30. Cemburu

35.9K 3.3K 122
                                    

Update agaaaiiinnn... Yuhuuu...

Mana nih suara pendukunganya KIMI!!!

Aq usahakan 'NY' ini selesai sebelum tanggal 1 Agustus... (oalaaah mudah2an bisa yaa)

Happy Readings gengs

=====

Michael melangkahkan kakinya memasuki Henderson Company. Beberapa orang yang sudah mengenalnya nampak menundukkan kepala sebagai bentuk penghormatan. Pria itu masuk ke dalam lift khusus yang membawanya ke lantai teratas.

Pria itu melewati meja Kiara yang tak terlihat batang hidungnya. Setelah mengetuk pintu dan terdengar sahutan dari dalam, Michael membuka pintu dan menutupnya kembali. Ia dapat melihat wajah Kiara yang terkejut karena kedatangannya.

"Kau boleh pulang!" Kata William. Kiara mengangguk lalu mengambil berkas yang sudah selesai William tandatangani.

"Terima kasih, Tuan."

Ada rasa tidak suka ketika Michael mendengar Kiara menyebut nama ayahnya dengan panggilan 'Tuan'. Saat Kiara melewatinya, Michael langsung menahan lengannya. Kiara menggeleng samar, menyuruh pria itu menutup mulutnya atas apa saja yang hendak ia katakan atau lakukan untuk membongkar tentang masa lalu mereka.

"Apa kalian saling mengenal?" Pertanyaan William menyentak keduanya. Dengan cepat Kiara melepaskan pegangan pria itu.

"Tidak Tuan, kami—"

"Iya, Pa. Aku mengenalnya. Aku ke sini untuk menjemputnya." William mengerutkan keningnya. "Aku pergi, Pa!" Setelah mengatakan itu Michael menarik tangan Kiara, Kiara menganggukkan kepalanya cepat sebelum pria itu menariknya dengan tidak sabar.

"Tunggu!" Michael menghentikan langkahnya sementara Kiara berjengkit kaget. "Ada hubungan apa di antara kalian?" Tanya William penasaran.

William tidak habis pikir, selama ini Michael sangat jarang mengunjungi perusahaannya. Kali ini putranya itu datang untuk menjemput sekretarisnya. Jadi wajar saja kalau William dibuat bingung.

Michael dapat merasakan tubuh Kiara yang menegang, ia sedikit memiringkan tubuhnya, "Aku akan menceritakannya nanti, Pa. Saat ini kami harus cepat pulang, Max sakit!" Lalu kembali menarik tangan Kiara.

"Max?" Ulang William makin bingung. 'Siapa Max?' Batinnya.

William akan mencari tahu ada hubungan apa antara keduanya. Michael pria yang tidak sembarang menunjukkan perhatiannya. Jika putranya itu datang hanya untuk menjemput sekretarisnya, pasti ada sesuatu yang membuat keduanya terikat.

Apa mereka sedang menjalin hubungan? Kenapa aku sampai tidak tahu kalau mereka saling mengenal?

Sementara itu, Kiara mendelik marah pada Michael. Bisa-bisanya pria itu berbuat nekat dengan menggandeng tangannya di hadapan William. Kiara sadar cepat atau lambat William akan tahu hubungan keduanya.

Hubungan? Kiara mendengus. Memangnya mereka punya hubungan apa? Yang mengikat mereka hanya keberadaan Maxime. Kiara benar-benar kesal dengan Michael saat ini. Sejak ia keluar dari ruangan William tadi, Kiara sengaja mendiamkannya.

"Ayolah, Kiara... jangan mendiamkanku seperti ini!" Ucap Michael untuk yang ke sekian kalinya. Kiara tak bergeming. Ia masih menatap keluar jendela di sisinya, seakan pemandangan di sana jauh lebih menarik ketimbang pria yang kini duduk sedikit gusar. "Kiara?" Wanita itu masih diam.

Michael kembali menatap jalanan di depannya. Sampai saat ini ia masih belum bisa menjinakkan ibu dari anaknya. Sabar, hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini.

NOT YOURS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang