Chapter 5

4.1K 180 0
                                    

If you like this story, please give your good feedback, thankyou :)

*

CHAPTER 5

Laki-laki itu hanya tersenyum kecil, lalu menepuk kepala Ratu pelan.

🍁

Nisa: Rat, lo dimana sih ? Pagi-pagi udah ngilang.

Nisa: Heh, Jelek. Bales woy, lo kenapa belum berangkat ?

Ratu: Gue bukan ilang, gue belum berangkat, bangun kesiangan gue.

Ratu: Sadar, woy, lo lebih jelek.

Nisa: Anak cewek kok bangun siang ? Jorok lo.

Nisa: Eh, enak aja, gue udah mirip selena gomez gini dibilang jelek.

Nisa: Halo ?

Nisa: Halo ?

Nisa: Halo juga.

Ratu: Stres ya lo ? Relationship not found between bangun kesiangan dan jorok, gak ada hubungannya.

Nisa: Emang gak ada gunannya nge-chat Ratu yang bangun kesiangan, BYE.

Ratu hanya terkikik, lalu menaruh hp-nya di tas. Ia menengok ke jam dinding sekali lagi. Pukul 06.45. Tidak akan mungkin dia sampai di sekolah tepat waktu. Bakal telat lagi deh gue. Ia segera mengambil tas dan sepatunya lalu turun dari lantai dua menuju ruang makan di lantai dasar.

"Bangun kesiangan lagi lo ?" tanya Miko melihat adiknya yang berjalan terburu-buru.

"Bukan kesiangan, cuma agak siang dari biasanya aja," jawab Ratu polos.

"Yaelah, sama aj-"

Perkataan itu terpotong dengan suara Ratu, "Ma, Ratu berangkat ya. Bang anterin dong, gak mungkin gue nyopir sendiri dengan keadaan rempong kek gini," kata Ratu sambil mencium punggung tangan ibunya.

Belum sempat Miko menjawab, Ratu sudah menarik tangannya, ibu mereka yang melihat kejadian itu hanya tersenyum simpul dan kembali fokus dengan masakannya. Akhirnya dengan setengah hati, Miko mengantarkan Ratu ke sekolahnya walaupun ia harus rela terlambat berangkat ke kantor, sama-sama terlambat seperti adiknya.

Sesampainya di sekolah, benar saja bahwa Ratu terlambat. Di samping gerbang sudah ada Pak Galih yang siap menyemburnya dengan nasihat tentang kedisiplinan jika mengetahui bahwa dirinya terlambat. Dia paling tidak suka jika diceramahi oleh guru, bukannya tidak mau tapi dengan sekali kena marah bisa hancur harga dirinya di mata guru-guru.

Namun akhirnya, karena ia tidak mau berdiri di seberang jalan seperti orang bodoh, Ratu pun menyebrang menuju gerbang. Baru saja melangkah, langkahnya harus terhenti lantaran ada motor yang berhenti di depannya.

"Ayo, naik," kata pengendara motor itu. Ratu melongo.

"Gue juga telat kayak lo, ayo bareng gue. Biar lo gak kena marah Pak Galih," lanjutnya lagi.

"Ha ? Gimana bis-"

"Naik," kata cowok itu lagi dengan nada dingin. Akhirnya, Ratu menurut. Mungkin dengan bersama cowok itu, Ratu bisa selamat dari omelan Pak Galih.

Ratu segera memanjat naik ke jok belakang. Laki-laki itu melajukan motornya dan berhenti di samping gerbang sekaligus di hadapan Pak Galih saat Pak Galih mencegat mereka berdua.

"Dari mana kalian berdua ?" tanya Pak Galih dengan tatapan tajam menyelidiknya. Ratu bingung harus menjawab apa.

Dan ternyata sudah terjawab oleh ucapan laki-laki tadi, "Abis fotokopi tugas, Pak."

Dan dalam hitungan detik Pak Galih percaya, mengangguk, dan mempersilahkan mereka masuk.

Ajaib.

"Gimana lo bisa bikin Pak Galih percaya cuma dengan satu kalimat lo tadi ?" tanya Ratu kepada laki-laki yang tidak dikenalnya itu setelah mereka sampai di parkiran dan Ratu sudah turun dari motor dan sekarang berdiri di samping laki-laki yang menyelamatkannya barusan.

"Gue udah hafal kelemahannya dia," jawabnya sambil melepas helm. Ratu hanya mengangguk paham.

"Lo anak baru ya ?" lanjut laki-laki itu. Ratu mengangguk lagi, kali ini mengangguk mengiyakan.

"Lo kenapa diem aja, cuma ngangguk-ngangguk doang ?" kata laki-laki itu lagi membuat Ratu mengerutkan keningnya.

Ratu bingung, bahkan dia tidak menyadari bahwa dari tadi dia hanya mengangguk-angguk.

"Enggak, enggak apa-apa," jawab Ratu seadanya. Laki-laki itu hanya tersenyum kecil, lalu menepuk kepala Ratu pelan, sambil mengucapkan, "Gausah takut kali, gue bukan penjahat," kemudian berlalu pergi.

Ratu mematung.

Perasaan Ratu yang salah atau memang tangan laki-laki itu terasa hangat di kepalanya.

"Ah, enggak, cuma perasaan gue aja," ucap Ratu akhirnya, membuang jauh perkiraan-perkiraannya dan beranjak pergi menuju kelas.

***

Chapter 5 akhirnya terposting juga.

Anyway, mulai hari ini, setiap update aku bakal upload 2 chapter. Karena setelah dipikir-pikir ceritanya masih jauh dari kata tamat, jadi pengen dipercepat aja, biar kalian enggak nunggu terlalu lama.

Cheers,

Ayurahmi.

[HRL-1] Queen & Cassanova (COMPLETED)Where stories live. Discover now