7. Sean Gavin

44.4K 3.4K 65
                                    

Aku baik kan? Baik dong... nih udah update lagi hehehe

Jangan lupa tinggalkan jejak ya

========

Sudah lebih dari lima kali ia membolak-balikkan tubuhnya di atas ranjang sempit yang hanya cukup untuk dirinya sendiri. Sudah puluhan kali juga ia mengecek ponsel demi untuk memastikan apakah ada panggilan atau pesan yang masuk, tapi semuanya nihil.

Wanita itu kembali menghela nafas. Satu minggu sudah berlalu sejak ia mengikuti tes terakhir di Henderson Company. Merasa nasib baik sedang tidak berpihak padanya, ia masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri.

Kiara menyelesaikan mandinya dengan cepat. Ia menarik sepotong kaos lama berwarna biru yang warnanya sudah memburam dipadu dengan celana pendek cokelat. Harusnya hari ini ia pulang mengunjungi Ibu dan putranya, namun semuanya ia batalkan berharap panggilan itu segera datang.

Kiara menyisir rambutnya yang mulai memanjang setelah dua tahun lalu ia pangkas pendek. Ia menoleh saat mendengar ponselnya berbunyi. Dengan langkah malas ia mengambil ponsel itu. Kiara membeku, menatap tak percaya pada yang menghubunginya.

Menekan tombol hijau beberapa kali, ia langsung menyapa seseorang di sana. Ingatkan dia untuk membeli ponsel baru mengingat ponselnya sudah sangat ketinggalan zaman.

Kiara menjawab dengan sopan, perlahan-lahan senyumnya mengembang. Setelah sambungan terputus, Kiara berjingrak-jingkrak senang. Senang akhirnya ia diberi kesempatan untuk bergabung di Henderson Company.

*****

Kiara menatap kagum bangunan di depannya. Ini bukan pertama kalinya ia menatap bangunan tersebut, bukan pertama kalinya juga ia menginjakkan kakinya di sana setelah melewati berbagai rangkaian tes. Tapi ini pertama kalinya ia memantapkan kakinya masuk ke bangunan besar itu sebagai salah satu karyawan, walaupun masih dalam masa percobaan. Namun tetap saja ia merasa bangga. Bukan hanya bangga, tapi sangat bangga.

Kiara melangkah dengan percaya diri. Benar seperti yang dikatakan Helena, kalau ia harus percaya diri. Ia memasuki lobi setelah memberikan senyum pada orang pertama yang ia jumpai. Dilihatnya lift hampir penuh, ia sedikit berlari dan untung saja seseorang menahan lift itu sampai ia masuk ke dalamnya.

Dia kembali memasang senyum manisnya, wanita yang berdiri di kirinya membalas senyuman yang sama tapi tidak dengan wanita yang berdiri di sisi satunya lagi. Lift mulai bergerak. Beberapa orang mulai keluar dari lift.

Kiara kembali melirik wanita yang kini sibuk memoleskan lipstik pada bibirnya. Merasa diperhatikan, wanita itu menoleh. "Karyawan baru?" Tanyanya. Kiara mengangguk. "Di bagian apa?" Tanyanya lagi.

"Sekretaris." Wanita itu menghentikan kegiatannya demi untuk memastikan dengan hal yang baru saja ia dengar.

"Sekretaris?" Tanyanya memastikan. "Kau tidak salah?" Ujarnya dengan tatapan mengejek, menilai penampilan Kiara dari atas ke bawah.

Merasa kesal diremehkan, Kiara menjawab, "Tidak. Aku sekretaris Tuan Henderson, kalau itu yang ingin kau dengar!"

Kiara melangkahkan kakinya keluar dari lift, begitu juga dengan beberapa orang di dalamnya.

Tanpa Kiara tahu ada seseorang yang sedari tadi memerhatikannya. Sejak kakinya melangkah ke dalam lift, sejak Kiara menebarkan senyum pada orang-orang di sekitarnya. Sepasang mata itu terus saja memerhatikannya dibalik kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.

Harusnya tadi pria ini menaiki lift khusus seperti biasanya. Hanya saja entah kenapa hari ini ingin sekali ia membaur dengan karyawan yang lain, melihat secara langsung bagaimana karyawan yang lain berinteraksi.

NOT YOURS (SELESAI)Where stories live. Discover now