24. Breakfast

19.1K 1.2K 5
                                    

Scarla Wilford

Aku menggeliat pelan. Aku merasa tidurku sangat nyenyak malam ini. Aku sangat menyukai wangi ini. Tunggu...

Mengapa aku merasa ini seperti wangi Shawn? Aku membuka mataku dan mendapati ada kedua lengan yang memeluk tubuhku. Aku mengangkat kepalaku yang bersandar di dada Shawn.

Aku memejamkan mataku kembali mengingat apa yang terjadi semalam? Bukankah Shawn tidur di sofa? Dan seketika aku teringat aku terbangun karena aku bermimpi buruk dan Shawn memeluk aku yang menangis semalam. Aku bermimpi hari dimana aku kehilangan kedua orang tuaku. Aku menghela nafasku dan dengan perlahan melepaskan pelukan Shawn.

Aku memperhatikan wajah Shawn yang masih tertidur. Shawn sangat tampan. Ia memiliki wajah yang sempurna, hidung yang mancung, garis rahang yang mempertegas wajahnya. Aku sangat menyukai mata coklat nya. Aku mengusap lembut rambutnya.

'Shawn kau terlalu sempurna untuk gadis sepertiku. Apa memang aku ini pantas untukmu?'

"Apa kau sudah selesai memandangiku?" Kata Shawn lalu membuka matanya menatapku.

"Pa- Pagi." Kataku menggaruk leherku yang tidak gatal. Aku menjadi kikuk dan malu saat tertangkap tengah memperhatikannya.

_______________________________

Shawn Anderson

Aku merasakan Scarla menggeliat dalam pelukanku. Aku merasakan ia mengusap lembut rambutku.

"Apa kau sudah selesai memandangiku?" Kataku lalu menatapnya.

"Pa- Pagi." Katanya terbata.

Aku tersenyum ketika melihatnya merah seperti tomat. Entah aku menyukai dirinya ketika malu-malu seperti ini.

"Pagi.. " aku mengusap rambutnya dan meletakkannya di sisi telinganya.

"Kamu mandi terlebih dahulu, aku yang akan menyiapkan sarapan hari ini." Kataku dan ia mengangguk dan berjalan menuju ke kamar mandi.

Aku berjalan turun menuju dapur.

'Bagusss Shawn! Kau akan membuat sarapan? Bahkan kau tidak pernah memasak sebelumnya' aku menggaruk kepalaku kebingungan.

Baiklah aku akan membuat pancake, oke bagaimana caranya? Aku mencari cara dan bahannya di internet. Setelah mendapatkan cara nya aku mulai mencari di lemari di dapurku dan mendapati bahan-bahan yang ku perlukan untuk membuat pancake.

Aku mencampurkan telur, tepung terigu dan bahan lainnya lalu mulai mengaduknya. Setelah itu aku akan mulai meletakkan adonan itu di atas wajan.

Aku menggeleng frustasi melihat pancake tersebut. Pancake tersebut terlihat sedikit gosong. Tidak! Itu benar-benar gosong Shawn.

"Hei! Apa yang sedang kau lakukan?" Aku menoleh ketika Scarla mendekat padaku.

"Umm.. tidak ada, aku rasa sebaiknya kita pergi untuk sarapan di luar saja." Kataku melihatnya dan tersenyum semanis mungkin. Aku meletakkan pancake gosong tersebut ke dalam tempat cuci piring agar Scarla tidak melihatnya.

"Apa kau tidak pernah menggunakan dapurmu sebelumnya?" Tanya Scarla menatapku.

"Ummm... tidak, maksudku tidak pernah." Kataku tersenyum jujur.

Scarla memperhatikan keadaan dapurku dan memang sangat berantakan. Aku menumpahkan tepung di meja dan di lantai.
Aku melihat Scarla tertawa dan mendekatiku.

"Pancake huh?" Katanya menunjuk pancake yang gosong tersebut dan hendak mengambilnya.

"Tidak, pancake itu gosong tidak bisa di makan, entah kenapa dia bisa menjadi seperti itu" kataku menggeleng dan memegang tangannya untuk mencegahnya mengambil pancake tersebut. Scarla tertawa lalu tersenyum menatapku.

"Kau tau? Kau terlihat sangat cantik dengan bedak itu" katanya tersenyum.

"Apaaa?!" Aku tidak mengerti.

Scarla berjinjit untuk mencapaiku dan mengusap pipiku yang kotor karena tepung untuk membuat pancake tersebut.

"Pertama, lebih baik kamu naik ke atas dan bersihkan dirimu, kedua, aku akan mengambil alih tugasmu untuk membuat sarapan pagi ini dan membereskan semua kekacauan ini" katanya membuatku tersenyum.

"Kamu berbicara seperti ibuku saja" kataku tertawa dan mengecup bibirnya cepat. Aku tidak dapat menahan diriku lagi untuk tidak menciumnya. Aku berlalu ke kamarku sambil tersenyum bahagia atas apa yang aku lakukan.

_______________________________

Scarla Wilford

Aku terdiam mematung ketika Shawn dengan cepat menciumku untuk kedua kalinya.
Aku memegang jantungku yang berdebar sangat cepat. Aku menghela nafasku setelah Shawn segera berlalu.

Aku mulai merapihkan apa yang Shawn perbuat. Dapur ini sangat berantakan karenanya. Aku mencari bahan - bahan lalu mulai membuatkan sarapan. Ketika aku sudah selesai dan meletakkannya di meja makan, aku melihat Shawn menghampiriku.

Shawn sudah rapih mengenakan kemeja putihnya dengan kedua kancing atasnya yang terbuka. Rambutnya terlihat sedikit berantakan namun hal itu malah menambah ketampanannya.

Shawn menghampiriku dan duduk di sisiku yang sudah terlebih dahulu duduk di meja makan. Aku membuat Telur dadar dengan jamur dan keju serta segelas kopi untuknya.

"Jadi.. maukah kamu menceritakan padaku tentang mimpi burukmu tadi malam?" Tanyanya ketika ia sudah selesai dengan sarapannya.

Aku terdiam menatapnya dan tersenyum kecil.

"Umm... aku bermimpi tentang kedua orang tuaku-" aku melihat Shawn memperhatikanku seolah menginstruksikanku untuk melanjutkan ceritaku.

"Mom dan daddy ku sudah meninggal 3 tahun yang lalu, kecelakaan mobil. Sangat sulit bagiku menerima kepergian mereka. Lalu aku tinggal bersama dengan paman Jacob dan keluarganya. Pada awalnya semua berjalan baik tapi- " aku terhenti, aku ragu apakah aku harus bercerita pada Shawn atau tidak. Shawn masih menatapku.

"Tapi tidak semua berjalan baik hingga sekitar 1 tahun yang lalu aku memutuskan untuk tinggal bersama granny." Aku tersenyum menatapnya.

"Aku turut prihatin dan sedih atas kedua orang tuamu." Shawn menggengam tanganku dan aku mengangguk.

"Apa yang terjadi denganmu dan keluarga paman Jacob?" Pertanyaan Shawn membuatku terdiam. Aku kembali teringat perlakuan paman Jacob dan keluarganya padaku. Aku mengingat ketika Amora, istri paman Jacob menamparku dan berteriak padaku karena aku tidak menurutinya.

"Hey.. apa yang sedang kamu pikirkan?" Kata Shawn mengembalikan aku dari lamunanku.

"Umm" aku menggeleng dan hanya dapat tersenyum menatapnya.

"Baiklah, ayo kita ke rumah sakit menemui granny?" Aku tersenyum dan meletakkan tanganku dalam genggaman tangannya.

S.H.M.I.L.Y.  (COMPLETE)Where stories live. Discover now