part 33

14.3K 652 32
                                    

"Nyonya..silahkan buka mulutnya"ucap bik Darsih sambil menyuapi nyonya Rianti yang sudah sadar dari koma nya.

Satu sendok bubur sudah berada tepat di depan bibirnya tapi bibir itu belum juga mau terbuka.Bahkan Nyonya Rianti memalingkan muka tidak sudi melihat Aluna yang berdiri di sudut tempat tidurnya.

Aluna menghela nafas melihat keangkuhan ibunya..betapa angkuh ibunya dan betapa besar kebencian ibunya padanya hingga seperti ini kondisi ibunya,ia tetap membenci Aluna.

"Bukalah mulut anda,nyonya,anda harus segera mengisi perut anda yang kosong kalau anda mau cepat sembuh"ucap Aluna akhirnya.

"Anda tentu ingin bertemu putri kesayangan anda bukan??kalau ingin bertemu dia,anda harus bertahan hidup!"

Aluna menghela nafasnya lagi..

"Anda harus tetap hidup agar bisa terus membenci saya"ucapnya lirih

Ibunya yang terkena stroke hanya bisa meliriknya.Bibir ibunya yang biasa suka memakinya kini miring kesamping dan susah untuk bicara bahkan separo tubuh ibunya tidak bisa di gerakkan lagi.Ibunya kini terbaring lemah seperti sebuah boneka hidup tapi keangkuhannya masih sama seperti ketika ia sehat.

Semalaman Aluna ada di dekat ibunya,menunggu ibunya membuka matanya.Menggenggam tangannya saat ibunya tidak sadarkan diri dan di sana Aluna menangis tersedu.

Kenapa ia bisa memegang tangan ibunya hanya di saat ibunya tidak sadar??kenapa bertahun-tahun lamanya ia tidak bisa menyentuh ibunya?tidak bisa membelai pipi ibunya yang mulai keriput di makan usia?

"Makanlah,nyonya,saya tidak akan berada di sini supaya nafsu makan anda tidak hilang"ucap Aluna sambil mengambil tasnya "bik...kalau ada perlu apa-apa hubungi saya yah..dan ini untuk makan bibik selama saya nggak ada di sini"

Aluna menyelipkan beberapa lembar uang lima puluh ribuan ke tangan pelayan ibunya itu.

"Makasih non..."

"Sama-sama,bik,saya titip ibu saya  kepadamu ya..tolong jaga dia baik-baik"bisik Aluna sambil memandang ibunya.Lalu ia segera pergi..

Ia berjalan sambil sesekali menghapus air mata yang mengalir pelan di pipinya.Siapa anak yang tidak sedih melihat keadaan ibunya seperti itu?kecantikan dan keanggunan wanita itu lenyap di kalahkan oleh stroke yang di deritanya.

Pasti ibunya tidak menyangka berada di saat seperti ini,wanita yang terlahir menjadi wanita kaya penuh dengan keglamouran dan merk branded mahal membalut tubuhnya sekarang hanya memakai baju rumah sakit.

"Sembuhkanlah ibuku ya Tuhan mau sejahat apapun dia padaku..ampunilah ya Tuhan beri dia kesembuhan dari sakitnya biarlah ia terus membenci hamba,hamba tidak akan marah ya Tuhan asal hamba bisa melihat dia kembali sehat seperti dulu"doanya dalam hati.

Belum selesai doanya..

"Mama"teriak seorang gadis kecil dalam sebuah mobil fortuner hitam yang terparkir di bawah pohon yang terbuka jendelanya

"Thalia??"

Aluna mempercepat langkahnya menghampiri anaknya yang tertawa memamerkan giginya yang kecil-kecil.

Aluna membuka pintu mobil fortuner itu dan duduk di sebelah pria yang memakai kacamata hitam dan anaknya duduk di pangkuan pria itu.

"Kamu menjemput Thalia,mas?"tanya Aluna sambil mengulurkan tangan mengambil alih putrinya.

"Iya..tadi aku menelepon budhe buat menggantikannya menjemput Thalia,lagipula aku tahu kamu hari ini off kan?"

Aluna melirik Ethan dengan sebal.

Kesempatan KeduaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ