Part 44

7.9K 380 15
                                    

"Beli nasi bungkus,bu,satu ama tempe goreng"

"oh iya,mbak Nana,sebentar ya"ucap anak penjual nasi rames yang ada di depan gang tempat Alana ngontrak.

"hmm"Alana cuma menggumam malas.

Sebenarnya masakan di warung ini tidak enak sama sekali dan lauknyaa aduh ampun benar-benar ingin di muntahkan oleh Alana semenjak ia tinggal di kontrakan kumuh itu.Sejak kecil dia selalu makan makanan yang bergizi,bersih dan mahal sekarang gara-gara bayinya yang sial ini ia harus makan makanan murahan ini.

Alana langsung mengambil bungkusan nasi yang di sodorkan oleh anak penjual nasi itu dan tanpa ba bi bu lagi Alana langsung ngeloyor keluar dari warung.

"Dih..janda hamil itu sombong banget ya"bisik ibu-ibu yang suka bergosip di kampung itu "cantik sih tapi sayang lagi hamil gede udah di tinggal ama suaminya"

"iyaa tapi judes"sahut ibu-ibu yang lain

Alana benar-benar gondok mendengar gosipan para ibu-ibu pengangguran itu tapi apa daya memang untuk saat ini lebih baik mengalah daripada keluarga Ethan menemukannya dalam keadaan hamil besar seperti ini.

Alana berjalan menyusuri jalan menuju rumahnya dengan langkah cepat,ia malas harus mendengar gosip lebih banyak lagi.

"Dek Nana"

Langkah Alana harus terhenti saat sebuah lengan kurus menyergapnya.

"Lepaskan aku!!"bentak Alana

Tanpa menoleh pun Alana sudah tahu siapa laki-laki miskin itu.Badannya yang bau benar-benar membuat ia pengen muntah.

"Duh kamu galak sekali,dek"ucap pria itu sambil tertawa memperlihatkan giginya yang kehitaman dan agak ompong itu membuat setiap orang yang melihatnya menjadi pengen muntah.

Tanpa banyak bicara Alana segera masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu tapi di tahan oleh Amat.

"Pergi kau dari sini!!"bentak Alana sambil melotot marah "Pergi atau aku akan teriak agar orang kampung mengetahuinya!"ancam Alana.

Jauh di dalam hatinya,Alana agak sedikit takut bercampur jijik dengan Amat,ia tahu apa yang Amat itu ingin lakukan.

Amat benar-benar jatuh cinta pada wanita ini,tiap malam ia merindukan wanita galak yang ada di hadapannya ini.

Ia menerobos masuk ke dalam kontrakan sempit Alana dan ia ingin memeluk Alana.Tiba-tiba ia merasakan perih di lengannya.Ia melepaskan Alana dan melihat lengannya sudah tergores oleh pisau yang di bawa oleh Alana.

"Kau..."

"Majulah kalau kamu mau aku mampus di depan matamu malam ini!"ancam Alana sambil menghunus pisau dapur di tangannya.

"Dek Nana,jangan main-main dengan pisau!"

Alana menggoreskan pisau itu ke tangannya sedikit.

"Majulah kemari dan aku akan memutuskan urat leherku dan kau akan menyaksikan kematianku dengan mata kepalamu sendiri!"ancam Alana sambil mendekatkan pisau itu ke lehernya yang jenjang.

"Tunggu...tunggu...baik..baik aku akan keluar!!kau gila..wanita gila"ucap Amat sambil memegangi lengannya yang berdarah.

Alana melepaskan pisau itu dan kemudian ia menutup pintu rumahnya dan di kunci dengan kuat.Ia tidak mau berurusan dengan pria miskin dan kampungan itu.

"Aku akan membunuhmu kalau kamu berani mendekatiku lagi!"ancam Alana penuh kebencian.

Esoknya Alana pergi ke pasar,dia mau menjual beberapa pakaiannya agar bisa mendapatkan uang.Uangnya benar-benar habis.

Kesempatan KeduaWhere stories live. Discover now