Hadiah untuk Kayla (35)

11.1K 618 14
                                    

Rekomendasi : DENGAR LAGU YANG DI MULMED SAMBIL BACA PART INI.

***

Setelah Kayla siuman, Daniel belum mau mengatakan pada wanita itu bahwa ia sudah tahu tentang penyakit nya.

Hati Daniel semakin teriris saat melihat bagaimana Kayla berakting seolah dia baik-baik saja. Tersenyum manis untuk menutupi rasa sakit yang ia rasakan. Ia juga berusaha terlihat seperti biasanya, meski batinnya menangis terisak.

Daniel saat ini sedang menyuapi Kayla. Wanita itu tidak ingin makan padahal Dimas sudah mengatakan dengan jelas bahwa dia harus makan jika ingin minum obat. Bukan Daniel namanya jika tidak bisa memaksa Kayla.

"Daniel, apa Caca tahu kalau aku masuk rumah sakit?"

"Ya. Aku menyuruh Keiza untuk memberitahunya tadi pagi"

"Bagaimana reaksinya?"

"Katanya, dia sempat menangis. Tapi Keiza bisa mengatasinya"

"Baguslah. Yang mengantarnya ke sekolah siapa?"

"Keiza"

"Kalau begitu kita pulang saja, Daniel. Aku tidak tega meninggalkan Caca sendirian"

"Tidak, tidak, tidak. Tenang saja, Kayla. Dia akan datang ke sini setelah pulang sekolah dan kau bisa bertemu dengannya"

"Aku mohon. Kita pulang, yah." Kayla memasang wajah memelasnya dan Daniel mulai tergerak hatinya. Sebelum efek the power of Kayla membuatnya semakin bimbang, Daniel membungkam mulut Kayla dengan sendok.

"Berhenti bicara. Sekarang buka mulutmu dan habiskan makan siangmu," perintah Daniel masih menempelkan sendok makan pada mulut Kayla. Dengan kesal, Kayla membuka mulutnya.

"Pintar," ucap Daniel seraya tersenyum. "Kau itu masih dalam pengawasan dokter, Kay. Aku tidak mau sampai terjadi apa-apa padamu"

"Iya, Daniel. Setelah makan dan minum obat, bawa aku ke taman, yah. Aku butuh udara segar"

"Iya"

Setelah selesai makan dan minum obat, Daniel membawa Kayla ke taman rumah sakit, sesuai janjinya tadi. Tapi sebelum membawa Kayla keluar kamar, ia sudah meminta izin Dimas terlebih dahulu.

Daniel dan Kayla duduk di bangku taman. Anak-anak yang berlarian dengan begitu bahagia menjadi pemandangan indah bagi Daniel dan Kayla.

"Kau tahu kenapa banyak anak-anak di sini?" ucap Kayla tanpa melihat Daniel.

"Tidak. Aku tidak tahu"

"Pemilik rumah sakit ini punya yayasan khusus untuk anak penderita kanker. Mereka semua adalah anak-anak yang menderita penyakit mengerikan itu. Dan anak-anak yang datang ke rumah sakit hari ini adalah yang mendapat giliran untuk kemo"

"Sepertinya kau tahu banyak soal rumah sakit ini"

"Ya. Dimas yang menceritakan"

"Ohh begitu"

"Apa mereka bisa sembuh?" kata Kayla membuat Daniel menoleh ke arahnya.

Daniel tahu saat ini Kayla bukan sedang memikirkan anak penderita kanker itu melainkan sedang memikirkan dirinya.

"Tentu saja. Biarkan aku tunjukkan bukti bahwa orang yang sakit parah bisa sembuh"

Daniel mengeluarkan handphonenya, berakting sepeti ia sedang menemukan artikel dengan judul yang sama dengan yang ia katakan.

"Ini dia." Daniel membalikkan posisinya jadi menghadap Kayla. "Gadis berusia tujuh belas tahun sembuh dari penyakit kanker darah. Seorang pria berumur 25 tahun berhasil sembuh dari penyakit gagal ginjal. Ini lagi, wanita 27 tahun berhasil sembuh dari penyakit jantung kronis. Banyak yang berhasil sembuh, Kay," bohong Daniel. Di layar handphonenya tidak menampakkan artikel manampun yang menunjukkan daftar nama-nama orang yang berhasil sembuh dari penyakit mengerikan.

Let Her Go (COMPLETE) ✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang