2

22.8K 1.2K 23
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 22:00.
Daniel masih berkeliaran di jalan dengan mobil merah kesayangannya. Dia terus memikirkan jalan keluar dari permasalahannya yaitu ia harus mendapatkan wanita yang mau menjadi istrinya. Itu bukan hal yang sulit bagi Daniel. Harta yang ia miliki dan ketampanannya sudah cukup menjadi modal untuk menaklukkan hati setiap gadis yang ia inginkan.

Tapi, masalahnya adalah Daniel tidak suka dengan wanita yang posesif dan matrealistis. Bukan karena takut kehabisan uang, Daniel hanya takut jika wanita itu terlanjur nyaman dengan kehidupannya sehingga ia tidak ingin melepaskan dirinya dan mulai menjadi wanita posesif. Lagipula, mana ada wanita yang mau menikah dengan perjanjian yang membuat dirinya kapan saja bisa jadi seorang janda.

Daniel memijit keningnya dengan tangannya yang tidak memegang stir mobil. Ia terpikir sesuatu. Ia mulai meminggirkan mobilnya dan meraih handphonenya. Setelah menekan beberap angka, telepon Daniel sudah terhubung.

"Halo, apakah kau sudah menemukan yang ku minta?

"Sudah tuan. Akan ku kirimkan lewat emailmu sekarang juga"

"Baiklah. Aku menunggu"

Setelah teleponnya terputus, sebuah email masuk ke Handphone Daniel. Tanpa menunggu lama pria itu langsung membuka email. Setelah membaca email itu, ia mulai kembali melajukan mobilnya.

▪▪▪

Kayla memarkirkan motornya di halaman rumahnya. Kayla hanya tinggal sendirian di rumah kostnya yang begitu sederhana. Ayah dan ibunya telah meninggal setahun setelah ia lulus kuliah. Ia tinggal di kota demi menyambung hidupnya yang begitu pas-pasan. Bibi dan pamannya ada di kampung. Kondisi mereka juga tidak memungkinkan Kayla menumpang hidup bersama mereka.

Kayla yang masih berumur 24 tahun harus merasakan susahnya hidup di kota besar sendirian. Untung saja ada Keiza, sahabat sekaligus teman yang selalu ada untuknya.

Kayla membuka pintu rumahnya lalu menyalakan lampu rumahnya. Hampir saja Kayla lari ketakutan keluar rumah saat ia melihat seorang pria tampan sedang duduk manis di ruang tamu rumahnya.

"Siapa kamu?" tanya Kayla lalu mengambil sebatang sapu yang berada di dekatnya. Ia memasang ancang-ancang seperti ingin memukul.

Pria itu hanya menatap Kayla dengan tatapan yang sangat sulit di artikan. "Apa kau sudah melupakanku Kayla Vanesha?" tanya pria itu dengan nada dingin.

Kayla memutar otaknya berusaha mengingat siapa pria yang sedang duduk manis sambil mengangkat kaki di hadapannya sekarang.

"Sudah lupakan saja. Kau memang pelupa," kata pria itu lalu mulai memperbaiki posisi duduknya. "Aku adalah pria tak bersalah yang kau pukul 2 hari yang lalu di parkiran mobil sebuah mall tepat jam 2 siang. Sudah ingat?" tanya pria itu lagi.

Mata Kayla seketika membesar. Ia menatap pria itu dengan intens dan beberapa saat kemudian ia sudah mengenali pria itu. "Ka..kau--" kata Kayla kaku.

"Pertama-tama biar aku perkenalkan diri. Namaku Daniel William. Kau bisa memanggilku Daniel"

Kayla melepaskan sapunya.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Kayla to the poin.

"Kau tipe orang yang tidak suka berbasa-basi rupanya. Baiklah. Aku ingin kau masuk penjara," kata Daniel santai. Berbanding terbalik, jantung Kayla seperti berhenti berdetak.

"Apa?! Apa maksudmu?!"

"Kau telah melakukan penganiayaan terhadapku dan sebagai gantinya aku ingin kau masuk penjara"

Kayla menelan salivanya kasar. "Apa kau sudah gila?! Kau memasukkan orang ke penjara seperti membunuh seekor nyamuk"

"Bukannya kau seekor nyamuk?" kata Daniel meremehkan Kayla. Tak terima dengan perkataan Daniel, Kayla berusaha membela dirinya.

"Aku juga bisa menuntutmu atas tuduhan pen..pen--"

"Pencurian? Penyelundupan?" sambung Daniel.

"Bukan itu!! Pen..pen--" kata Kayla berusaha berpikir.

"Penindasan?" sambung Daniel lagi.

"Diam!! Aku tidak tahu. Yang jelas kau telah masuk ke rumahku dengan cara sembunyi-sembunyi dan tanpa izin dariku. Aku akan menuntutmu atas dasar itu"

Daniel tersenyum miring. "Silahkan. Kau tidak punya bukti apapun. Sekali punya, aku juga akan tetap bebas. Berbeda dengan kau. Kau akan di penjara untuk waktu yang lama dan akan di bebaskan saat masa hukumannya berakhir atau kau mampu membayar uang jaminan. Ya sekitar 500 juta," kata Daniel berbohong.

"Apa?!!"

"Ya. Aku sudah punya rekaman CCTV yang menunjukkan dirimu sedang memukuliku dengan semena-mena"

Jantung Kayla mulai berdetak sangat cepat. Ia mulai takut dengan ancaman pria itu. "Apa mau mu?" tanya Kayla lagi. Daniel kembali tersenyum.

"Kau juga pandai membaca situasi rupanya. Mari kita buat perjanjian. Silahkan duduk "

Dengan ragu, Kayla duduk berhadapan dengan Daniel. Saat Kayla sudah duduk, pria itu memberikan sebuah map.

"Ayo buka. Keinginanku tertulis jelas di kertas dalam map itu," kata Daniel. Kayla mengikuti perintah Daniel.

"Perianjian. Daniel William sebagai pihak pertama dan tersangka yang bernama Kayla Vanesha sebagai pihak ke dua. Pihak kedua bersedia menikah dengan pihak pertama selama jangka waktu yang ditentukan pihak pertama. Pihak kedua wajib mengikuti semua keinginan pihak pertama. Pihak pertama bebas mengubah perjanjian tanpa seizin pihak kedua. Pihak kedua tidak boleh melanggar perjanjian yang dibuat pihak pertama. Jika pihak kedua melanggar, ia akan dikenakan denda sebesar 15 Miliar Rupiah"

Mata Kayla membesar saat membaca nominal dalam surat perjanjian itu. Ia lalu menatap Daniel yang sedang memainkam handphonenya.

"Apa kau sudah gila?!! Bagaimana bisa kau mengajakku menikah dengan cara seperti ini!" kata Kayla dengan sedikit berteriak. Daniel memalingkan tatapannya ke Kayla dan menyimpan kembali handphonenya di saku jasnya.

"Kau ingin seperti apa? Apakah aku harus berlutut di hadapanmu dan memintamu agar mau menikah denganku seperti dalam film-film romantis? Hey hey.. Kau lupa, kau telah menganiayaku," kata Daniel meremehkan. Kayla berusaha menahan amarahnya dan tetap sabar.

"Dalam perjanjian ini, aku sama sekali tidak diuntungkan"

"Untungmu adalah kau tidak masuk kedalam penjara dan menjalani hidup sebagai seorang istri dari seorang pria tampan"

"Bagaimanapun, aku tidak mau!!" tolak Kayla.

"Baiklah. Aku akan menelpon polisi"

Daniel mengambil kembali handphonenya lalu menekan beberapa angka di layarnya. Beberapa saat kemudian, nada sambung telepon terdengar.

"Selamat malam. Saya ingin melaporkan suatu kejahatan," kata Daniel dengan santai. Kayla mulai kelabakan. Dengan buru-buru iya merampas handphone pria itu dan memutuskan panggilan teleponnya.

"Aku setuju. Aku setuju dengan perjanjian itu," kata Kayla pasrah. Daniel kembali tersenyum miring.

"Pilihan yang tepat. Aku tidak akan memintamu untuk tidur bersamaku. Aku cuma ingin kau menjadi istriku"

"Terserah kau saja. Kapan kita menikah?"

"Lusa"

"Apa?!!"

***

Update lagi guysss....
Jangan lupa buat vote atau ngasih saran. Dua-duanya juga boleh :D

Gue harap kalian masih mau nunggu part-part berikutnya.

Love you,
Bekicotmangap

Let Her Go (COMPLETE) ✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang