8. Awal Pendekatan

37.8K 3K 49
                                    

Masih ada yang setia nunggu chapter ini? Semoga tidak bosan ya.

Ini aku tulis tanpa revisi ya, ada ide tulis langsung share.

Jadi kalau kurang greget, harap dimaklumi. Bawaan puasa haha...

Happy reading dan jangan lupa tinggalkan jejak.

======

Kiara masuk ke dalam lift seorang diri, lift tersebut membawa dirinya ke lantai bawah. Kiara melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan kirinya. Pukul tujuh malam.

Kiara memang sedikit lembur, ada pekerjaan yang harus diselesaikannya tepat waktu. Menghela nafas, dia mengambil ponsel yang berada di dalam tas. Bibirnya tersenyum, wallpaper itu menampilkan wajah menggemaskan putranya yang tengah menjilati es krim. Dia sangat merindukan putranya, namun kesibukannya akhir-akhir ini sedikit menghambat pertemuan mereka. Dia janji, minggu depan setelah menerima gaji pertamanya, dia akan meluangkan waktu untuk putranya tercinta.

Setelah pintu lift terbuka, ia melangkah keluar. Menengadahkan kepalanya ke atas langit yang tampak mendung. "Sepertinya akan turun hujan!" Gumamnya lebih kepada diri sendiri.

Tin tin.

Kiara melihat mobil honda jazz keluaran terbaru berhenti tepat di depannya. Si pengemudi menurunkan kaca mobil dan Kiara sedikit menunduk untuk mengetahui siapa pemilik mobil tersebut.

"Sean?"

Sean tersenyum, lalu turun untuk menemui Kiara. "Naiklah, aku akan mengantarkanmu pulang!"

"Tapi..."

"Sebentar lagi akan turun hujan, Kiara... Biarkan aku mengantarmu!"

Sejenak Kiara berpikir, ia tidak mau menjadi bahan gosip mengingat dirinya masih terbilang karyawan baru. Tapi cuaca yang memang terlihat tidak bersahabat ditambah lagi keadaan kantor yang mulai sepi akhirnya membuat ia mengangguk. Tidak ada salahnya menerima kebaikan orang, apalagi jika itu kenalan lamamu.

Sean tersenyum lebar, lantas membukakan pintu mobil dan membiarkan Kiara masuk ke dalamnya. Tanpa mereka ketahui dari atas sana ada seseorang yang menatap keduanya dengan tatapan tak terbaca. Sebuah ide melintas di otak cerdasnya.

Sepanjang perjalanan Kiara hanya diam. Dua tahun tidak bertemu membuat keduanya canggung. Kiara melirik pria yang kini tampak konsentrasi dengan kemudinya. Memperhatikan wajah Sean yang banyak berubah.

Dari dulu Sean memang terlihat tampan. Semua gadis bertekuk lutut padanya. Mungkin hal itu yang menyebabkan pria itu bergonta-ganti pasangan. Kabar yang ia dengar, Sean selalu menjalani hubungan tidak lebih dari satu bulan.

Kiara menyadari, pria itu selalu jadi pusat perhatian di manapun ia berada. Sosoknya yang ramah dan hangat makin membuat orang-orang di sekitarnya terutama kaum hawa betah berlama-lama didekatnya.

Teman-teman Kiara sendiri termasuk Lorry sangat kagum padanya. Kiara juga tahu kalau dulu Sean menyukainya. Hanya saja, ia terlanjur menutup hati. Kiara tidak mau lagi berhubungan dengan lelaki setelah kejadian itu. Tidak banyak yang tahu jika Kiara sudah memiliki seorang putra, hanya Lorry sahabatnya.

Sekali lagi Kiara melirik Sean. Wajah Sean yang sekarang lebih terlihat matang dan tentu saja masih sama tampannya, bahkan lebih tampan dari yang dulu. Sean tidak seperti laki-laki kebanyakkan yang suka membiarkan bulu-bulu halus tumbuh di sekitar rahangnya. Sean tipe laki-laki pembersih. Dan Kiara yakin Sean juga bukan seorang perokok dilihat dari bibirnya yang tipis sedikit kemerahan.

Bahkan bibirku kalah merah.

Sean menoleh dan mata mereka saling bersirobok, dengan cepat Kiara mengalihkan tatapannya ke mana saja asal tidak ke sampingnya. Sean kembali meluruskan pandangannya ke depan, tidak lupa dengan senyum terkulum di bibirnya. Ia tahu sedari tadi Kiara mencuri pandang padanya.

NOT YOURS (SELESAI)Where stories live. Discover now