19. 2M (Mike-Max)

34K 3.2K 102
                                    

Yuhuuuu... update lagi nih.

Seneng banget rasanya liat yang komen-komen yang cukup antusias menunggu kelanjutannya

Mau lebaran slow update ya guys...

"Minal Aidin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin"

=======

Throwback on

"Silvia, apa kau mencatat alamat wanita tadi?" Tanya Megan dan dibalas anggukan oleh Silvia. Segera ia mencatat alamat wanita itu pada kertas dan memberikannya pada Megan.

Megan membaca alamat tempat Kiara tinggal. Ia ingin membantu wanita itu, namun melihat situasi sekarang di mana masih ada beberapa pasien yang harus ia tangani menahannya sedikit lebih lama. Ia berjanji setelah pulang dari sini, Megan akan mendatangi rumah wanita itu.

Di tengah-tengah ia memeriksa pasiennya, ponselnya terus berdering. Awalnya ia mengabaikan panggilan tersebut namun melihat keukehnya orang yang menghubungi seperti ada sesuatu yang sangat penting, akhirnya Megan mengangkat panggilan tersebut.

Dahinya mengernyit mengetahui panggilan itu berasal dari rumah. Tidak biasanya ibunya menghubungi menggunakan telepon rumah. Tiba-tiba perasaan was-was itu muncul, Megan dengan segera menggeser icon hijau.

"Hallo!"

"Hallo, Nona Megan." Terdengar nada panik di seberang sana.

"Ada apa, Marry?" Perasaannya makin dirudung kecemasan.

"Nona, tolong pulanglah! Nyonya pingsan di kamar mandi..." mendengar penuturan salah satu pelayan di rumahnya serta merta membuat Megan terkejut dan kepanikan langsung menyergapnya. "Saya sudah menghubungi Tuan Besar dan juga Tuan Muda tapi tidak ada yang mengangkat panggilan saya, Nona... saya takut!"

"Di mana Helen?"

"Ponsel Nona Helena tidak aktif, Bob sudah menghubungi Dokter Jimmy... beliau dalam perjalanan kemari. Maafkan saya, Nona... karena saya bertindak mendahului perintah anda."

"Kau sudah melakukan hal yang tepat, Mar. Aku akan pulang sekarang!"

Megan menemui asistennya meminta dokter lain untuk menggantikannya praktek sementara waktu. Dengan langkah tergesa, ia menuju parkiran. Tangan kanannya membuka pintu mobil, sementara tangan kirinya memegang ponsel yang ia tempelkan pada daun telinga.

Wanita itu berdecak kesal. Baik papa ataupun saudaranya tidak dapat dihubungi. Ia kembali mencoba menghubungi keduanya namun tetap gagal.

Mungkin mereka sedang meeting, batin Megan.

Ia lantas menghubungi suaminya dan untung saja tersambung. Tak lama Lucky – Suami Megan – menjawab panggilannya. Megan mengatakan yang sedang terjadi dan meminta suaminya menyusul ke sana. Ia sangat mengkhawatirkan keadaannya Emma, wanita yang sudah melahirkannya.

Sesampainya di sana, Jimmy sedang memeriksa keadaan Emma. Jimmy merupakan dokter keluarganya. Walaupun Megan dan suaminya seorang dokter tapi mereka sangat jarang menangani keluarga secara langsung. Lagipula Jimmy sudah menjadi dokter pribadi mereka sejak orangtua Megan menikah.

Jimmy, dokter paruh baya yang biasa menangani penyakit Emma terlihat sedikit khawatir dan Megan menyadari hal tersebut.

"Ada apa, Dok?" Tanya Megan cemas.

"Sepertinya Ny Emma harus dibawa ke rumah sakit, kesehatannya harus diperiksa secara menyeluruh."

Sebagai seorang dokter, Megan dapat menangkap dengan jelas ada sesuatu yang terjadi pada kesehatan ibunya. Tak lama Lucky datang. Lucky mengatakan sempat menghubungi mertua dan juga adik iparnya. Mereka juga dalam perjalanan kemari.

NOT YOURS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang