18. Curiga

31.9K 3.1K 81
                                    

Hai hai hai... update ya.

Jangan lupa tinggalkan jejak.

=========

Sean yang kembali ke kantor dari satu jam yang lalu, sedikit kesal karena Kiara lebih memilih pergi dengan Michael. Ditambah lagi ia tidak dapat menemukan Helena di manapun semakin membuat mood-nya turun. Ia menghubungi ponsel Helena namun wanita itu tidak mengangkat panggilannya sama sekali. Ketika Sean menghubungi kembali, ponsel Helena malah tidak aktif.

"SHIT! Ke mana wanita itu pergi?"

Sean berjalan mondar-mandir di dalam ruangannya. Mengingat kalau Michael ternyata ayah dari Max sedikit menganggunya.

'Apa Helena tahu mengenai masalah ini?' Batinnya, Sean menggeleng. Kalau Helena tahu, Michael pasti dalam masalah saat ini.

Ia mengambil kembali jasnya yang tersampir di kursi kebesarannya, memakainya dan menuju pintu keluar. Langkahnya terhenti saat dilihatnya wanita yang membuatnya pusing duduk dengan santai sambil menikmati secangkir kopi.

Dengan gerahamnya yang bergemerutuk, Sean melangkah dengan cepat mendekati meja Helena. "Ke mana saja, hah?!" Bentakan Sean mengejutkan Helena, bahkan kopi yang baru saja masuk ke dalam mulutnya sukses menyembur mengenai kemeja laki-laki itu.

Sean makin murka dan dengan wajah tanpa dosanya Helena berkata, "Itu salahmu sendiri karena mengejutkanku!" Ia meletakkan cangkirnya ke atas meja, lalu pura-pura memeriksa laporan di atas meja, mengabaikan tatapan galak atasan yang masih berdiri tegak di depannya.

"Kau darimana?" Ulang Sean karena Helena tidak menjawab pertanyaannya.

"Makan siang," sahutnya singkat.

Sean memejamkan mata berusaha menahan amarah yang mulai menguasainya. "Sekarang sudah pukul satu lewat empat puluh lima menit. Ke mana saja kau selama empat puluh menit terakhir, hah?"

Helena menaikkan bola matanya ke atas, mencoba mengingat-ingat, "Makan siang, ke ruangan papa, membuat secangkir kopi lalu kembali duduk di tempat keramat ini!" Sahutnya jujur dengan wajah polos.

"Kau tidak menemui seseorang?" Tanya Sean curiga, Helena mengernyitkan keningnya lalu menggeleng. "Bagaimana dengan ayah bayi itu, apa kau sudah memberitahunya?" Pertanyaan itu sukses membuat Helena tersedak ludahnya sendiri. Ingin sekali ia tertawa namun ditahannya.

"Tidak perlu, aku bisa mengurusnya sendiri," ujar Helena menahan rasa geli yang menggelitiknya.

"Mengurus bayi itu sendiri? Kau gila? Lalu bagaimana dengan-"

"Bayi? Bayi siapa yang kalian bicarakan?" Keduanya terlonjak kaget menyadari seseorang sudah berdiri di belakang Sean.

*****

Michael menuju salah satu kamar di mana Kiara berada. Saat akan membuka pintu ada tangan lain yang juga membukanya dengan arah berlawanan. Keduanya sama-sama terkejut.

"Kiara?"

"Michael?" Ucap keduanya bersamaan.

"Apa yang kau lakukan?" Michael langsung mendekati Kiara dan memegang lengannya.

Michael dapat melihat dengan jelas kalau Kiara masih terlihat sangat lemah. Darah yang diambil dari tubuhnya cukup banyak. Ada rasa kesal dalam diri Michael, ke mana ayah dari anak itu? Kenapa harus wanita ini yang menanggung semuanya?

"Aku ingin melihat Max," ucapnya lemah.

Michael menuntun Kiara untuk kembali ke tempat tidur. Membaringkan tubuh wanita itu di sana. "Max baik-baik saja, Ki!" Bohongnya, padahal ia sendiri tidak tahu bagaimana keadaan Max. Ia lebih mengkhawatirkan Kiara. "Sekarang kau istirahatlah!" Michael menyelimuti tubuh wanita itu.

NOT YOURS (SELESAI)Where stories live. Discover now