34. Revenge

19.9K 1.2K 0
                                    

'You will never understand the damage you did to someone until the same thing is done to you. That's why I'm here. -Karma- '
________________________________

Liam membuka beberapa dokumen di hadapannya. Setelah bertemu dengan Scarla, Liam menyuruh orang kepercayannya untuk mencari informasi terkait dengan Scarla.

"Apakah semua dokumen ini sudah lengkap?" Tanya Liam pada Darren pengacaranya.

"Semua berkas tuntutan atas penyalahgunaan perihal dana, hak asuh serta pemalsuan dokumen jual beli perusahaan atas nama John Wilford serta bukti dari detektif di lapangan bahwa Jacob Wilford yang sudah melakukan pembunuhan atas John dan Anna Wilford sudah lengkap, ini semua akan segera di proses setelah persetujuan Tuan Anderson."

"Selesaikan dengan segera, seseorang harus membayar dan mempertanggung jawabkan apa yang sudah dilakukannya. Aku butuh kabar baik darimu segera." Kata Liam menangguk menyerahkan berkas tersebut.

"Baik tuan, saya permisi." Kata Darren menunduk pamit.

Lily lalu masuk ke ruangan kerja Liam setelah Darren berlalu.

"Liam, apa yang kau kerjakan? Kau sangat sibuk seminggu ini." Kata Lily menghampiri Liam. Liam segera menariknya untuk duduk di sisinya.

"Aku akan menyelesaikan kekacauan yang aku buat. Aku menyuruh seseorang untuk menyelidiki dan mencari informasi mengenai Scarla. Dan aku menemukan bahwa seorang bernama Jacob Wilford dan keluarganya melakukan tindakan pengambil alihan dana serta menghilangkan nyawa kedua orang tua Scarla. Aku menyuruh seorang yang ahli untuk menyelidiki ini semua dan mengumpulkan semua bukti yang ada selama seminggu ini. Setidaknya aku berharap Scarla dan Shawn mau memaafkanku dengan apa yang sudah aku perbuat."

"Terima kasih Liam, terima kasih sudah menjadi ayah yang luar biasa untuk Shawn, aku dan juga Naina" kata Lily lalu mencium Liam.

_____________________________

Shawn Anderson

Aku hanya dapat memperhatikan Scarla dari jauh. Ia tidak menjawab panggilan teleponku, bahkan juga tidak membalas pesanku. Aku menghampirinya di tempat kerja maupun rumahnya namun ia tetap tidak ingin menemuiku. Aku tidak ingin menyerah. Aku hanya menginginkan Scarla di hidupku, menemaniku dan berada di sisiku.

Aku melihatnya memasuki rumahnya. Aku mendekat dan mengetuk pintu. Aku melihat granny membukakan pintu untukku.

"Shawn ayo masuk?" Kata granny lembut. Selama ini ketika aku bertamu aku hanya akan berbicara dengan granny. Scarla masih tidak menemuiku.

"Granny, apa Scarla masih marah padaku?" Tanyaku menatap granny.

"Shawn, aku sudah mencoba berbicara padanya. Namun aku tidak akan memaksanya. Aku harap kau dapat bersabar dan mengerti."

"Baiklah granny, aku tidak akan menyerah. Tolong berikan ini padanya." Kataku menyerahkan sepucuk kertas.

"Aku tau kau mendengarkanku, aku tidak akan pernah menyerah Scarla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tau kau mendengarkanku, aku tidak akan pernah menyerah Scarla." Kataku sedikit berteriak lalu aku tersenyum dan pamit pada granny.

Aku menatap fotoku dan Scarla di wallpaper handphoneku. Scarla tersenyum sangat cantik. Aku sangat merindukan senyumannya. Aku mengemudikan mobilku menuju suatu tempat. Aku akan melakukan berbagai cara agar aku dapat berbicara dengan Scarla. Aku mengetuk pintu hingga seseorang membukakan aku pintu.

"Tuan- Tuan Anderson" kata Sarah menatapku kaget.

"Aku butuh bantuanmu." Kataku memohon pada Sarah.

_____________________________

Scarla Wilford

"Scarla, berhentilah menghindarinya" kata granny duduk di sisi tempat tidurku. Aku tersenyum menatapnya. Aku bahkan dapat mendengar suara Shawn. Aku sangat merindukannya. Aku juga ingin sekali menemuinya, tapi aku tidak yakin apakah aku mampu menjauh darinya jika aku bertemu lagi dengannya.

"Ini, shawn memberikannya untukmu" kata granny menyerahkanku sebuah kertas.

Aku membukanya.

'Shmily'

Shawn selalu mengucapkan ini, apa maksudnya? Aku tersenyum dan menyentuh tulisan tangannya. Shawnku selalu membuatku tersenyum walau hanya dengan sepucuk surat kecil seperti ini.

"Aku tau kau menyayanginya, berhentilah membohongi perasaanmu sayang" kata granny menyentuh pipiku.

Aku memeluk granny. Seandainya aku dapat mengatakan pada Shawn betapa aku sangat mencintainya, seandainya aku dapat bercerita dan berbagi dengan granny mengapa aku harus berpisah dengan Shawn. Namun aku tidak boleh membebaninya.

'Aku tidak hanya menyayanginya granny, aku bahkan mencintai Shawn dengan tulus, ya.... aku sangat mencintainya'

S.H.M.I.L.Y.  (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang