11

15.7K 854 13
                                    

Kayla menatap dirinya di pantulan cermin kamar mandi dengan air mata yang seakan-akan tidak ingin berhenti mengalir. Seharusnya ia tidak perlu menangis karena perkataan Sherina. Itu semua benar dan Daniel juga mengakuinya.

Tapi, hati Kayla seakan menolak pernyataan sepasang kekasih itu.

"Jangan terlalu berharap, Kayla. Kau tahu kalau jatuh cinta padanya bukan hal yang tepat. Tapi kau bodoh. Kau tidak bisa mencegah perasaanmu itu agar tidak muncul meski kau tahu akan banyak rasa sakit yang kau rasakan setelahnya," kata Kayla menghujat dirinya sendiri sambil terus menatap dirinya di pantulan cermin dan menyeka air matanya.

Di taman belakang, Daniel, Sherina dan Kayla menikmati sarapan paginya. Daniel dan Sherina tentu saja duduk bersebelahan sedangkan Kayla duduk sendirian.

"Kita akan pergi nanti malam. Aku dapat undangan dari temanku yang baru datang dari Jerman," kata Sherina saat Daniel sedang melahap roti bakarnya.

"Kayla, tolong berikan gula pada teh-ku. Tidak perlu terlalu banyak. Samakan saja takaran yang biasa kau gunakan jika membuatkanku teh," ucap Daniel kepada Kayla. Kayla mengangguk. Sherina tampak kesal karena Daniel mengacuhkannya.

"Daniel!! Kau mendengar aku atau tidak?!!" bentak Sherina. Daniel menatap Sherina tajam.

"Apa? Aku mendengarkanmu. Kau tidak perlu berteriak seperti itu. Aku tidak suka," ucap Daniel dengan nada dinginnya. Dalam hati Kayla bersorak.

"Baiklah. Kalau begitu aku ingin berbelanja. Kau mau menemaniku?" tanya Sherina.

"Emmm" balas Daniel singkat.

"Terimakasih. Kau memang sangat mengerti aku," kata Sherina lagi lalu mencium pipi Daniel sekilas. Api cemburu mulai merogoti hati Kayla.

"Kay, aku kira kau suka coklat. Kenapa kau tidak memberikan rotimu selai coklat? Selai itu khusus kubelikan untukmu. Makanlah," ucap Daniel lalu tersenyum ke arah Kayla.

"Kenapa kau mampu membuat hatiku terluka dan bahagia pada saat yang sama, Daniel? Apa jatuh cinta sekejam ini?" batin Kayla sambil terus menatap Daniel.

"Kay?" tegur Daniel sehingga Kayla tersadar dari lamunanya.

"Ya," balas Kayla sambil pura-pura tersenyum.

"Astaga!! Apa lagi ini? Aku permisi sebentar," Kata Daniel saat sebuah panggilan masuk ke handphonenya. Saat Daniel pergi, Sherina mulai menatap Kayla.

"Kau, Kayla. Apa kau tidak ingin bercerai dari Daniel?" kata Sherina tiba-tiba yang membuat Kayla sedikit kaget.

"Maksudmu?" tanya Kayla lagi.

"Aku ingin kau menceraikan Daniel. Aku akan memberimu uang dan menjamin hidupmu tidak kekurangan apapun asalkan kau mau menceraikan Daniel. Bagaimana?" kata Sherina dengan nada angkuh.

"Aku tidak akan melepaskan Daniel. Sampai kapan pun," tegas Kayla. Sherina tertawa jahat.

"Aku tahu alasannya. Karena hidupmu akan lebih terjamin jika bersama Daniel. Benar, kan? Wanita mana yang mau melepas pria seperti Daniel. Kaya, tampan. Kurang apa lagi?"

"Maaf tapi aku Aku bukan wanita sepertimu. Aku memilih bersama Daniel bukan karena harta atau apa yang ia miliki sekarang. Aku benar-benar berbeda denganmu"

"Kau mencintainya, kan? Kalau begitu lepaskan dia. Kau ingin melihat orang yang kau cintai bahagia? Berikan dia untukku. Bahagianya hanya ada saat bersamaku"

"Aku akan meninggalkannya saat dia yang memintaku. Bukan kau," kata Kayla lalu pergi meninggalkan Sherina.

"Aku akan buat dia memintamu meninggalkannya. Tunggu saja, Kayla," kata Sherina dengan wajah merahnya.

Let Her Go (COMPLETE) ✅✅Where stories live. Discover now