Fake- part 18

873 106 37
                                    

Memendam rasa hanyalah membuat diri seseorang menjadi pribadi yang berbeda
-Keira-

•••

Sudah tiga minggu berlalu, sejak terjadinya moment yang membuat aku tidak bisa berhenti memikirkan nya.

Hati maupun fisik ku kini masih terus menerus mencari dirinya, buah pikir yang sudah aku hasilkan pun terus aku abaikan.

"Apa gue harus berhenti? "
"Apa gue munafik? "
"Apa gue gak pantes dianggap sebagai teman? "
"Apa gue seorang penghianat bagi Vita? "

Vita, apa dia benar-benar mencintai nya?
Sejauh ini aku terus memperlihatkan senyum senang ku saat Vita mulai membicarakan nya, Terlalu munafik bukan?

Munafik, kata itu memang pantas menggambarkan diri seorang Keira kini.

"Kei" tiba-tiba suara seseorang terdengar oleh ku.

"Vela" aku menoleh ke arahnya yang kini duduk di samping ku.

Vela diam, dia hanya menatap langit biru yang berada di atas kami.
Aku pun juga sama dengannya.

"Berhenti liatin fake smile lo kei" ucap nya, aku melihatnya sebentar, lalu mengalihkan pandangan ku lagi.

"Fake smile apanya? " kata ku, pura-pura tak mengerti.

"Gue tau lo masih suka sama ka Albyan, dan di lain sisi lo mikirin perasaan Vita kan? " Vela membalikkan posisinya ke arahku.

Aku hanya terdiam mendengar Vela yang tahu isi hati ku.

"Walaupun lo mikirin perasaan orang lain tapi lo juga gak boleh jadi pengecut kaya gini" ucap Vela lagi

"Pengecut?" aku menatap Vela yang kini terlihat serius.

"Iya pengecut, orang yang selalu nyembunyiin perasaan nya, kaya lo gini" tegas Vela

"Lo tau kan kei, di film-film seorang pengecut itu gak akan ngedapetin apa yang dia mau, bahkan bisa aja kehilangan apa yang dia punya kaya teman, cinta maupun kebebasan"

Kata-kata Vela membuatku berpikir kembali.

"Lo gak bakal bisa ngejaga perasaan Vita sampai akhir Kei, persahabatan yang baru kita jalin ini bakal jadi sia-sia kalo di masa depan ada sesuatu yang ngerusak segalanya kan? " Vela tersenyum padaku.

"Maksud lo perasaan gue? "

"Yap, gimana kalo nanti tiba-tiba perasaan lo itu meledak. BOOM ngerusak segalanya kan" Vela terkekeh sendiri.

"Gue gak mau itu terjadi Vel, jadi apa gue harus jujur dari sekarang? "

Vela mengangguk padaku, aku menatap nya lalu tersenyum.

"Oke, sekarang gue udah ngerasa lebih yakin " kataku semangat.

"Makasih Velaaa" ucap ku senang.

"Iyaa, lagi pula gue ngelakuin ini juga buat kesenangan gue" jawabnya yang membuat ku bingung.

"Maksud lo? "

"Udah lama tau kei, sejak terakhir kita curhat-curhat alay, ngehayal bareng, rada caper sama gebetan, ahh gue rasa moment itu bakal dateng lagi "kata Vela sambil nyengir.

"Haha iya juga ya Vel, eh tapi tunggu. Sejak kapan gue caper sama gebetan? Itu mah lo aja kaliii" ledek ku.

"Ihh lo gak inget dulu siapa yang sering ngajakin gue ke kantin cuma buat ngecengin doi" Vela menaikkan sebelah alisnya.

Only HopeKde žijí příběhy. Začni objevovat