Chapter 23

2.7K 102 1
                                    

If you likes this story, please give your best feedback, thankyou :)

*

CHAPTER 23

Sebenarnya perasaan ini sudah benar-benar layu ataukah masih mendayu ?

🍁

Pukul setengah 7 pagi, Revan dan Ratu sedang dalam perjalanan menuju rumah Ratu untuk mengantarkan perempuan itu pulang. Di dalam mobil milik Revan, dua-duanya sama-sama diam. Ratu diam karena ia masih berpikir bagaimana jika Farah mengomelinya karena pulang pagi, sedangkan Revan diam karena tidak tahu apa yang harus dibicarakan. Sampai akhirnya mereka sampai di rumah Ratu.

"Re, mau mampir dulu ?" tanya Ratu saat hendak membuka pintu mobil.

"Gak usah, gue terusan aja, lo masuk gih," jawab Revan halus.

"Oh oke. Gue duluan, Re. Makasih udah ngasih gue tumpangan semalem dan udah nganterin gue pulang."

Revan mengacak rambut Ratu pelan dan tersenyum lalu berkata, "Iya, sama-sama."

Senyum hangat yang seketika mampu membuat hati Ratu ikut menghangat.

Ratu segera turun dari mobil setelah tersenyum singkat, Revan mengamatinya dari dalam mobil. Saat Ratu hendak masuk, tiba-tiba seorang laki-laki keluar dengan terburu-buru sehingga menabrak Ratu. Revan menyadari sesuatu, laki-laki itu adalah yang Revan lihat di foodcourt bersama Nadiva 2 tahun yang lalu.

Dia siapa ?

"Ya ampun, Ratu. Akhirnya lo pulang, kalo lo gak pulang bisa-bisa gue digaprok sama mama," kata Miko histeris saat melihat Ratu.

"Hah, bener banget kata mama, gaprok aja Bang Miko karena gak bisa menjaga adiknya," sahut Ratu jahat.

Revan baru tahu kalau Ratu punya kakak laki-laki, dan laki-laki itu yang ia salah pahamkan dulu. Revan memang tidak kenal dengan keluarga Ratu dan sebaliknya pun begitu, karena dulu mereka hanya bertemu saat di sekolah.

Melihat ada mobil asing di depan rumahnya, Miko lantas bertanya, "Itu siapa, Rat ? Kayaknya cowok," matanya menyipit, mencoba melihat dengan jelas pengemudi di dalan mobil yang ia lihat.

Ratu mengikuti arah pandang Miko, ternyata mobil Revan masih ada di sana, "Oh itu temen gue, yang nganterin gue ke sini."

"Temen atau temen, Rat ?" goda Miko menaik-turunkan alisnya.

"Temen doang, Bang. Udah ah gue mau masuk, minggir-minggir," ucap Ratu mendorong Miko yang menghalangi jalannya dan segera masuk.

"Eh-eh, jangan tinggalin gue, lo harus jelasin siapa dia ke gue," teriak Miko karena Ratu buru-buru masuk dan segera mengikuti adiknya itu.

Revan yang melihat kejadian itu tertawa kecil, lalu menyalakan mesin mobilnya dan pergi dari rumah Ratu.

Di dalam rumah, Ratu yang tadinya terburu-buru tiba-tiba berhenti, membuat Miko juga berhenti.

"Ngapain berhenti, Rat? Lampu merah ya?" tanya Miko sok polos.

"Sayangnya di rumah kita gak ada lampu lalu lintas, Bang," jawab Ratu menghadap Miko.

"Oke, jadi kenapa lo berhenti tiba-tiba? Buat jelasin siapa cowok tadi? Oke, jelasin!" perintah Miko.

"Aduh, Bang. Dari tadi tebakan lo salah sasaran mulu. Gue mau tanya, mama di mana?"

Miko membulatkan pipinya sampe mirip bakpau. "Ohhh, mama toh. Dia kan udah berangkat kerja."

Kening Ratu langsung bergelombang. "Lah lo ngapain gak kerja? Dipecat sama papa tau rasa lo."

[HRL-1] Queen & Cassanova (COMPLETED)Where stories live. Discover now