Extra Bonus

58.4K 2.8K 212
                                    

Bonusnya 1 aja cukup ya. Ga ada bonus lagi pokoknya haha...

Bonus ini bukan untuk Kimi, Sena, tapi.... jreeeeeng untuk MAX loh.

Kasian kan porsi dia dikit banget di cerita kemarin, huft.

Seperti biasa, jangan lupa tinggalkan VOTE dan KOMEN ya...

Happy reading gengs

====

"MAAAAAAAXXX..."

Maxime menutup kepalanya dengan bantal, mengabaikan suara panggilan yang meneriakkan namanya. Suara itu sangat familiar di telinganya. Hampir tiap waktu ia mendengar ocehan, rengekan bahkan kemarahan dari pemilik suara.

Terdengar langkah kaki menuju kamarnya, Maxime berdecak. Sebentar lagi ia pasti mendengar omelan untuk pertama kalinya di pagi ini.

BRAK.

Pintu terbuka. Bantal yang menutupi wajahnya dilempar begitu saja ke arah lain. Malas membuka mata, Maxime menarik selimut di sampingnya dan kembali menutupi wajahnya.

"Max, di mana mantelku yang kemarin kau pinjam?" Tanya pemilik mata abu itu. Maxime tidak menjawab. Matanya masih sangat mengantuk. Semalam ia pulang terlambat.

Kesal pertanyaannya tidak digubris, gadis bersurai gelap menyentak selimutnya. Tak sampai di situ saja, ia naik ke atas kasur dan duduk di atas perut laki-laki yang lebih tua lima tahun darinya.

Maxime terlonjak kaget dan menarik begitu saja tubuh itu hingga jatuh ke sampingnya. Dengan wajah kesal, ia bangun. Mendelik pada sang gadis. "Jangan berperilaku bar-bar seperti itu, Zee!"

Zee, gadis berusia tujuh belas tahun itu mengerucutkan bibirnya. "Kembalikan mantelku? Itu hadiah dari Daddy!" Rajuknya.

Maxime bangun dari tempat tidur dan melirik pada jam dinding. Lalu mengumpat pelan melihat jarum jam yang menunjuk ke angka sepuluh. "Kenapa kau tidak membangunkan aku, hah!"

Zee melotot marah. Belum sempat ia protes, Maxime sudah mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

"Maaax, kau tidak menjawab pertanyaanku! Di mana mantelku?" Zee sangat menyayangi mantel itu. Satu-satunya mantel limited edition yang ia dapat dari sang ayah, hadiah ulang tahunnya dua bulan lalu.

Gadis yang mempunyai hubungan sedarah dengan Maxime itu terus menggedor pintu kamar mandi.

Terdengar suara decakan dari balik pintu. "Aku meminjamkannya pada Vallen, Zee! Aku akan mengambilnya nanti.

Zee mendengus. Vallen merupakan kakak tingkat sekaligus putri sahabat sang ibu. Vallen lebih muda dua tahun dari Maxime. Tiba-tiba rasa penasaran menggelitiknya. "Apa kau menjalin hubungan dengan Vallen, Max?"

Tak lama pintu kamar mandi terbuka. Maxime keluar dengan hanya mengenakan handuk yang melilit pinggangnya.

"Itu bukan urusanmu, Zee. Sekarang keluarlah, aku mau ganti pakaian!"

Zee atau lebih lengkapnya bernama Arzeela Blake, anak kedua dari pasangan Michael dan Kiara. Merupakan sosok ceria namun pemarah dan sedikit tomboi. Sangat mirip dengan Bibinya, Helena.

Berbeda dengan Zee, sang kakak yang saat ini menginjak usia dua puluh dua tahun tumbuh menjadi sosok yang dingin. Ia tidak seperti Michael yang suka menaklukkan hati wanita, walaupun memiliki wajah tak kalah tampan dari sang ayah.

Gadis yang memiliki warna mata sama dengannya, berdecak. "Iya aku keluar!" Zee melangkah menuju pintu. Sebelum tangannya meraih kenop pintu, Zee kembali berbalik. "Jika kau menyukai Vallen, cepatlah bertindak!" Maxime mengerutkan keningnya tak mengerti.

NOT YOURS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang