Chapter 31

2.3K 96 3
                                    

If you likes this story, please give your best feedback, thankyou :)

*

CHAPTER 31

Biar dia yang tau bahwa lo yang terbaik buat dia.

🍁

Malam itu Revan sedang duduk di sofa ruang keluarga bersama teman-temannya. Mama-papanya lembur? Entahlah, Revan tidak tahu. Tapi sampai sekarang mereka belum pulang dan itu dapat diartikan kalau kemungkinan besar, mama-papanya lembur di kantor, bahkan mama-papanya belum pulang sejak Revan kabur hari itu. Itu lebih baik, setidaknya mereka tidak membuat rusuh rumah ini dan juga tidak membuat rusuh hatinya karena keduanya yang seringkali beradu mulut.

Dibanding teman-temannya yang terlihat sangat bahagia tanpa beban, Revan terlihat kusut dan dia sering melamun.

"Eh-eh, liat itu, Revan ngelamun. Pasti lagi bayangin yang jorok-jorok," kata Ardian yang dibalas sahut-sahutan lainnya.

"Iya tuh, ih, ngeri."

"Re, setan apa yang udah ngrasukin lo, sadar, Re."

Tapi Revan masih saja terdiam

Tiba-tiba, ada yang menepuk pundak Revan pelan, membuat Revan menoleh, ternyata Devian.

"Lo kenapa, Re? Lagi ada masalah?" pertanyaan itu membuat Revan bersuara.

"Heh, kalian-kalian itu harusnya kayak Devian. Nanyain kek gue kenapa, bukannya malah nuduh yang enggak-enggak."

"Ah, Revan mah sayangnya cuma sama Devian."

"Iya nih, gak asik. Padahal kan temen kayak kita itu langka."

"Tau tuh, Revan lagi pilih kasih."

"Iya emang gue gak sayang sama kalian, kalian aja sama gue gak perhatian."

"Ah, ternyata cowok satu ini minta diperhatiin," ucap Step genit mencolek pipi Revan, Revan menepis tangan Step dengan mata yang menatap geli.

"Step genit banget sih, om jadi takut," sahut Tama sambil mengedip-ngedipkan matanya.

"Dasar lo, sama goblok-nya," kata Ardian menepuk jidat keduanya bergantian.

"Ardian gak bisa pisah dari kata 'goblok'nya yang legendaris," ujar Devian.

"Oke, serius," kata Devian yang kali ini dengan sedikit keras membuat ketiganya diam.

"Jadi lo kenapa, Re?" tanya Ardian, Step, dan Tama bersamaan.

Ketiganya saling pandang dengan tatapan sinis ala masing-masing.

"Gue lagi gak tahu kenapa, gue bingung sama Ratu," kata Revan tiba-tiba membuat keempat temannya menoleh kepada Revan.

"Ratu mulu, heran deh gue," kata Ardian.

"Ardian, jangan buat abang ketos kita ngambek lagi, merusak suasana deh lo," ucap Tama menonyor kepala Ardian, membuat Ardian cemberut.

"Ardian mah yang dipikirin Arsy mulu," sahut Step.

"Ardian mah yang dipikirin Laila mulu," timpal Tama dengan nada yang sama persis seperti yang Step gunakan.

"HEH HEH, enak aja. Bego lo," jawab Ardian.

"Oh, jadi, Ardian lagi naksir Arsy, kalau Laila mah udah kedepak," Revan ikut-ikutan, setidaknya tidak dia terus yang menjadi bulan-bulanan teman-temnnya.

[HRL-1] Queen & Cassanova (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang