39. Ketahuan

40.7K 3.1K 141
                                    

Seneeeeng banget sama antusias kalian mengenai cerita yang ngarol ngidul satu ini.

Tetap semangat ya, karena semangat kalian... semangatku juga.

Seperti biasa, aq minta VOMEN ya

Happy reading

====

Matahari menampakkan wujudnya. Cahayanya menyusup masuk melalui celah-celah jendela. Sepasang anak manusia masih terlelap dibalik selimut tebal yang menutupi tubuh telanjang mereka.

Sayup-sayup terdengar suara seseorang mengetuk pintu. "Kiara, bangun Kiara!"

Merasa seseorang memanggilnya Kiara mulai membuka matanya perlahan. Silaunya matahari yang menyusup kembali memaksanya untuk memejamkan mata. Ada pergerakan dari sisinya, Kiara kembali membuka mata perlahan.

Ia menoleh dan mendapati pria itu masih pulas di alam mimpinya. Menelan ludah menyaksikan tubuh liat yang terpampang di depannya, Kiara mengangkat tangan dan menyentuh tubuh kotak menyerupai roti sobek. Ia mendongakkan kepala lagi, pria itu tampak tidak terganggu sama sekali. Kiara tersenyum dan merapatkan tubuhnya ke tubuh Michael, memeluknya dan mencium aroma keringat yang tersisa, hasil percintaan mereka tadi pagi.

"Kiara, buka pintunya! Ini sudah siang!"

Telinganya menangkap suara familiar yang berasal dari luar pintu kamarnya, ditambah lagi suara ketukan yang makin jelas. Kontan saja matanya terbuka lebar. "Ibu!"

"Kiaraaaa!" Panggil Luthfi, kali ini dengan nada lebih tinggi.

Sontak wanita itu langsung duduk dari posisinya. Bahkan ia tidak sadar kalau selimut yang menutupi tubuhnya tersingkap. Dia benar-benar dilanda kepanikan.

"Mike, bangun Mike!" Panggil Kiara menggoncang tubuh Michael dengan tidak sabar. Michael menggeliatkan tubuhnya.

"Kiara, kau masih tidur?" Sekali lagi ibunya menjerit karena sedari tadi tidak ada jawaban dari dalam sini.

Mendengar suara Luthfi, Michael langsung bangun. "Ssstt, kau harus bersembunyi!" Kiara turun dari ranjang dengan selimut yang membebat dirinya, mengabaikan tubuh telanjang Michael.

"Sudah bangun bu. Aku akan turun sebentar lagi!" Sahutnya tak kalah berteriak.

Kiara kembali menoleh pada Michael, "Astaga! Ini bukan saatnya melamun, Mike. Ibu ada di luar. Kenapa kau masih di situ, masuklah ke dalam sana!" Pekik Kiara tertahan pada Michael.

Pria itu berdiri dengan tubuh telanjang. Kontan saja Kiara melebarkan matanya, dapat ia lihat dengan jelas sesuatu yang menggantung di sana.

'Shit!' Makinya dalam hati. Ia membelakangi Michael yang kini berjalan menuju kamar mandi.

Teringat kembali pada Luthfi yang berdiri dibalik pintu. Kiara memejamkan matanya, "Aku akan dibunuh ibu, jika dia mengetahui yang aku lakukan tadi malam!" Katanya lebih kepada diri sendiri.

Pintu kembali diketuk. Kiara memastikan kalau pria itu sudah masuk ke dalam kamar mandi. Ia pun segera mengenakan kaos dan celana pendek yang tadi malam ia pakai—tanpa memakai dalaman.

Merapikan rambutnya sedikit, Kiara membuka pintu. Ia menghela nafas lega mendapati Max yang berdiri di sana bukan ibunya. Max masuk sambil membawa mainan hadiah dari Michael satu minggu lalu. Yah, Michael sangat memanjakan putranya.

Max naik ke atas ranjang. Kiara melebarkan matanya dan buru-buru membereskan selimut, seprai, agar Max tidak terkena aroma percintaannya semalam. Kiara masuk ke dalam kamar mandi. Pria itu masih sama seperti tadi, hanya saja sekarang ia sudah mengenakan handuk yang membebat tubuhnya dari pinggang hingga separuh pahanya.

NOT YOURS (SELESAI)Where stories live. Discover now