Goodbye (40)

16.3K 653 83
                                    

Rekomendasi : Baca part ini sambil dengar lagu di mulmed atau dengar lagu yang menurut kalian sedih banget.

***

"Daniel, mau berjanji padaku?"

"Apa? Janji apa?"

"Berjanji kau akan tetap bahagia meski tanpaku. Berjanji kau akan membuat dirimu juga Caca merasa baik-baik saja tanpa kehadiranku"

"Kenapa aku harus berjanji?"

"Karena janjimu membuat aku bisa pergi dengan tenang"

"Kau mau pergi kemana?"

Daniel terbangun dari tidur singkatnya dengan nafas yang saling memburu serta wajah yang dipenuhi keringat.

Dia mengusap wajahnya kasar saat menyadari itu hanya mimpi di siang bolong, hasil dari ketiduran di kamar Kayla.

Daniel masih duduk di atas ranjang milik Kayla, menenangkan perasaannya yang tiba-tiba sesak.

Daniel datang kerumah karena ingin mengambil sebuah file. Rasa rindu membuat Daniel tanpa sadar melangkah masuk ke dalam kamar Kayla. Dia merasa sangat nyaman saat berbaring di atas ranjang wanita itu. Bau tubuhnya masih tercium disana, membuat Daniel enggan untuk pergi dan akhirnya ketiduran.

Dia beranjak pergi keluar dari kamar Kayla menuju Kamar Casa. Daniel merasa hatinya memilu saat melihat Casa tertidur sambil memeluk sebuah bingkai foto yang menunjukkan wajah Kayla dan juga wajahnya.

Daniel yakin bahwa Casa dari tadi menangis. Jejak air matanya masih begitu jelas terlihat olehnya.

Daniel mengusap kepala Casa sambil tersenyum pilu. Dalam diam dia bertanya pada dirinya sendiri. Kenapa ini bisa terjadi? Apa ini salahku?

"Bunda, bangun. Caca rindu bunda"

Air mata Daniel lolos begitu saja dari kelopaknya ketika mendengar Casa mengigau memanggil nama Kayla.

Cukup lama ia memandang Casa yang sedang tertidur dengan air mata yang sepertinya tak ingin berhenti keluar.

Daniel menyeka air matanya sebelum keluar dari kamar Casa. Saat dia baru keluar, handphonenya tiba-tiba berdering.

"Ya. Ada apa, Dimas?"

"Kau harus ke sini sekarang. Kayla kritis"

***

Daniel berhenti berlari saat melihat Dimas berdiri di depan pintu Ruang ICU.

"Apa aku terlambat?" kata Daniel pelan.

"Dia baik-baik saja. Sekali lagi, Kayla bisa melewati masa kritisnya"

Daniel melewati tubuh Dimas lalu kembali berlari ke arah hospital bed Kayla.

Disana dia mencium tangan Kayla dengan air mata yang bercucuran. Daniel tidak tahu apa yang akan dia lakukan jika seandainya tadi Kayla tidak tertolong.

"Kita harus mencari pendonor secepatnya, Daniel. Aku tidak bisa menjamin Kayla bisa selamat jika keadaannya seperti ini," ucap Dimas dari belakang Daniel.

"Aku yang akan jadi pendonor untuk Kayla," kata Daniel yang membuat Dimas sontak kaget.

"Kau sudah tidak waras. Kau tahu apa yang akan terjadi jika mendonorkan jantungmu pada Kayla?"

Daniel berdiri menatap Dimas. "Aku tahu. Aku akan meninggal"

"Lupakan saja niatmu itu." Dimas baru hendak berjalan pergi tapi Daniel menahannya.

Let Her Go (COMPLETE) ✅✅Where stories live. Discover now