16. Kesempatan Kedua

37.3K 3.3K 90
                                    

Update ya guys...

betewe, sedikit menginformasikan kalau ini cerita alurnya maju mundur cantik.

Misalnya bab ini lagi cerita soal Helena-Sean, trus next bab nya cerita soal Kiara-Michael atau next babnya lagi tiba-tiba ke Kiara-Sean.

Memang sengaja dibuat gitu ya biar pembaca ga boring.

Boring jugakan klo tiba-tiba cerita soal Kiara-Michael terus... yang lain gimana dong ga kebagian porsi wkwkwk...

Jadi dinikmati aja ya.

Jangan lupa noh sebelum baca... di sebelah kanan atas ada tanda bintang, klik di sana ya, klo baca lewat hp ada di pojok kiri bawah ntuh. Inget kliknya 1x aja ya, siapa tau readers lupa wkwkwk

Happy reading

=====

'Iya, aku memang hamil.'

Kalimat yang Helena ucapkan dengan gampangnya itu, terus terngiang-ngiang dalam pikiran Sean.

Helena hamil? Ia tidak akan percaya kalau tidak mendengarnya langsung dari mulut wanita itu.

Namun ada satu kalimat yang membuat Sean curiga, tentang keinginannya agar dipecat. Demi Kiara yang sampai saat ini belum resmi menjadi kekasihnya, Sean bersumpah jika wanita itu membohonginya perihal kehamilan ini, ia akan memberi pelajaran yang tak pernah Helena bayangkan sebelumnya.

"Sean kenapa melamun?" Suara Kiara menyentak lamunannya.

Sean sedikit tergagap, "Tidak apa-apa. Kau sudah memesan?" Tanyanya.

Saat ini keduanya sedang makan siang bersama, hal rutin yang sudah mereka lakukan sejak seminggu belakangan. Sean hanya membolak-balik menu tanpa berniat memilih makan siangnya. Hal ini cukup menjadi perhatian Kiara. Biasanya laki-laki itu sangat antusias memesan makanan untuknya.

Kiara menghela nafas. Apa Sean memikirkan hubungan mereka yang sampai saat ini belum jelas? Sean memang sudah mengungkapkan perasaannya, Sean juga sudah menerima Max sebagai anaknya jika dia bersedia menikah dengannya.

Menikah?

Kiara menepis pemikiran konyol itu. Max memang pernah sempat menyindir soal itu. Namun dirinya sama sekali tidak berniat mencari ayah bagi putranya. Ia cukup mampu untuk menjadi wanita single parent saat ini.

"Belum. Aku minum juice saja," kata Kiara yang mendadak nafsu makannya hilang. Sean mengangguk. "Apa ada yang kau pikirkan, Sean?" Pertanyaan Kiara sedikit menyentak Sean. "Kulihat dari tadi kau tidak banyak bicara. Apa sesuatu terjadi?" Tanya Kiara lagi.

Sean menatap lekat wajah cantik Kiara yang saat ini mengenakan lipstik peach, warna kesukaannya.

Haruskah Sean bertanya pada Kiara mengingat hubungan keduanya akrab?

Sean berdehem, "Apa Helena menceritakan sesuatu padamu?" Tanya Sean, dahi Kiara mengerut.

Helena? Jadi sedari tadi Sean memikirkan Helena!

"Seperti?" Tanyanya balik tak mengerti.

"Seperti... tentang dirinya, itu... apa dia...?" Kiara makin tak mengerti arah pembicaraan Sean. "Ah lupakan saja! Lebih baik aku memastikannya sendiri nanti," ucap Sean akhirnya. Sean mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan, memesan minuman yang sama dengan Kiara. Sepertinya ia juga sedang tidak nafsu makan.

Tak lama pesanan mereka datang. Baik Sean maupun Kiara sibuk dengan pikiran masing-masing sampai seseorang datang dan mengejutkan keduanya, terutama Kiara.

NOT YOURS (SELESAI)Where stories live. Discover now