Part 42

9.5K 484 57
                                    

"Mama,apa kabar?"Aluna baru saja kembali dari liburannya dengan Ethan dan Thalia,ia membelikan beberapa barang untuk orang serumah walaupun bukan barang yang berharga mahal sekali.

Mamanya tersenyum saat melihat Aluna duduk di hadapannya.

"Mama sehat,nak,kamu gimana liburannya?Thalia menyukainya?"tanya mamanya sambil menggenggam tangan Aluna.

"Liburan Luna sangat menyenangkan,ma,Thalia suka banget lihatlah nanti gimana gosong nya kulit dia.Di sana ia main di pantai terus dengan mas Ethan"jawab Aluna sambil tertawa lalu ia mengeluarkan hadiah untuk mamanya.

"Mama,gimana keadaannya?udah jauh lebih baik kah?"tanya Luna sambil membelai telapak tangan mamanya yang sudah mulai keriput.

Biarpun kini kondisi mamanya jauh lebih baik dari beberapa bulan yang lalu namun tubuhnya belum kembali seperti dulu,mamanya masih agak kurus dan di wajahnya muncul guratan-guratan yang menandakan mamanya sudah semakin menua.Tapi di mata Aluna,mamanya masih secantik dulu bahkan lebih cantik..Sekarang mamanya sering tersenyum padanya,membelai kepalanya,ngobrol dengannya dan ngobrol dengan Thalia bahkan sekarang mamanya mau di peluk olehnya.

Aluna sangat bersyukur untuk itu seakan semua kesedihannya selama ini hilang dalam satu detik karena satu pelukan dari ibunya.

"Nak"mamanya menepuk tangan Aluna karena Aluna melamun sambil menatapnya.

Aluna tergagap,ia mengerdip beberapa kali "ya mama?"tanya Aluna kaget

"ada masalah kah?"tanya mamanya dengan suara lambat,sejak ia terkena stroke tempo hari suaranya entah mengapa sangat lambat seperti ini

Aluna tersenyum dan menggeleng "mama,tahukah mama.."

"tahu apa?"tanya ibunya sambil memegang pipi putrinya.Mengapa ia baru melihat bahwa ia memiliki anak perempuan secantik ini?wajahnya bener-bener halus dan cantik.Dan ketika memandangnya kenapa mamanya merasa bahwa Aluna berbeda dengan Alana.Bola mata Aluna hitam sangat jernih bahkan ia tampak seperti tinta hitam yang sangat bening.

"Aluna bahagia,mah"jawab Aluna sambil memegang tangan ibunya yang berada di pipinya sekarang.

"Kenapa,nak?"

"Karena Aluna bisa memegang tangan mama seperti sekarang ini,Aluna bisa memeluk mama dan Aluna bisa berbicara dengan mama panjang kali lebar tanpa rasa takut lagi.Aluna sangat menyayangi mama"ucapnya membuat mata ibunya berkaca-kaca.

Ya Tuhan,alangkah terkutuknya ibu seperti aku sampai aku bersikap sangat jahat kepada anakku sendiri,sampai aku tidak pernah mau berbicara maupun menyentuh darah dagingku sendiri..anak yang sembilan bulan berada dalam rahimku makan apa saja yang ku makan,berbagi kehidupan denganku dan ketika dia lahir ke dunia aku menjadikan dia musuh yang harus aku singkirkan.Jahatnya aku yang bahagia setiap melihat anak ini menangis..menghinanya..mengutuknya dengan sangat kejam!!batin ibunya sambil menangis.

Anak yang aku inginkan kematiannya,dia yang memberi aku kesempatan hidup kedua kalinya.Mungkin aku bukanlah manusia!tangisnya dalam hati.

"Nak,mengapa kau begitu baik padaku??tidakkah kau menaruh kebencian yang sangat besar padaku?kenapa kamu memgusahakan kesembuhanku padahal seumur hidupmu aku tidak pernah melakukan kebaikan padamu dan melakukan kewajibanku sebagai ibumu?"tanya Ibunya sambil bergetar.Air mata mengalir keluar dari mata tuanya yang langsung di hapus dengan penuh rasa sayang oleh Aluna.

Aluna menekankan tangan ibunya semakin erat menempel ke pipinya sebentar lalu ia mendongak memandang ibunya.Ibunya duduk di atas kursi rodanya dan Aluna berlutut di hadapannya.

"Aluna melakukan semua yang Aluna bisa karena..karena mama adalah ibuku..wanita yang sudah mempertaruhkan nyawamu untuk melahirkanku ke dunia"jawab Aluna lembut.Ia memandang tepat di bola mata ibunya.

Kesempatan KeduaWhere stories live. Discover now