21. Holding hands

19.6K 1.3K 5
                                    

Scarla Wilford

Aku melangkah keluar kedai kopi. Musim dingin akan segera berlalu namun angin masih berhembus kencang. Aku melangkah menyusuri trotoar menuju subway. Aku akan menjemput granny di daycare hari ini.

Aku mengeratkan jaketku dan berjalan di sisi trotoar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengeratkan jaketku dan berjalan di sisi trotoar. Aku melihat seorang tunawisma di depan sebuah toko kecil sedang duduk dan mengusap kedua tangannya. Aku tersenyum menghampirinya dan melepaskan syal abu-abuku.

"Kenakan ini" aku melingkarkan syalku di leher wanita tua tersebut.

"Terima kasih" wanita tersebut tersenyum menatapku. Aku mengangguk dan berlalu.

Aku mengeratkan jaketku dan kembali berjalan menuju halte bus. Ketika angin berhembus, aku memeluk tanganku sendiri dan mencoba menghangatkan diriku hingga aku merasakan seseorang dari belakangku memberikanku syalnya.

"Terima-" aku menoleh dan mendapatinya tersenyum.

"Sekarang aku mengetahui mengapa kau tidak memakai syalmu ketika udara dingin seperti ini" kata Shawn mengenakan syalnya padaku.

Seketika wangi Shawn memenuhi indra penciumanku. Syal ini memiliki wangi Shawn, aku tersenyum di balik syal Shawn yang menutupi mulutku. Aku masih memperhatikan dan menatap Shawn yang masih bergumam dan menceramahiku panjang lebar karena aku memberikan syalku pada wanita tersebut.

"Suka dengan apa yang kau lihat huhhh?" Kata Shawn membuatku memalingkan wajahku untuk tidak menatapnya.

Gawattttt! Aku tertangkap sedang memperhatikannya. Aku merasakan hangatnya aliran darah di pipiku saat ini.

"Mana tanganmu?" Kata Shawn mengulurkan tangannya meminta tanganku.

Aku hanya menatapnya penuh tanya. Shawn lalu mengambil tanganku dan mengenakan sarung tangan kulit miliknya di pergelangan tangan kiriku. Lalu Shawn menggengam tangan kananku dan memasukannya ke sisi coatnya.

"Aku akan mengantarkanmu" kata Shawn menatapku.

"Aku tidak ingin berbicara denganmu" ketika aku ingin menarik tanganku dari saku coatnya ia malah semakin erat menggengam tanganku.

"Kau baru saja melakukannya" Shawn mengedipkan sebelah matanya padaku.

"Apaaa?!" Kataku mengangkat bahuku.

"Kau bilang tidak ingin bicara padaku tapi kau baru melakukannya berulang kali." Shawn tersenyum penuh kemenangan.

Aku hanya diam dan menatapnya tajam.

"Tetap tidak ingin bicara padaku? Hmmm?" Shawn mendekatkan wajahnya padaku. Seketika aku menutup mataku.

'Gosh Scarla! Apa yang kau lakukan! Mengapa kau berpikir Shawn akan menciummu! Mengapa kau menutup matamu!'

_______________________________

Shawn Anderson

"Tetap tidak ingin bicara padaku? Hmmm?" Aku mendekatkan wajahku padanya. Aku melihatnya menutup matanya membuatku seketika tersenyum.

Aku tersenyum dan berbisik disisi telinganya.

"Hei, mengapa kau menutup matamu? Kau ingin aku menciummu? Baiklah jika kau menginginkannya." Kataku berbisik.

Seketika Scarla membuka matanya dan menarik tangannya dari coatku.

"Shawn! Kau menyebalkan!" Katanya memukulku pelan dan aku memegang tangannya sambil tersenyum. Aku mengecup dahinya dengan cepat.

"Jangan menggunakan tanganmu untuk memukulku tetapi gunakan tanganmu untuk berpegangan padaku, seperti ini." Kataku mengangkat tangannya dan membetulkan genggaman tangan kami.

"Aku minta maaf tidak memberitahukanmu terlebih dahulu perihal Naina, aku tidak mengetahui bahwa kau mengenal Naina. Dan aku juga tidak mengetahui bahwa kau berpikir bahwa Naina adalah kekasihku. Aku hanya terlalu senang mengetahui kau cemburu dengan Naina." Kataku mencubit hidungnya.

"Tidak! Aku tidak cemburu!" Katanya memegang hidungnya yang ku cubit.

"Lalu mengapa kau marah dan tidak ingin berbicara padaku?" Aku melihatnya blushing dengan pertanyaanku. Aku tersenyum dan mengusap kepalanya.

"Baiklah aku akan mengantarmu pulang." Kataku lalu menggandeng tangannya berjalan menuju mobilku. Aku tersenyum ketika tidak ada penolakan darinya.

"Aku-Aku tidak akan pulang ke rumah, Aku akan menjemput granny terlebih dahulu." Katanya ketika aku membukakan pintu mobil untuknya.

"Okay, kita akan pergi menjemput granny" aku tersenyum menatapnya.

S.H.M.I.L.Y.  (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang