11. Fight

19.9K 1.4K 3
                                    

Scarla Wilford

Aku meletakan nampan berisi gelas di pantry.

"Scarla, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Sarah memegang bahuku.

"Ya Sarah, aku tidak apa.." aku tersenyum.

"Kau sangat diam hari ini? Ada apa?" Tanyaku.

"Tidak apa Sarah, aku baik-baik saja."

"Baiklah, aku akan mengantar ini ke ruangan VIP, setelah itu aku akan menemuimu." Kata Sarah berlalu membawa minuman tersebut.

Aku melanjutkan pekerjaanku. Saat aku selesai mengantarkan minuman ke ruangan VIP yang lainnya aku mendengar suara Sarah seperti berteriak. Aku segera membuka pintu ruangan asal suara tersebut.

Aku terkejut melihat Sarah menangis dan berusaha mendekap kemeja putih seragam kami agar tetap tertutup dari tangan seorang pria berumur yang memegangnya

"Pergi Scarla" katanya padaku.

"Lepaskan dia" kataku mendekat. Pria tersebut melepaskan cengkramannya pada kerah kemeja Sarah dan membuat Sarah terjatuh karenanya.

Aku segera menghampiri Sarah dan membantunya berdiri. "Lari" kataku berbisik pada Sarah, ia mengangguk, ketika aku ingin beranjak pergi dan berlari mengikuti Sarah, aku merasa tanganku di tarik dan aku sudah berhadapan dengannya.

"Lepaskan" kataku. Aku melihat Sarah sudah berlari meninggalkan ruangan, kini aku sendiri dengan pria tersebut dan beberapa temannya yang setengah mabuk.

"Kau sangat manis sayang" aku dapat menghirup bau alkohol dari kata-katanya.

Aku masih meronta saat ia mulai memaksa membuka kemejaku, aku memberikannya tamparan kencang di pipinya. Namun ia malah semakin erat mencengkram lenganku membuatku meringis dan seketika aku dapat merasakan sebuah tamparan kencang di pipiku.

Aku pun meninju perutnya dan meronta agar ia melepaskanku dan aku akan segera berlari keluar dari ruangan ini. Namun aku merasakan  ia mencengkram tanganku semakin erat membuatku kembali meringis dan ia menamparku lagi, aku terjatuh dan membentur sisi meja, aku merasakan kepalaku sangat pusing akibat benturan tersebut.

Seketika aku merasa seseorang menutup tubuhku dengan coat dan menggendong tubuhku keluar ruangan. Aku menengadah melihat Shawn yang menggendongku. Aku mengenal wangi tubuhnya.

"Urus dia" katanya pada body guardnya sedangkan aku masih terdiam memegang kepalaku yang pusing dalam pelukannya.

"Tuan Anderson, saya minta maaf-" aku dapat mendengar suara Tuan Hendry mengikuti berjalan di belakang Shawn. Shawn masih diam tidak berbicara sama sekali dan tetap berjalan membawaku dalam gendongannya.

"Sarah, sarah." Kataku memegang kemeja nya dan membuatnya menoleh padaku.

"Dia baik-baik saja, temanku akan mengurusnya dan mengantarnya pulang." Katanya masih membawaku dalam gendongannya.

"Aku baik-baik saja, turunkan aku" namun Shawn tidak menghiraukanku dan tetap terus menggendongku.

Shawn meletakkanku di mobilnya. Bodyguardnya membuka pintu dan ia meletakanku di sisi kursi penumpang lalu memasangkan sabuk pengaman. Ia berlari kecil di sisi penumpang.

"Kumohon jangan membawaku pulang" kataku menatapnya, aku dapat melihat rahangnya mengeras menunjukan bahwa ia marah, ia tetap diam dan melihatku.

"Aku tidak akan melakukan hal itu" katanya membuatku terdiam.

"Antarkan aku ke rumah Sarah" kataku memohon.

"Temanmu aman bersama dengan temanku." Katanya masih mengemudikan mobilnya.

"Tapi.." aku terdiam, aku khawatir pada Sarah, apa ia baik-baik saja? Aku melihat Shawn yang melakukan panggilan telepon.

"Roland, berikan teleponnya pada gadis itu." Kata Shawn lalu memberikan handphonenya.
Aku menerima panggilan tersebut.

"Sarahh?"

"Scarla, aku minta maaf, aku yang bodoh sehingga semua ini terjadi." Kata Sarah menangis.

"Tidak apa-apa, dimana kamu sekarang? apa kamu baik-baik saja?" Tanyaku khawatir.

"Aku tidak apa Scarla, sekarang aku berada di rumah sakit, mereka membawaku ke rumah sakit dan setelah itu mereka akan mengantarkan aku pulang setelah ini.. bagaimana denganmu?" Tanya Sarah padaku.

"Aku juga tidak apa-apa, aku akan segera menemuimu." Aku mengembalikan handphone Shawn.

"Kemana kau akan membawaku?" Aku menatap Shawn.

"Kau bilang kau tidak ingin pulang ke rumah"

"Antarkan aku ke rumah sakit saja, Aku akan menjaga Sarah dan bermalam bersamanya hari ini." Kataku memohon.

Shawn menghela nafasnya dan memberhentikan mobilnya.

"Lihatlah dirimu sendiri, saat ini kau yang harus dijaga dan diperdulikan atas apa yang terjadi, bisakah kau memperdulikan dirimu sendiri sebelum memikirkan orang lain." Shawn keluar dari mobil sedangkan aku masih diam dan duduk di dalam mobil. Aku memandang sekitarku, tempat parkir, aku rasa ini sebuah apartemen. Tiba-tiba pintu mobil di sisiku terbuka disaat aku sedang memperhatikan sekitarku.

"Aku dapat berjalan, kau tidak perlu menggendongku." Kataku berdiri dan keluar dari mobil ketika Shawn hendak menggendongku. Aku berjalan di belakangnya mengikutinya.

Aku mengusap darah yang ada di sudut bibirku. Terasa sangat perih, granny tidak boleh melihatku dalam keadaan seperti ini, pasti ia akan khawatir.

Aku mengikuti Shawn memasuki sebuah lift yang membawa kami menuju lantai paling atas. Ketika lift terbuka aku mengikuti Shawn berjalan di belakangnya.

"Dimana ini?" Tanyaku bingung memperhatikan sekitarku.

"Penthouse-ku"

S.H.M.I.L.Y.  (COMPLETE)Where stories live. Discover now