6. Henderson Company

44.6K 3.6K 91
                                    

Asyiiikkk update...

Sebenarnya aku lagi kesel banget. ini semua gara-gara flashdisc yang eror jadi cerita yang sudah aku tulis 3 bab hilang begitu saja saat mau di share.

Gondok? Banget.

Kehilangan ide? Sempet.

Males nulis? Iya.

Tapi lihat komen kalian yang suka sama cerita ini jadi aku lanjut.

Sorry ya klo bab ini ga banyak, soalnya idenya cuma batas ini.

Happy reading dan jangan lupa tinggalkan jejak.

============

"KIAAA!" Wanita itu menoleh ke sumber suara dan mendapati sosok mungil berlari ke arahnya. Senyumnya merekah menunjukkan lesung di kedua pipinya.

"Congratulation, Kia!" Tubuh mungil itu memeluknya.

"Selamat untukmu juga, Lorry!" Wanita bersurai hitam itu balas memeluknya. "Akhirnya kita bisa mencari pekerjaan yang lebih baik lagi!"

Kia, panggilan Lorry untuk sahabatnya Kiara, adalah sosok yang cukup dekat dengan Kiara tiga tahun belakangan. Mereka sama-sama menimba ilmu dan bekerja paruh waktu di tempat yang sama. Lorry mengetahui status Kiara dan juga cukup dekat dengan keluarganya.

"Kau benar, aku bosan menjadi pelayan. Kerjaannya sangat melelahkan, ditambah lagi gajinya yang sangat kecil!" Gerutu Lorry.

Kiara tersenyum. Yang dikatakan Lorry memang benar, namun hanya itu satu-satunya pekerjaan yang bisa mereka ambil disela-sela waktu kuliah mereka. "Setidaknya kita tetap bersyukur. Walaupun dengan gaji yang minim, kita masih bisa melanjutkan kuliah." Lorry mengangguk setuju mendengar perkataan sahabatnya.

"Oh, Ki... aku akan merindukanmu!" Lorry kembali memeluk Kiara.

"Seperti tidak akan bertemu saja," dengusnya melihat tingkah Lorry lalu kembali tertawa.

Lorry melepaskan pelukannya ketika teringat sesuatu. "Aku dengar Henderson Company sedang membuka lowongan kerja!"

Dahi Kiara mengernyit, "Lalu? Apa kau akan melamar ke sana?" Tanya Kiara.

Lorry mengedikkan bahunya. "Aku tidak tertarik dalam bidang itu. Kau tahu aku punya cita-cita lain, kan?" Kiara mengangguk mendengar ucapan Lorry.

Sahabatnya itu bercita-cita ingin membuka butik sendiri dan ia akan merintisnya dari awal dengan modal pinjaman dari beberapa kenalannya.

Lorry memperhatikan penampilan Kiara dari atas ke bawah. "Kenapa tidak kau saja yang mencobanya?"

"Aku??" Kiara menunjuk wajahnya sendiri, Lorry mengangguk. "Henderson perusahaan besar, Lorryyy... mana mungkin orang seperti kita bisa diterima di sana!" Lorry terdiam. Kiara melirik pada Lorry.

Apa Lorry tersinggung dengan kata-katanya? Ia merasa tak enak hati. "Memangnya mau di tempatkan di posisi apa?" Tanya Kiara akhirnya.

Lorry tersenyum. "Banyak. Tapi aku yakin posisi sekretaris sangat cocok untukmu!"

Kiara mendengus, "Menjadi staf biasa saja sudah untung kalau memang diterima."

Lorry memegang kedua bahu Kiara yang sedikit menjulang di depannya. "Jangan pesimis begitu! Tubuhmu tinggi, kau cantik, otakmu juga pintar. Kalau tidak mencobanya, kau tidak akan tahu!" Ucap Lorry memberi semangat.

"Tapi aku tidak ada pengalaman di bidang itu!" Lorry memutar bolamatanya mendengar ucapan Kiara.

"Semua orang yang baru lulus memang belum ada pengalaman, Ki!" Ucapnya dengan sedikit kesal, "Coba saja... siapa tahu diterima!" Kiara memikirkan kata-kata Lorry. "Kia, ini adalah kesempatanmu. Jika bukan untukmu, maka lakukanlah demi putramu!"

NOT YOURS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang