23. Kecemburuan Michael

39K 3.2K 92
                                    

Update lagi nih. Ga janji bisa update tiap hari, tapi diusahakan 3x seminggu gpp ya. Soalnya kerjaan di Duta lagi banyak banget.

Btw, ada yang udah baca cerita yang lain? Macem secret & love dan promise? Abaikan promise yang kalimatnya semrawut akibat blm direvisi.

Kayaknya couple Seki (sblmnya Kise) ga ada yang minat. Kebanyakkan suka KIMI atau SENA rupanya.

Thor, SENA dibuatin cerita tersendiri dong? Untuk yang satu ini ga bisa janji karena masih ada satu cerita yang aq unpublish (Obsession of Love). Ada yang udah baca cerita itu?

Ok, silahkan baca dan jangan lupa tinggalkan jejak (karena ini yang penting haha).

=====

Kiara melangkahkan kakinya dengan ringan menuju lantai atas tempat ia bekerja. Entah apa yang sudah dilakukan Sean sehingga atasannya William mau memberikan cuti di awal ia bekerja mengingat belum genap dua bulan Kiara bergabung di Henderson Company.

Bibirnya tersenyum saat dilihatnya Sean berdiri didekat kubikelnya. Kiara langsung menuju ke arahnya. Sean yang menyadari kedatangan Kiara menegakkan tubuhnya, sementara kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana bahan yang ia kenakan.

"Hai, Sean. Tidak biasanya pagi-pagi sudah mengunjungiku. Ada angin segar apa?" Sean menaikkan satu alisnya mendengar ucapan Kiara, tidak biasanya wanita itu secerah ini.

Seperti bukan Kiara. Ia memerhatikan sekali lagi dan ia yakin yang berdiri di hadapannya ini adalah Kiara, orang yang ia lamar beberapa hari yang lalu.

"Bagaimana keadaan Max?"

Kiara lagi-lagi tersenyum sembari menaruh tas di meja dan menghidupkan komputernya, "Dia baik-baik saja, Sean. Max selalu menanyakanmu... mana uncle Sean? Kenapa uncle Sean tidak menjengukku, Mom? Aku merindukan uncle Sean!" Ucap Kiara mengikuti kalimat dan logat putranya. Sean tersenyum pahit, perasaan bersalah menerpanya.

"Maafkan aku karena belum menjenguknya," ucap Sean dengan rasa bersalah.

"Tidak apa-apa, Sean. Aku mengerti. Harusnya aku yang minta maaf sekaligus berterima kasih padamu karena sudah meminta ijin pada Tuan William untuk mengambil cuti," Sean kembali menaikkan alisnya.

Kalau mengambil-alih tugas wanita itu memang benar ia lakukan. Tapi kalau meminta ijin untuk cutinya, bukan Sean yang melakukan. Lalu ia teringat pada Michael. Tentu saja pria itulah yang bicara langsung pada William. Lagipula perusahaan ini juga milik Michael.

'Apa William tidak bertanya kenapa keduanya bisa saling mengenal? Ah, sepertinya itu bukan urusanku.' Batin Sean.

Mengabaikan dengan yang Kiara katakan, Sean teringat sesuatu. "Kiara, bisakah sepulang kerja ini kau ikut denganku? Ada hal penting yang harus kita bicarakan!" Kiara mengerutkan keningnya mendengar ucapan Sean, ia ragu untuk ikut dengan pria ini. Bukan lantaran ia mencemaskan keadaan Max. Max baik-baik saja, ada ibunya dan ibu Tessy yang menjaga putranya.

Hanya saja ia belum siap jika Sean kembali mengutarakan niatnya untuk menikahi dirinya sekaligus menjadi ayah bagi Max. Di samping itu, ada Michael yang saat ini sering datang mengunjunginya. Mungkin bukan mengunjunginya tapi mengunjungi putranya. Kiara hanya tidak mau Sean mendapatkan masalah mengingat watak Michael yang bisa bertindak semaunya.

"Pleaseee...!" Kata Sean dengan wajah memelas. "Hanya sebentar. Aku juga ingin bertemu dengan Max setelah itu. Aku akan mengantarmu pulang!" Teringat Max membuat bibir Sean tersenyum. "Aku merindukan bocah tampan itu!" Kiara ikut tersenyum mendengar pujian Sean terhadap putranya.

NOT YOURS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang