12

15.1K 851 16
                                    

Sudah 1 bulan lebih Daniel dan Kayla berada di Paris. Proyek dadakan yang didapatkan Daniel membuatnya harus tinggal di tempat itu lebih lama.

Daniel dengan setelan tuxedo hitamnya sudah duduk manis, menunggu Kayla yang tak kunjung selesai. Malam ini mereka akan menghadiri acara makan malam yang diadakan Daniel. Pria itu sudah menawari Kayla agar ia dirias oleh penata rias tapi wanita itu menolak.

"Daniel?" tegur Kayla dari balik pintu kamarnya. Daniel menengok.

"Kau belum selesai juga? Kita bisa ter--"

"Berhentilah bicara, tuan pemarah. Kau tidak tahu betapa menderitanya aku," ketus Kayla. "Kemarilah. Aku perlu bantuanmu"

Daniel dengan malas berjalan ke kamar Kayla. Ia penasaran, apa yang membuat wanita itu tak kunjung selesai.

"Ada apa?" ucap Daniel.

"Begini. E..aku.."

"Bicara yang jelas. Kau kenapa?"

"Aku merasa malu menggunakan gaun yang kau berikan. Bisa kau gantikan?"

"Tidak. Aku sudah memesan gaun itu khusus untukmu jadi jangan buat aku kecewa. Hanya malam ini, Kayla. Ayolah," bujuk Daniel.

"Baiklah. Kalau begitu, bisa kau membantuku menaikkan resleting gaunku? Aku tidak bisa melakukannya sendiri. Aku sudah berusaha daritadi," ucap Kayla sedikit malu. Daniel memutar bola matanya malas.

Kayla lalu membalikkan tubuhnya, membelakangi Daniel. Pundaknya yang terbuka terlihat jelas oleh Daniel. Kayla menahan rambutnya yang tergerai dan Daniel mulai menaikkan resleting gaunnya. Gaun itu terlihat sempurna di tubuh Kayla. Lekukan tubuh Kayla terlihat begitu jelas.

Daniel menelan salivanya kasar. "Sial!" batin Daniel.

"Terimakasih," ucap Kayla lalu kembali membalikkan badannya menghadap Daniel. "Kau kenapa? Kenapa kau berkeringat? Apa di sini panas?" tanya Kayla bingung saat ia melihat kening Daniel be keringat.

"Ti..tidak. Tuxedoku ini membuatku gerah," bohong Daniel. "Aku akan menunggumu di luar," sambungnya lalu berjalan keluar dari dalam kamar Kayla.

"Aneh"

***

Flash kamera terus menghujani wajah Daniel dan Kayla saat mereka baru turun dari mobil. Untung saja Daniel membawanya masuk ke dalam gedung dengan cepat. Kayla merasa matanya sudah tidak sanggup terbuka karena terasa begitu perih.

"Kau kenapa?" tanya Daniel kepada Kayla yang berdiri di sampingnya sambil terus mengipas-ngipas wajahnya dengan kedua tangannya.

"Huaaa...mataku perih sekali!! Aku bisa-bisa jadi buta gara-gara flash kamera tadi"

"Jangan disentuh atau dikucek. Kau akan menambah rasa perihnya dan.. kau akan membuat bulu mata palsumu itu terlepas. Kau tidak ingin bulu matamu panjang sebelah, kan?"

"Aku tahu, Daniel. Kau tidak perlu mengajariku"

"Bagus. Ternyata kau pandai berdandan juga. Kau terlihat cantik dan.." kata Daniel menggantung. Kayla yang daritadi dipeluk pinggangnya oleh Daniel, mulai curiga.

"Dan apa?" tanya Kayla. Daniel mendekatkan wajahnya ke telinga Kayla.

"Dan seksi," jawab Daniel dengan nada jahilnya. Seketika Kayla merasa pipinya mulai memanas.

"Berhentilah menggodaku, Daniel"

"Tidak akan"

Pintu lift terbuka. Mereka berjalan dengan santai. Dengan warna pakaian yang senada, mereka terlihat begitu serasi. Daniel dan Kayla berjalan melewati para tamu-tamu yang sepertinya sedang memperhatikan mereka.

Let Her Go (COMPLETE) ✅✅Where stories live. Discover now