20. Kebenaran yang Terungkap

36K 3.2K 85
                                    

Masih suasana lebarankan?
Masih ada yang nunggu cerita ini?

Ini udah bela-belain update loh karena banyak yang nungguin.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya, semakin banyak yang komen semakin suka hahaha...

======

Luthfi menatap dua anak manusia yang baru saja berlalu dari hadapannya. Hati kecilnya yakin kalau laki-laki itu adalah ayah kandung Max, dilihat dari seberapa mirip wajah Max dengan laki-laki tersebut.

Luthfi yakin putrinya tahu dengan yang ia lakukan.

Lima tahun yang lalu Kiara berhasil meyakinkan ibu dan ayahnya untuk mempertahankan janin dalam perutnya dan ia bertekad membesarkan anaknya sendiri sebagai single parent. Bahkan setelah Kiara melahirkan bayi mungil yang diberi nama Maxime, Kiara tetap melanjutkan cita-citanya untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi. Luthfi sangat bangga dengan putrinya.

Michael membawa Kiara ke kafetaria yang ada di samping rumah sakit. Untung saja keadaan kafetaria ini sedang lengang. Sedari tadi Michael menunggu penjelasan Kiara tentang keberadaan Max, wanita itu duduk dengan gelisah. Sesekali ia menunduk atau mengalihkan tatapannya ke arah lain seakan pria yang duduk di depannya itu merupakan predator yang siap memangsanya.

Tangan Michael bersedekap di depan dada, matanya tajam menatap Kiara yang masih belum juga menatapnya. "Ada yang ingin kau jelaskan... Kiara.Nef.Salova?" Kiara mendongak sedikit terkejut mengetahui Michael masih mengingat nama lengkapnya dengan sangat jelas. Kiara menelan salivanya menyadari tatapan tajam itu menusuknya.

Kiara kembali menunduk, meremas kedua tangannya yang sedari tadi berada di atas pangkuannya.

"Kiara..." geram Michael.

"Max bukan anakmu!" Balas Kiara cepat, perkataan Kiara malah membuat rahang Michael mengeras.

"Apa aku perlu melakukan tes DNA?" Tanyanya, wajah Kiara makin memucat.

Tidak. Ia tidak boleh terintimidasi oleh sosok di hadapannya. Ia tidak pernah bermaksud menyembunyikan keberadaan Max.

Bukankah dulu ia pernah mencoba menemui pria itu, namun pria itu sedang asyik bercengkerama dengan wanita lain?

Benar. Ini bukan kesalahannya. Kiara mendongakkan kepala, balas menatap mata abu-abu itu. "Lakukan saja jika itu dapat memuaskanmu!" Hardik Kiara menutupi kegugupannya, ia hendak beranjak dari sana namun Michael menahan lengannya.

"Duduk!" Perintahnya, Kiara berusaha melepaskan pegangan Michael tapi dengan kesabaran yang sudah habis, Michael menghentakkan tangan Kiara hingga membuat wanita itu terduduk di tempat semula.

Michael menarik nafas, ia menekan emosi yang kapan saja siap meledak. "Apa perlu kuperlihatkan seberapa mirip wajahku dengan Max? Bahkan orang lain pun akan berpikiran sama! Jika Max bukan putraku, lalu siapa ayahnya?" Tanya Michael beruntun dengan wajah penuh emosi.

Kiara mendengus. Semudah itu Michael datang dan mengakui kalau Max adalah putranya. Ke mana saja ia selama ini? Namun Kiara juga tidak bisa menyalahkan Michael, selama ini Michael memang tidak mengetahui kalau Kiara hamil anaknya.

"Kiara..." lagi-lagi Michael menyebut namanya dengan nada menggeram.

"Apa kau yakin kalau Max benar-benar putramu? Bagaimana kalau bukan?" Gertak Kiara, Michael terdiam. Melihat keterdiaman Michael, Kiara makin menantangnya. "See! kau juga belum yakin seratus persen, bukan!" Katanya sinis. Timbul rasa kepercayaan diri dalam diri Kiara.

Biar bagaimana pun juga, dia tidak boleh terintimidasi oleh Michael. Dirinya lah yang mengurus Max selama ini sebagai single parent. Michael tidak punya hak untuk mengusiknya.

NOT YOURS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang