36. Pertengkaran

32.1K 3.2K 225
                                    

Astogeeeh, bener2 ga nyangka bisa tembus 300 vote dalam beberapa jam

Aq bener-bener ga nyangka ternyata lumayan banyak yang menunggu update cerita Kimi.

Ini bab baru kelar ditulis langsung di update. Ibarat kue baru keluar dari oven langsung disajikan haha...

Sesuai dengan komenan salah satu readers, aq pasang Vote tinggi untuk next Bab

Berapa ? 500 vote wkwkwk. (Berharap sampe target hari Rabu deh, biar besok istirahat dulu haha...)

Ini sengaja ya, karena butuh waktu untuk nulis next bab hehe...

Happy reading gengs

=====

Selama makan malam berlangsung, mereka semua diam dengan pikiran masing-masing. Kiara yang memikirkan reaksi atasan dan juga istrinya atas kebenaran yang sebentar lagi Michael ungkap. Ia sangat takut. Kiara sudah memikirkan keputusan finalnya. Jika keluarga Henderson menolaknya atau menolak putranya, maka Kiara akan pergi untuk selamanya dari hidup Michael—pria yang baru Kiara cintai.

Berbeda dengan yang ada dalam pikiran Michael, ia memang sedikit cemas dengan masalah ini. Tapi semuanya tertutup dengan membayangkan pernikahannya yang cukup megah—terlepas orangtuanya merestui atau tidak. Menghabiskan sisa hidupnya bersama Kiara dan juga putranya serta bermimpi mempunyai Mike junior atau Kiara junior lainnya membuat ia tersenyum.

Megan menghela nafas melihat Michael yang tampak tersenyum-senyum sendiri. Pandangannya beralih pada wanita di sebelah Michael, wanita itu terlihat sekali cemas. Hanya saja ia menutupinya dengan sesekali mengelus pipi putranya. Megan tersenyum melihat wajah Max yang menggemaskan, anak kecil itu sedari tadi anteng—sangat Michael sekali. Ia teringat pada putranya, Altar—bayi mungil yang belum genap satu bulan.

Sean melirik Helena. Wanita itu sedari tadi menghindari kontak mata dengannya. Sean sangat penasaran dengan pria yang wanita itu cintai.

Apa ia mengenalnya? Sean tahu Helena marah padanya karena sudah memundurkan acara pertunangan mereka bukan membatalkannya. Pria itu sudah memikirkan keputusannya, ia akan mencari tahu terlebih dahulu siapa pria yang Helena cintai. Jika menurutnya pria itu baik-baik, maka Sean akan melepaskan Helena. Mungkin.

Membayangkan jauh dari Helena saja ia tidak sanggup. Sean tidak tahu kapan ia mulai mencintai wanita itu.

Lalu tatapannya beralih pada wanita di sebelah Helena. Apa benar dulu ia mencintai wanita itu? Apa mungkin perasaannya pada Kiara hanya sebatas obsesi karena ia tidak bisa menjadikan wanita itu kekasihnya sejak dulu? Sean pun baru menydadari kalau selama ini ia tidak pernah merasa cemburu jika melihat Kiara dengan pria lain.

Sangat berbeda dengan yang dirasakannya pada Helena. Tidak melihat wanita itu sehari saja membuatnya khawatir. Apalagi ketika mengetahui kalau wanita itu mencintai pria lain, ada perasaan marah di dalam hatinya. Ingin rasanya ia membunuh pria yang sudah membuat Helena jatuh cinta, berharap wanita itu hanya melihat dirinya saja.

Maka dari itu, Sean tidak mau membatalkan pernikahan mereka. Ini merupakan satu-satunya jalan untuk memiliki wanita itu.

Tidak. Biar bagaimanapun dirinya tidak akan membiarkan Helena menjadi milik orang lain. Apapun akan ia lakukan agar pernikahan itu tetap terlaksana.

Helena meletakkan sendoknya sedikit kasar hingga menimbulkan suara. "Helena, jaga sikapmu!" Helena mengabaikan kata-kata ayahnya dan berdiri dari duduknya.

"Aku lelah, ingin istirahat dulu." Helena meninggalkan meja tanpa basa-basi pada Kiara.

Yah, Helena memang kesal dengan Kiara karena masih mendapatkan tatapan cinta dari Sean. Kiara yang tidak tahu apa-apa hanya menatap punggung sahabatnya yang menghilang di balik tikungan.

NOT YOURS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang