33. Don't touch her

19.4K 1.2K 14
                                    

Liam Anderson

Aku melangkahkan kakiku menuju penthouse Shawn, Audrey meneleponku dan berkata bahwa ia sudah satu jam menunggu Shawn namun Shawn tidak juga datang menemuinya. Setelah masuk aku segera naik menuju kamarnya. Aku melihat Shawn masih dengan kemeja kerjanya yang berantakan hanya berdiri terdiam menatap jendela kamarnya. Aku mencium bau alkohol memenuhi tubuhnya.

"Shawn, kau ingat ada janji dengan Audrey hari ini? Mengapa kau tidak datang?" Tanyaku memegang bahunya.

Shawn masih terdiam dan menatapku.

"Apa yang daddy katakan pada Scarla?" Tanyanya pelan.

"Apa maksudmu? Apa yang wanita itu katakan?"

"Ia tidak mengatakan apapun, tapi aku tidak cukup bodoh untuk menilai apakah yang akan daddy lakukan dan katakan." Kata Shawn menatapku.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu, sekarang bersiaplah, Audrey sudah menunggumu."

"Aku tidak akan pergi." Kata Shawn menatap keluar jendela.

"Shawn" panggilku.

"Tinggalkan aku sendiri Dad." Kata Shawn.

"Shawn, kau tau apa yang dapat aku lakukan-"

"Jangan menyentuhnya, ia sudah mengikuti apa yang kau mau, ia sudah memintaku untuk berpisah dengannya, ia bahkan memintaku untuk menjauh, aku harap daddy sudah puas dengan apa yang daddy lakukan." Shawn menatapku dan berlalu.

Aku dapat melihat matanya berkaca dan ia mengusap pipinya yang basah karena air matanya. Aku menatap Shawn yang kembali ke meja kerjanya dan membuka laptopnya.

'Apa yang sudah aku lakukan pada anakku sendiri? Lily benar, tidak seharusnya aku memaksakan kehendakku. Aku akan memperbaiki semuanya, aku harap tidak terlambat untuk ini semua.'

Aku menghela nafasku dan meninggalkan Shawn. Aku akan menuju ke cafe dan berkata pada Audrey bahwa Shawn tidak dapat datang hari ini.

Aku melangkah ke dalam cafe dan mencari Audrey, namun aku melihat Scarla duduk di hadapannya. Untuk apa wanita tersebut datang kemari? Aku segera berjalan dan duduk tidak jauh darinya dan memperhatikan apa yang mereka lakukan dan bicarakan tanpa mereka mengetahui dan menyadari keberadaanku.

"Aku tidak ingin banyak bicara padamu. Ambilah ini dan tinggalkan Shawn, jika kurang kau bisa bilang padaku berapa yang kau inginkan lagi dan aku akan memberikannya padamu."

Aku melihat Audrey memberikan amplop berisi ribuan dollar di hadapan Scarla.

"$50.000 dimuka, kau dapat meminta lebih lagi jika kau rasa ini kurang."

Aku masih terdiam dan memperhatikan mereka dalam pandangan kacamata hitamku.

"Nona Audrey Hilton yang terhormat, seberapapun uang yang kau berikan aku tidak akan menerimanya. Apa yang aku rasakan pada Shawn tidak dapat dinilai dari uang ini karena perasaanku merupakan ketulusan hatiku sendiri. Shawn bukanlah barang yang dapat nona tukar dengan uang. Aku bahkan tidak menyangka bahwa seorang terhormat sepertimu rela mengeluarkan uang sebanyak ini untuk memintaku menjauh darinya. Tapi maaf aku tidak dapat menerimanya."

Aku terdiam mendengarkan apa yang di katakan Scarla. Ia benar, Shawn bukanlah barang, bahkan aku sudah berencana menjodohkannya dengan rekan kerjaku untuk melancarkan usahaku. Liam apa yang sudah kau lakukan?

Aku melihat Audrey menyiram Scarla dan berteriak, "Kau tau? Harga dirimu tidak akan bisa membuatmu tetap bersama Shawn. Karena ayahku sudah melakukan kerjasama dengan paman Liam dan tentu paman Liam akan membuatku bersama dengan Shawn apapun yang terjadi. Dengan demikian kami akan menjadi pasangan serasi terkaya yang pernah ada. Sedangkan kau hanya hama yang mencari keuntungan dengan bersama Shawn."

Aku tidak menyangka seorang sepertinya dapat melakukan hal yang menurutku tidak beretika. Aku masih terdiam dan mendengarkan apa yang mereka katakan. Aku melihat Scarla berdiri dari tempat duduknya.

"Terima kasih atas penghinaan dan ucapanmu nona Audrey, satuhal yang ingin aku katakan aku tidak pernah berencana untuk jatuh cinta padanyatetapi hatiku yang melakukannya." Aku melihatnya sedikit menunduk dan pamit. Ia melewatiku namun ia tidak menyadari keberadaanku. Aku melihatnya menutup mulutnya, aku bahkan melihatnya menangis.

Bahkan dengan penghinaan yang ia terima, ia masih memiliki sikap dan ini membuktikan padaku sifat dan sikapnya yang sebenarnya. Aku tersenyum dan mengakui bahwa Shawn sudah memilih wanita yang tepat untuknya.

Segera setelah Scarla pergi aku menuju ke tempat Audrey duduk.

"Paman Liam?" Kata Audrey kaget menatapku.

"Audrey, aku minta maaf sebelumnya, namun aku rasa, aku tidak dapat melanjutkan perjodohanmu dengan Shawn." Kataku menatap uang sebesar $50.000 yang tergeletak di atas meja. Scarla baru saja menolak uang tersebut.

"Tapi paman Liam? Aku, bagaimana jika ayahku membatalkan kontrak kerjasama nya?" Katanya sedikit marah.

"Jika memang demikian maka aku akan menerimanya. Maaf untuk semua kekacauan ini, permisi." Kataku berlalu karena aku ingin mengejar Scarla dan berbicara padanya.

Aku melihat Scarla sedang menangis dan menutup wajahnya. Aku mengulurkan sapu tanganku di hadapannya. Aku dapat melihat bajunya kotor karena Audrey menyiramnya tadi. Sesaat kemudian ia menatapku lalu segera menghapus air matanya.

"Tuan... Tuan Anderson" katanya pelan dan menggeleng tidak menerima sapu tanganku.

"Hai, kita bertemu lagi" kataku tersenyum.

"Tuan Anderson, apa yang kau katakan benar, aku tidak cukup baik untuk putramu dan akupun sudah menyadarinya. Aku sudah berpisah dengannya, Tuan- tuan tidak perlu memberikanku apapun untuk melakukannya, aku rasa ini juga untuk kebaikan Shawn. Aku permisi." Katanya terbata lalu segera berlalu pergi. Belum sempat aku berbicara banyak padanya, aku mengusap keningku dan berpikir apa yang dapat aku lakukan untuk memperbaiki kekacauan ini semua.

S.H.M.I.L.Y.  (COMPLETE)Where stories live. Discover now