Kamu suka?"
Euis mengangguk senang berkali-kali..
"Terima kasih,Na"ucapnya
Aluna tersenyum "sama-sama Euis"
***
Ini sudah hari kelima Aluna di desa,ia mengerjakan banyak hal bersama budhenya ke pasar,berjualan di warung,berjalan-jalan dengan budhe maupun Euis.
Wajah dan tubuh Aluna pun kembali segar.Seperti sore ini Aluna sudah mandi dan segar,ia duduk di meja teras mulai menggambar gaun.Tiba-tiba ia ingin tahu apa yang sedang di lakukan oleh Ethan.Sudah lima hari mereka berpisah tanpa komunikasi.
Aluna pun sadar diri bahwa ia bukan siapa-siapa bagi Ethan jadi ia pun tidak berani menghubungi Ethan.
Aluna kembali menunduk dan menghela nafas.
Ia merindukan Ethan..merindukan wangi maskulin dari tubuh Ethan.
Merindukan sinar mata yang tajam dari mata Ethan.
Merindukan kata-kata cibirannya lagi.
Merindukan semuanya..

Namun Aluna tidak akan pernah menghubungi Ethan karena ia tahu cintanya tidak pernah berbalas.
"Na.."budhenya mengelus rambut Aluna saat ia melihat gadis malang itu sedang melamun.
"Eh iya budhe.."Aluna tergagap dan tersadar dari lamunannya.
"Kenapa budhe?"
"Ngelamunin apa,nduk?"
"Enggak ngelamun apa-apa budhe"
Budhenya tersenyum "kangen dengan yang ada di jakarta ya?"
Aluna tersenyum.
Malu..
"Nggak budhe.."jawabnya berbohong
"Oh..budhe pikir kangen dengan suamimu"
Aluna tersipu,pipinya memerah.
"Nggak budhe.."
"Oiya kenapa budhe panggil Aluna?"
"Itu makanannya udah matang,ayo kita makan"ajak budhenya.
Aluna tersenyum lalu menutup buku sketsanya dan berjalan mengikuti budhenya ke ruang makan.
"Luna.."
"Ya budhe.."
"Gimana pernikahanmu?"
Aluna mendongak memandang budhe nya "pernikahan Luna?"
"Iya..gimana pernikahanmu?apakah kau bahagia?"
Aluna mengangguk "ya budhe..Luna bahagia,mas Ethan seorang laki-laki yang sangat baik"jawabnya sambil tersenyum.
Budhenya tersenyum.Ia tahu Aluna sedang berbohong,ia menghela nafas sedih
Malang sekali nasibmu,nak..ucapnya dalam hati.
Aluna kembali menekuri piringnya
"Budhe,masakan budhe tambah lama tambah enak lho"puji Aluna mengalihkan pembicaraan.
"Kamu bisa aja,nduk,mungkin karena kamu udah lama ga makan masakan budhe aja"
"Ih..beneran budhe.."
Budhenya cuma tersenyum.Sejak kecil bahkan sejak Aluna masih bayi,ialah yang merawat dan membesarkannya seperti anak sendiri.Ia pun dapat merasakan kesedihan yang di alami putri kecilnya.
***
Ethan menghentikan aktivitas nge gym nya,ia berjalan meraih handuk kecil dan air minum.Ia duduk dan meraih handphonenya..masih belum ada panggilan atau pesan dari Aluna.
Ethan benar-benar kesal,udah seminggu tapi Aluna tidak mengabarinya.Mau nelepon duluan,dia malu..
Ethan melempar kembali handphonenya ke dalam tas dan kembali melanjutkan nge gym nya.
"Hai bro..suntuk amat wajah elo"Reno menepuk pundak Ethan lalu ia duduk di samping Ethan
"Minum.."ia melempar sekaleng minuman dingin ke Ethan yang langsung di terima Ethan lalu mereka minum.
"Kenapa lo bro?tumben amat wajah elo lecek kayak baju belum di setrika?"
Ethan cuma diam saja dan meminum minuman kalengnya tanpa menjawab.
" oh ya gimana kabar istri lo yang cantik itu?"
"Dia pulang ke rumah budhenya di kampung "
"Sejak kapan?"
"Seminggu yang lalu"
Reno tertawa
"Ngapain elo ketawa?ada yang lucu?"tanya Ethan sebal
"Gue tahu kenapa wajah elo lecek"jawab Reno sambil tertawa
"Gak usah sotoy ah lo"sahut Ethan
"Elo kangen kan ama istri elo??ngaku deh elo.."
"Nggak lah..ngapain??gue gak pernah anggap dia istri gue"
Reno tertawa "lain di mulut lain di hati,bro"ucapnya sambil tertawa dan berjalan meninggalkan Ethan sendirian.
Ethan melanjutkan ngegym nya lagi tapi sampe malam juga bayangan wajah Aluna tidak pernah meninggalkan pikirannya.
"Gue mulai sinting kayaknya"ucap Ethan sambil melempar bantal ke samping "tapi gue gak bisa lama-lama berjauhan dengan Aluna,gue akan jemput dia balik!"
"Dia harus ngelayani gue dong,secara dia kan istri gue"
Ethan mengganti pakaiannya dan membawa beberapa pakaian ke dalam koper kecil lalu ia segera menyambar kunci mobilnya dan segera pergi dari rumah.

Kesempatan KeduaWhere stories live. Discover now