Chapter 29

2.2K 102 0
                                    

If you likes this story, please give your best feedback, thankyou :)

*

CHAPTER 29

Cemasku ini apakah nantinya akan punya arti?

🍁

"Mama, Papa, Bang Miko. Ratu pulang," teriak Ratu saat ia sudah berada di dalam rumahnya.

"Rat, teriakan lo sangat-sangat mengganggu pendengaran," tiba-tiba ada suara yang menyahut. Ratu menengok ke asal suara, ada seseorang yang sudah sangat familiar bagi Ratu : Nisa, sedang duduk di sofa ruang tamu rumahnya.

"Nisa? Lo ngapain di sini?" tanya Ratu sambil menghampiri Nisa, ada binar senang di matanya.

"Gue mau minta tolong ajarin gue PR yang dikasih tadi siang," jawab Nisa nyengir kuda.

"Ah lo, dateng ke rumah cuma kalau mau minta bantuan, rumah gue bukan Badan Penganggulangan Bencana," gerutu Ratu yang hanya dibalas cekikikan oleh Nisa.

"Lo habis dari mana, Rat? Kok baru pulang. Gue udah nunggu di sini hampir satu jam," tanya Nisa penasaran dan juga heran karena Ratu masih memakai seragam.

Mengingat dirinya tadi jalan-jalan bersama Revan, Ratu senyum-senyum, "Abis dari jalan-jalan. Lah lo kenapa gak ngabarin gue?"

"Gue udah ngabarin lo, pe'a. Lo pasti jalan-jalan sama Revan-nya kebawa seneng sampe lupa gak ngecek handphone."

Ratu ingat, saat sudah sampai di mall tadi dan sampai di rumah, dia memang tidak mengecek ponselnya, menyentuhnya saja tidak.

"Hehe, ya sorry, Nis."

"Lo habis belanja bulanan apa sama Revan? Kayaknya tas kresek yang lo bawa gede banget," tanya Nisa melihat Ratu menenteng kantong plastik.

"Ngaco lo, ini buku. Mana ada gue belanja bulanan sama Revan, dikata gue istrinya Revan?"

"Ya mungkin aja calon," kekeh Nisa.

"Ah udahlah, jangan mengkhayal yang aneh-aneh. Gue bersih-bersih badan dulu ya, Nis. Nanti gue balik lagi ke sini, tunggu, bentaran kok."

"Padahal di dalam hati bilang amin. Dan gue juga tau lo kalo mandi lama, jadi gak usah bilang bentaran," gurau Nisa, dia sudah sangat hafal tabiat Ratu.

Sementara Nisa menunggu, Ratu berjalan meninggalkan Nisa dan menuju tangga, naik ke kamarnya.

Ratu menaruh tasnya di kursi komputer sedangkan dirinya merebahkan diri ke kasur. Dia merasa sangat letih, juga senang. Bisa dibilang ia seharian pergi. Sejenak ia teringat memar di kakinya, Ratu mengganti posisinya menjadi duduk di tepi kasur. Ia mengamati lututnya, memang masih biru tapi sudah tidak terasa sakit, benar kata Revan, bisa sembuh dengan sendirinya.

Kemudian dia teringat, bahwa dia harus segera mandi karena Nisa sudah menunggunya di bawah. Maka dia menyambar handuknya di dekat pintu kamar mandi dan masuk ke balik pintu itu.

Selesai mandi dan berganti baju Ratu menuju meja riasnya, menatap pantulan dirinya di cermin. Ia mengambil sisirnya hendak menyisir rambut saat terdengar ketukan di pintu.

"Iya siapa?" tanya Ratu dari dalam.

"Mama, Rat."

"Bentar Ma, lagi nyisirin rambut," jawabnya buru-buru menyelesaikan urusan dengan rambutnya. Ia melangkahkan kaki dan mendapati mamanya di depan pintu kamarnya, raut wajahnya tidak terlihat menyenangkan.

[HRL-1] Queen & Cassanova (COMPLETED)Where stories live. Discover now