Modus- part 23

927 77 61
                                    


Sudah ku katakan, aku hanyalah seorang wanita yang ingin selalu mendapatkan senyum terindahmu.
-Keira-

•••

Aku berlari ke dalam kelas di sertai senyum yang merekah.

"Assalamu'alaikum" salam ku layaknya orang yang baru datang.

Hening, pandangan seisi kelas mengarah kepadaku.
Aku berjalan dengan tersenyum di sertai langkah kaki yang melangkah pasti.

"Kei lo kenapa? " tanya Vita bingung.

Aku menggeleng dengan senyum.

"Aneh lo Kei, ke sambet setan loker ya? " ucap Aurel, Aku terkekeh mendengarnya.

"Bocah pada liatin lo tuh." kata Niken.
Aku mengalihkan pandangan ke seluruh arah.
Aku menjadi malu tapi tetap stay cool.
"Ngapain pada ngeliatin gue? Ada yang salah? Kerjain tuh pr, 5 menit lagi masuk. " kataku menahan malu.

Semua tersadar dan kebisingan pun kembali lagi.

"Nanti gue ceritain pas istirahat okee!" kataku pada Vita, Niken, Aurel.

"Whatever Kei, tapi cepetan lo juga belum selesai kaliiii" teriak Aurel.

"Oiyah hehe" dengan cepat aku kembali membuka buku tugasku.

"Woy nomer 8 apaan? "
"B"
"Tipe-ex woy tipe-ex! "
"12?"
"E"
"19 apaan sih? "
"Gak tau anjir, susah banget. "
"Tinggal tang ting tung elah"

Keadaan kelas yang berisik sudah menjadi hal yang lumrah di kelas X IPS 5 saat ada pr mendadak seperti ini. Hehe

"Sekian pelajaran kita hari ini anak-anak, Reihan tolong bawa tugas ini ke meja ibu ya. " kata Bu Wina dengan tersenyum.

"Huu dasar guru, se-enaknya aja ngasih tugas. "
"Gak bisa ngeliat murid free sedikit apa? "
"Mana ngasih soal bejibun susah lagi arrgghh. "

Bertubi-tubi keluhan seisi kelas
se-te-lah Bu Wina meninggalkan kelas.
-kalo sebelum bisa berabe wkwk-

"Sssttt, yang penting kita udah ngerjain kan? " kata Reihan sambil menumpu rapih buku tugas kami.

"Iya elah berisik banget lo pada huu" sambung Niken yang setia membantu Reihan merapihkan buku. -pacar yang baik -

"Eh tapi jangan ada yang ngasih tau loh kalo sebagian dari kita ngerjain pr di sekolah. " kata Aurel.

"Iya tuh awas aja kalo cepu." sambung Vita.

Yang lain menjawab mendukung, tapi bagi yang mengerjakan di rumah mereka hanya diam karna menjadi kaum rajin yang minoritas hihi.

Seperti Lefany, sejak pertama masuk dia adalah murid yang rajin, tidak banyak bicara dan terlalu introvert menurutku.
Entah mengapa aku ingin sekali berteman dengannya meskipun sulit mengerti sifatnya.

"Selamat pagi menjelang siang anak-anak. " sapaan yang paling tidak ingin di dengar oleh telinga kami pun datang.

Bu Ratna, guru Sosiologi yang selalu on time dan gak ngijinin muridnya bahagia.

"Tidak ada coretan, tipe-ex an, labelan, semua itu No no no no! "

Only HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang