Chapter 8

3.7K 164 8
                                    

If you likes this story, please give your best feedback, thankyou :)

*

CHAPTER 8

Manis dan menyebalkan dalam satu waktu-Rt.A

🍁

Lagi-lagi Ratu menatap jam dinding. Ia menatap bosan Bu Nika 1.000x lipat dari yang awal, ia tidak tau jam berapa bel istirahat akan berbunyi karena ia masih belum bisa menghafal dengan pasti jadwal-jadwalnya karena baru satu semester ia ada di sekolahnya sekarang.

Ratu menoleh kepada Nisa, "Nis, istirahat jam berapa sih ?"

Tanpa menengok sedikitpun pada Ratu dan masih dengan serius memperhatikan Bu Nika, Nisa menjawab, "Bentar lagi."

"Bentar lagi itu berapa menit lagi ?" tanya Ratu tak sabaran.

"Bentar lagi, Kanjeng Ratu. Sabar dikit lah, pengen cepet-cepet ketemu Rei kan lo ?" goda Nisa sambil menoel pipi Ratu.

"E-eh, eng-ng-nggak lah," sahut Ratu salah tingkah.

"Lo kalo bohong tambah jelek deh."

Sialan.

Dan akhirnya yang dinanti-nantikan Ratu tiba juga, bel istirahat berbunyi, ia segera berdiri setelah Bu Nika keluar. "Minggir, Nis, gue mau lewat."

"Cie, yang gak sabar ketemu mantan."

"Hush, gausah kenceng-kenceng. Sahabatan bukan mantan," bantah Ratu menekankan kata sahabatan dan mantan

"Ya tapi tetep aja pernah berstatus mantan," teriak Nisa karena Ratu sudah buru-buru keluar kelas.

Namun Ratu masih bisa mendengarnya.

Sialan 2.

Ratu berjalan terburu-buru menuju kelas Rei, XI-IPS-1, karena jaraknya yang lumayan jauh, dia harus melewati 2 koridor di depan kelas X dan kelas XI-IPA-1. Ditambah jalan setapak pinggir taman.

Setelah ia melewati koridor kelas X, ia hendak berbelok menuju koridor kelas XI-IPA-1, tapi langkahnya terhenti ketika melihat laki-laki yang menyelamatkannya tadi pagi keluar dari kelas itu dan sedang bersama teman-temannya. Mungkin mereka mau ke kantin, pikir Ratu.

Ia memutuskan untuk memutar langkahnya dan tidak jadi melewati koridor itu, pertama karena dia buru-buru dan tidak mungkin menyalip jalan lima anak laki-laki tadi. Kedua, bagaimana jika tiba-tiba laki-laki itu menyapanya, Ratu tidak mau mempermalukan dirinya sendiri jika harus mengobrol dengannya. Ratu mengutuk Nisa mengapa anak itu tidak mau menemaninya.

Ratu membuang jauh-jauh pikirannya itu dan memantapkan langkahnya.

Sesampainya di depan kelas Rei, Ratu melongokan kepalanya ke dalam kelas itu, tapi Ratu tidak mendapati siapapun ada di kelas itu. Berarti Rei udah keluar. Saat ia ingin berbalik, terdengar suara perempuan, "Cari siapa ?" katanya.

Ratu menoleh lalu menjawab singkat, "Raihan."

"Oh dia tadi di kantin, coba aja lo cari kesana. Lo Ratu kan ?" Ratu mengangguk kaku lalu izin pergi dari hadapan perempuan itu.

"Gue duluan, makasih infonya," perempuan itu tersenyum tulus lalu Ratu benar-benar pergi dari hadapannya dan melangkahkan kakinya ke kantin.

Di tengah nafasnya yang terengah-engah setelah berlari dari kelas Rei menuju kantin, matanya berbinar ketika melihat Rei duduk tak jauh dari tempatnya berdiri. Saat ia ingin melangkahkan kakinya, pandangannya tak sengaja tertuju pada laki-laki yang berjalan di koridor kelas XI-IPA-1 tadi yang ternyata sedang menatap kearahnya, mukanya memerah, cepat-cepat ia membuang muka dan segera menghampiri Rei.

"Hai, Rei. Sorry banget tadi gak bisa nemuin lo, gue telat soalnya," ucap Ratu sambil duduk di hadapan Rei.

Rei terlihat sedang memainkan handphone-nya kemudian mendongak menatap Ratu, "It's okey, gak pa-pa."

"Lo gak marah kan ?" tanya Ratu memastikan.

"Gue bukan lo," gurau Rei.

"Dasar. Jadi ada apa lo nyariin gue ?" tanya Ratu penasaran ingin segera tahu apa maksud Rei mencarinya.

Rei menaruh ponselnya di meja lalu berkata, "Bokap gue ngundang bokap lo buat dateng ke rumah."

"Buat apa ?"

Rei tertawa pelan. "Yang pasti bukan buat lamaran."

Melihat Ratu menatap dengan malas, Rei kemudian melanjutkan.

"Gue bercanda doang, Rat," katanya mencubit hidung Ratu.

"Oke, serius. Jadi dia mau ngundang bokap lo buat ya bisa dibilang makan malem bareng, tapi bukan cuma berdua, bokap gue juga ngundang temen-temen SMA-nya, ya bisa dibilang kayak reuni. Lo masih inget kan kalo bokap lo satu SMA sama bokap gue ?"

Ratu mengangguk, "Oh gitu, tapi kan bokap lo kerja di Bandung, Rei."

"Dia ada cuti sekitar satu minggu lebih."

"Oh iya, ini undangannya," jawab Rei sambil menyerahkan sebuah undangan kepada Ratu.

"Inget satu hal lagi, karena bokap gue mau acara dia rame, dia juga minta temen-temennya untuk ke sana bareng keluarganya. Jadi, lo harus ikut," kata Rei lagi.

"Kalo soal gue mah pasti dateng asalkan ada makanan," canda Ratu, kemudian ia teringat sesuatu.

"Tapi mungkin gue kesana bareng nyokap deh, Rei. Lo tau sendiri bokap gue yang super sibuk dan kakak gue yang gak pernah menaruh minat pada acara-acara formal kayak gitu."

"Gak pa-pa, buat gue kan yang penting Ratu dateng," ucapan Rei membuat pipi Ratu terasa panas.

Raihan masih aja manis gak berubah dari yang dulu.

"Gausah baper ah, balik aja yuk."

Atau enggak.

Cepat-cepat Ratu menyahut, "Yee, gue gak baper kali, cuma tersipu aja," Ratu tertawa kecil.

"Sama aja, Jelek," kata Rei berlalu dari hadapan Ratu.

Rei emang diciptakan buat jadi manis dan menyebalkan dalam satu waktu ya ?, batin Ratu menyusul Rei.

***

Hallo, Hai, Selamat Malam. Meskipun kalian bacanya belum pasti pas malem, tapi karena ini malem jadi gakpapa kan ya ? Part ini adalah part awal buat mengenalkan Rei yang nantinya juga akan berkonflik dengan Ratu maupun Revan. Btw, bakal update lagi tgl 15 Juli.

Words-nya cuma 500+, tapi semoga kalian suka.
Vomentnya aku tunggu :)

[HRL-1] Queen & Cassanova (COMPLETED)Where stories live. Discover now