28. Kepolosan Max

36.9K 3.4K 203
                                    

Yuhuuu... maaf ya gengs baru sempet update hari ini. Kemarin susah banget mau update di rumah, mungkin sinyal yang sedang tidak bersahabat.

Mulai bab 25 ke atas ceritanya agak dipercepat ya.

Dan untuk Team SENA, kayaknya aq harus minta maaf karena pembahasan soal mereka banyak di cut.

Pertama-tama, jangan lupa klik tanda bintang ya. 1x aja hehe...

Bab ini untuk readers yang usianya 16+ ya, anak TK dilarang baca haha...

Happy Reading

======

HATCHIM.

Pria itu mengusap ujung hidungnya yang mulai memerah. Segelas kopi hangat disodorkan padanya dan dia menerimanya dengan tak enak hati menyadari raut wajah kesal yang ditampilkan oleh wanita itu.

Kemeja putih yang tadi ia pakai teronggok di lantai tak jauh dari kakinya. Wanita itu mengambil kemeja yang sudah basah itu dan menaruhnya di tempat pakaian kotor. Gerakan wanita itu tak pernah lepas sedetik pun dari tatapannya.

"Kenapa kau nekat datang kemari, Mike? Ini sudah lewat tengah malam!" Tanya Kiara tanpa melihat ke arah lelaki itu. Ia tahu lelaki itu sedari tadi terus memerhatikan gerak-geriknya.

Michael masih mengenggam mug yang bertuliskan 'I love mom' yang berisi cairan kopi hitam dengan kedua tangannya, meniupnya dan menyerupnya dengan perlahan. Ia merapatkan selimut yang membungkus tubuhnya dengan hangat.

Pria itu bersin untuk yang ke sekian kalinya. Kiara tak mengira hanya karena terkena hujan tak lebih dari lima belas menit saja, pria yang kelihatan kuat ini langsung terserang flu. Padahal Kiara tidak tahu saja kalau Michael hanya pura-pura lemah untuk mendapatkan simpati serta perhatian dari wanita itu.

"Aku merindukanmu," ucap Michael tenang sambil sesekali menyerup minumannya. Tak ada sahutan dari Kiara, namun dari gerak-geriknya terlihat kalau Kiara sedikit salah tingkah. Tidak mau keadaan mereka canggung, Michael menanyakan keberadaan security-nya. "Ke mana Bob?" Sejak tadi ia tidak melihat pria akhir empat puluhan itu berjaga-jaga di rumah ini.

"Aku menyuruhnya istirahat." Kiara duduk di sofa yang agak jauh dari Michael demi kesehatan jantungnya, mengingat pria itu sering membuatnya ketar ketir. "Kau tidak berniat menginap lagi kan?" Tanya Kiara dengan mata memicing, meredam apa saja yang tengah berdebar di dalam hatinya.

Hatchim.

"Apa kau mengusirku?" Michael menaruh mug yang isinya tinggal setengah lalu kembali merapatkan selimutnya. Berpura-pura kedinginan.

"Aku tidak mengusirmu, hanya saja..." aku makin tidak bisa tidur jika kau di sini. "Tidak enak dengan pandangan orang lain."

Michael merenung sesaat memikirkan kata-kata Kiara. Sebenarnya di lingkungan ini tidak terlalu banyak orang yang tinggal. Jarak antara rumah satu dengan rumah lainnya sedikit berjauhan. Lagipula lingkungan ini bukan seperti tempat tinggal Kiara dulu yang orang-orangnya suka bergosip. Rata-rata yang tinggal di sini berasal dari kalangan atas, sibuk dengan pekerjaan sendiri. Mana ada waktu bagi mereka untuk mengurusi masalah orang lain.

Mungkin ini hanya alasan Kiara saja, mungkin wanita ini tidak nyaman dengan kedatangannya.

"Baiklah, aku pulang sekarang!" Michael berdiri dan tubuhnya sedikit limbung akibat kakinya yang menginjak selimut. Kiara yang melihat itu salah mengira dan dengan cepat berdiri membantu Michael.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Kiara sedikit cemas. Michael sedikit bingung. Kakinya hanya tersangkut selimut yang membebat tubuhnya.

Tunggu. Kiara cemas? Itu artinya....

NOT YOURS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang