15. Saingan Baru

37.2K 3.2K 63
                                    

Wow, tiap hari update. klo bisa sih sebelum lebaran nih cerita udah selesai, maunya sih gitu...

Betewe, ternyata banyak juga yang pro ke Michael ya, ga nyangka...

Kasihan Sean, masak iya dy ga jadi cast utama hahaha...

Eh, kok ga ada yang kaget ya di bab sebelumnya tentang Helena yang ternyata anak pemilik perusahaan. Ah... berarti penulisnya kurang greget, atau pembacanya yang ga terlalu ambil pusing wkwk... 

Okelah, langsung aja cuuuusss... jangan lupa tinggalkan jejak.

======

Satu minggu yang lalu William meminta Kiara untuk menemui client sendirian sebagai perwakilan karena dirinya tidak bisa datang. William mengatakan kalau ini bukan proyek besar, jadi Kiara tidak perlu takut.

Kiara menjalankan semuanya sesuai dengan yang biasa ia lakukan jika William mengajaknya meeting bersama. Pertemuan berjalan lancar, tinggal menunggu proyek itu dilaksanakan.

Salah satu dari dua client itu sering menghubungi Kiara, memintanya untuk bertemu lagi. Ia tahu ini tidak berhubungan dengan pekerjaan sama sekali. Kiara juga sudah beberapa kali menolak ajakan pria itu dengan berbagai alasan, namun tetap saja orang yang bernama Theo itu pantang menyerah. Merasa tak enak hati karena terus menolak apalagi ini bisa mempengaruhi kerjasama sebelumnya, akhirnya dengan berat hati Kiara menyanggupi ajakan tersebut.

Sesampainya di sebuah restoran yang terbilang mewah bahkan sangat mewah menurut Kiara, salah satu pelayan mendekatinya dan membawanya ke meja yang sudah dipesan Theo sebelumnya. Dilihatnya meja itu masih kosong.

Kiara melirik arloji dan menurutnya ia datang tepat waktu. Ia memerhatikan sekeliling. Semua pengunjung di sini terlihat begitu berkelas.

Sejujurnya sejak kakinya melangkah memasuki restoran tadi, ada perasaan gelisah menggelayutinya. Bukan karena ia akan bertemu dengan Theo, tapi ia merasa ada seseorang yang terus memerhatikannya sedari tadi.

Kiara kembali mengedarkan pandangannya ke sekitar tapi tak seorang pun yang ia kenal. Menghela nafas untuk mengatur jantungnya yang berdetak tak nyaman, Kiara mengulurkan tangan untuk meraih air putih yang sejak awal tersedia di atas meja.

Kiara sedikit tersentak, menyadari seseorang sudah berdiri di hadapannya. Lelaki itu mengenakan stelan jas hitam dengan kemeja biru di dalamnya. Ia menyisir rambutnya dengan rapi dan mengenakan kacamata hitam yang sekarang ia buka demi untuk menunjukkan wajahnya yang lumayan tampan.

Laki-laki itu tersenyum, mendekati Kiara dan menarik tangan wanita itu untuk mencium punggungnya. Kiara menelan ludah. Baru kali ini ada laki-laki yang bersikap sangat romantis padanya.

"Maaf terlambat!" Ujarnya lalu menarik kursi yang ada di hadapan Kiara. "Apa kau sudah lama menunggu, Nona Kiara?" Tanyanya.

Kiara menggeleng. "Aku juga baru tiba."

"Kau sudah memesan?" Tanyanya menatap lekat wanita di depannya. Kiara sedikit merasa risih. Ia kembali menggeleng.

Theo mengangkat tangannya untuk memanggil salah satu pelayan. Lagi-lagi Kiara merasakan ada seseorang yang sedang memerhatikannya. "Kau mau pesan apa?"

"Samakan saja dengan punyamu," sahut Kiara. Selagi Theo memesan, Kiara kembali mengedarkan pandangannya.

Matanya tertuju pada satu pria yang tengah mengenakan kacamata hitam yang menatap ke arahnya. Kiara merasa mengenali sosok tersebut. Matanya menyipit demi untuk memperjelas penglihatannya. Seketika jantungnya berdebar sangat kencang.

NOT YOURS (SELESAI)Where stories live. Discover now