Again - part 25

859 84 53
                                    

"Diii" panggilku sambil menatap ke arah Dio yang masih memegang tanganku.

"Eh emm sorry Kei. " katanya lalu melepaskan genggamannya.

Aku hanya mengangguk tersenyum, sekarang kami masih di koridor gedung B tapi jarak kami sudah jauh dari semua kakel yang bergerombol tadi.

"Lo ngapain lewat sini Kei? " tanyanya, sambil berjalan tanpa melihat ke arahku.

"Oh tadi gue tuh mau ke atas, eh tau nya banyak anak cowok yang lagi ngerumpi di tangga jadinya gue lewat tangga gedung B deh. " jelasku.

"Haha lagi ngerumpi? Lo pasti malu kalo lewat situ kan? " katanya menoleh ke arahku.

"Iyalah Di, orang cowok semua. " jawabku, Dio hanya tersenyum padaku.

"Lo sendiri ngapain kesana? " tanyaku.

"Emm ngapain ya? Gue lupa hehe" jawabnya sambil tertawa renyah.

"Masih muda kok pikun haha" ledekku, dia pun hanya menggaruk kepalanya sembari senyum meringis.

"Gue kira lo gak masuk, " ucapku.

"Tadinya sih gitu, tapiii" Dio berhenti.

"Tapi kenapa? " aku pun juga berhenti.

"Tapi kan gue mau ngasih first greet yang lo tunggu itu Kei haha"

"Ihh apaan sih Di, gak banget deh. " kataku malu lalu jalan mendahuluinya.

"Kei kok ninggalin sih? " dia menjajarkan posisinya di sampingku.

"Engga-engga gue bercanda kali Kei. "

"Iyaa" jawabku.

"Kemarin lo gak masuk? Kemana? " lanjutku.

"Kemarin gue ada acara keluarga di bandung, baru aja jam 3 pagi tadi pulang." katanya.

"Kenapa gak izin aja? Kan cape pulang jam segitu. "

"Cape sih, tapi ada sesuatu yang harus gue lakuin jadinya masuk deh. " jawabnya.

"Oh, sesuatu apaan? " tanyaku kepo.

Triiinnggg -bunyi bel masuk-

"Emm udah masuk Kei, cepetan yu. " ajak Dio tanpa menjawab pertanyaanku.

Aku hanya mengangguk.

Kami pun mempercepat jalan kami dan berhenti di tangga untuk berpisah, karna Dio adalah anak IPA dan kelas anak IPA tuh ada di atas.

"Lo lurus kan? " tanyanya.

"Iya,"

"Kalo gitu kita pisah disini Kei. "

"Oke deh, Yaudah bye Di. " jawabku sambil tersenyum.

Belum sempat kami melangkahkan kaki untuk berpisah, tiba-tiba seorang guru menghampiri kami.

"Hey kalian. " kata guru itu yang aku tidak tahu siapa namanya.

"Iya bu? " aku dan Dio langsung salim kepadanya.

"Ibu bisa minta tolong kasih ini ke kelas 11?" katanya sambil menunjukkan buku paket Geografi.

Aku dan Dio saling menatap, "bisa bu. " jawab kami bersamaan.

"Nanti tolong kasih tau halaman mana aja yang mereka kerjakan ya! " katanya yang mulai membuka halaman demi halaman.

"Coba sini dengarkan, " perintahnya, Dio melihat ke arahku seperti menyuruh aku yang harus mendengarkan.

Only HopeWhere stories live. Discover now