18. Like Father like Son

20.7K 1.4K 2
                                    

Shawn melangkahkan kakinya memasuki restaurant ternama di Toronto, Toula resto and bar yang memberikan pemandangan indah kota Toronto di malam hari.

"Selamat malam Tuan Anderson, silahkan" seorang pelayan mempersilahkan dan mengantarkan Shawn ke meja yang telah di reservasi sebelumnya. Disana sudah duduk Naina, Liam ayahnya dan Lily ibunya.

"Hai mom." Shawn menghampiri ibunya dan mencium pipinya.

Liam berdiri dari tempat duduknya dan merentangkan tangan hendak memeluk putra sulungnya tersebut.

"Hai son" kata Liam memeluk Shawn.

"Hai dad, apa kau baru tiba di Toronto?" Tanyanya.

"Ya sekitar satu jam yang lalu, apakah semua berjalan baik? Aku mendengar kau melakukan perjanjian kerjasama dengan klien di Eropa? selamat atas pencapaiannmu, aku sangat bangga padamu! Ceritakan padaku tentang hal itu!" Kata Liam pada putranya.

"Aku tidak ingin dua lelakiku membicarakan pekerjaan disaat kita berkumpul bersama seperti ini." Lily berdeham dan menatap putra dan suaminya bergantian.

"Maaf dad, aku tidak ingin membicarakan hal itu saat ini karena aku takut ada mom disini." Kata Shawn tersenyum pada ayahnya.

"Oh ayolah Lily, aku hanya ingin berbincang sebentar dengan putraku." Kata Liam menggengam tangan Lily.

Lily menatap Liam sedangkan Liam mengangkat kedua tangannya seolah ia menyerah.

"Okay Queen! Aku mengerti... tidak ada bisnis saat makan malam!" Liam mengedipkan sebelah matanya pada Lily. Mereka memulai makan malam dan berbincang perihal kegiatan Naina di Toronto.

Pelayan mulai mempersiapkan hidangan di meja makan mereka dan menuangkan champagne.

"Shawn.. ada hal penting yang aku ingin bicarakan padamu." Kata Liam setelah meminum champagne nya.

"Tentang perusahaan? Tentang Naina? Ten-" kata Shawn terpotong.

"Tentangmu" kata Liam menatap putranya.

"Tentangku? Apakah ada yang salah?" Shawn tertawa pelan.

"Shawn... aku sudah berdiskusi dengan ibumu.." Liam menghela nafasnya.

"Bagaimana? Hmm kau berkenalan dengan putri temanku?" Kata Liam membuat Shawn hampir tersedak champagne nya.

"Aku sudah melakukannya beberapa kali bukan?" Katanya acuh sambil meletakkan gelas champagne nya.

"Shawn.. aku sudah bilang pada ayahmu untuk kali ini menjadi yang terakhir ia mengenalkanmu pada putri rekannya? Apakah kau tidak keberatan?" Kata Lily menatap putranya.

"Maafkan aku mom.. untuk kali ini aku tidak dapat melakukannya.." kata Shawn menatap lembut ibunya.

"Shawn.. kau bahkan belum melihat dan mengenalnya? Ia putri rekan kerjaku, aku yakin kau suka dengannya. Ia sangat cantik dan berkelas." Kata Liam serius.

"Maafkan aku tapi aku rasa sudah cukup dengan semua acara perjodohan seperti sebelumnya. Maaf dad aku tidak bisa." Shawn menggeleng.

"Shawn" suara Liam agak meninggi.

"Liam.." Lily memegang tangan Liam mencoba menenangkannya.

"Seperti kataku sebelumnya, ini untuk yangn terakhir kalinya, ayahmu sudah berjanji padaku untuk itu, ajaklah ia makan siang sebagai ucapan terima kasih karena ayahnya sudah berkerja sama dengan baik selama ini dengan ayahmu." Lily memohon pada putranya.

Shawn terdiam dan menghela nafasnya lalu mengangguk.

"Ada hal lain yang harus aku kerjakan, aku permisi dulu." Shawn lalu beranjak mengecup kepala Naina.

"Sampai jumpa little monkey! aku akan menghubungimu lagi nanti."
"Sampai jumpa mom! Aku permisi dad" Shawn mengecup pipi ibunya.

"Shawn aku belum selesai bicara denganmu." Kata Liam sedangkan Shawn sudah berlalu meninggalkan restaurant.

"Dad, aku rasa baik aku dan Shawn sudah besar, aku pun tidak ingin seperti itu, ya mungkin berkenalan tapi aku tahu apa maksudmu itu perjodohan. Aku permisi, aku akan menemani Shawn." Kata Naina berlalu.

Liam memejamkan matanya, kali ini ia tidak dapat menerima penolakan Shawn, karena selama ini Shawn selalu menurutinya untuk berkenalan dengan putri rekan kerjanya, walaupun semua dari perkenalan tersebut tidak ada yang berjalan baik bahkan salah satu putri temannya berkata bahwa Shawn itu bisu dan ia tidak ingin bertemu lagi dengannya.

"Bukankah putramu itu sama persis sepertimu, ia sama sekali denganmu Liam." Lily memegang tangan Liam di atas meja.

"Apakah kau ingat? Dahulu kau juga akan di jodohkan oleh ayahmu namun kau malah bertengkar dengan ayahmu dan menolaknya, sama seperti yang Shawn lakukan bukan?" Kata Lily tersenyum.

"Iya, namun aku tetap menerima perjodohan itu dan berakhir bahagia denganmu." Liam menggengam tangan Lily.

"Seandainya yang akan di jodohkan ayahmu ternyata bukan aku? Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Lily lembut.

"Aku akan tetap menolaknya dan tetap memilihmu." Liam mengecup tangan Lily.

"Itu yang sekarang dilakukan Shawn sayang... percayalah padanya.. biarkan Shawn mengikuti kata hatinya. Hmm?"

Liam mengangguk dan kembali mencium tangan Lily.

S.H.M.I.L.Y.  (COMPLETE)Where stories live. Discover now