12. Take Care of you

20.9K 1.4K 3
                                    

Scarla Wilford

Aku melangkahkan kakiku dan duduk di sofa besar penthouse nya. Penthouse ini sangat besar, ada sebuah grand piano terletak di sudut ruangan, aku dapat melihat pemandangan kota Toronto di malam hari sangat indah, aku meletakkan coat Shawn di sisi sofa dan berjalan menuju kaca besar tersebut.

 Penthouse ini sangat besar, ada sebuah grand piano terletak di sudut ruangan, aku dapat melihat pemandangan kota Toronto di malam hari sangat indah, aku meletakkan coat Shawn di sisi sofa dan berjalan menuju kaca besar tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau tinggal disini malam ini" katanya membuatku beralih dari lamunanku.

"Tidak, aku tidak bisa, granny-"

"Aku sudah menghubungi Granny dan bilang padanya bahwa kau menemani Sarah di rumah sakit malam ini." Kata Shawn memotong pembicaraanku.

"Ikutlah denganku" kata Shawn mengajakku ke lantai atas dan mengantarku ke sebuah kamar.

"Bersihkan dirimu setelah itu aku menunggumu di bawah." Shawn memberikanku sebuah sweater abu-abu dengan celana panjang training miliknya dan handuk.

Aku membuka kamar tersebut.

Kamar tersebut sangat luas, dengan dinding kaca di hadapannya memberikan gambaran pemandangan Danau ontario yang membentang indah, aku bahkan dapat melihat pemandangan kapal pesiar yang bersinar di malam hari, tempat ini begitu indah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kamar tersebut sangat luas, dengan dinding kaca di hadapannya memberikan gambaran pemandangan Danau ontario yang membentang indah, aku bahkan dapat melihat pemandangan kapal pesiar yang bersinar di malam hari, tempat ini begitu indah.

Aku lalu membersihkan diriku dan mengikat rambutku. Aku merasakan wangi tubuhku seperti wangi Shawn, aku menggulung sweaterku dan melihat lenganku yang memar karena cengkraman pria itu. Aku kembali menutupinya dengan lengan sweater dan berjalan ke bawah.

"Hei, apa yang kau lakukan disana? Sini" kata Shawn yang melihatku berdiri di tangga dan ia menyuruhku duduk di sofa di sisinya. Shawn sudah berganti pakaian mengenakan kaos berlengan panjang hitam dengan celana tidur abu-abu.

Aku mendekatinya dan duduk di sofa sisinya, aku melihatnya membawa handuk dan kotak obat di meja. Ia menggulung lengan bajunya hingga ke siku.

Ia mendekatiku dan membersihkan luka di bibirku. Aku meringis ketika ia menyentuh sudut bibirku yang terluka. Tangan Shawn memegang sisi pipiku agar aku tidak menjauh ketika ia mengobati sudut bibirku yang terluka.  Ia mengompres pipiku yang terasa panas karena tamparan itu.

Tangannya yang lembut mengobati memar di pelipisku, ia mengoleskan obat di pelipisku dan juga di sudut bibirku dengan sangat hati-hati. Aku seperti berhenti bernafas ketika ia dengan teliti mengobatiku.
Ada rasa hangat di hatiku atas semua yang ia lakukan untukku. Namun ia tidak seharusnya berbuat baik seperti ini padaku, apa sebenarnya maksudnya berbuat ini? Bukankah ia sudah memiliki Naina sebagai kekasihnya?

Shawn mengambil lengan kiriku, ketika aku mencoba menariknya ia menatapku dan membuatku mengurungkan niatku untuk menariknya kembali.

Dengan perlahan ia menggulung sweaternya dan melihat memar di lenganku dengan hati-hati lalu mengobatinya dengan obat oles memar, ia membalut lenganku setelah mengobatinya.

"Memar-mu akan segera membaik dalam beberapa hari." Katanya setelah selesai mengobatiku.

"Bagaimana kau tahu memar di lenganku?" Tanyaku menatapnya.

"Kau memegang lengan kirimu dan meringis selama dalam perjalanan." Katanya menatapku.

Aku bahkan tidak menyadarinya, aku pikir ia terus menatap jalan tanpa memperhatikanku.

"Pergilah tidur, kita akan berbicara tentang hal ini besok, Selamat malam" ia mengusap pipiku lalu rambutku lembut. Aku hanya mengangguk.

"Shawn, Terima kasih." Kataku menoleh ketika aku naik ke atas menuju kamar yang tadi ia tunjukkan padaku.

Aku merebahkan diriku di tempat tidur dan seketika aku tenggelam dalam mimpiku.

________________________________

Shawn Anderson

Aku menyuruhnya duduk disisiku. Aku tersenyum ketika ia mendekat dan mendapati wanginya sama seperti dengan wangiku. Dengan perlahan aku mengobati luka di sudut bibirnya dan di pelipisnya. Ia meringis ketika aku melakukannya.

Aku mengambil lengan kirinya dan seketika ia menarik lengannya, aku hanya menatapnya dan menarik kembali lengannya dan menggulung lengan bajunya.

Aku dapat melihat warna merah dan biru menghiasi lengannya, semenjak di mobil aku melihatnya memegang lengannya dan meringis, pasti akibat pria tadi, aku akan membuatnya membayar perbuatannya tersebut. Aku mengobati memar di lengannya, dan membalutnya dengan obat agar bengkaknya segera sembuh.

"Memar-mu akan segera membaik dalam beberapa hari." Kataku setelah selesai mengobatinya.

"Bagaimana kau tahu memar di lenganku?" Ia menatapku.

"Kau memegang lengan kirimu dan meringis selama dalam perjalanan."

"Pergilah tidur, kita akan berbicara tentang hal ini besok, Selamat malam" kataku mengusap pipi dan rambutnya. Aku hanya ingin melindunginya saat ini.

"Shawn, Terima kasih." Katanya lalu naik ke lantai atas ke kamarku.

Setelah melihatnya sudah berlalu, aku melakukan panggilan telepon.

"Bagaimana?" Tanyaku pada Edward yang mengatasi masalah di club.

"Baiklah, terima kasih." Aku tersenyum ketika Edward memberikanku kabar bahwa pria tersebut sudah diamankan pihak berwajib dan Edward memastikan ia akan ditahan akibat perbuatannya.

Aku mengusap kedua wajahku. Aku ingat ketika Sarah berlari dan berteriak minta tolong pada bodyguard yang ada di lantai VVIP yang berada tidak jauh dari ruang VIP, ia berkata bahwa Scarla ada di dalam dan meminta seseorang untuk menolong Scarla yang masih berada disana.

Aku langsung berlari dan mencarinya, aku membuka semua ruangan dengan kasar hingga ketika aku membuka pintu aku melihat pria tersebut memukulnya hingga terjatuh. Aku langsung memukul pria tersebut, bodyguard datang dan membantuku mengatasinya, aku berlalu dan melihat Scarla.

Aku menggendongnya dan membawanya. Ketika aku melihat wajahnya terluka aku sangat marah, aku tidak pernah semarah ini selama hidupku. Aku tidak bisa menerima seseorang menyakitinya, dan aku sadar bahwa aku hanya ingin melindunginya saat ini. Ya, aku akan melindungi Scarla.

Aku melangkahkan kakiku ke kamarku. Hanya tersisa lampu tidur di sisi tempat tidur yang menyala. Aku menghampiri sisi tempat tidurnya. Aku duduk di sisi tempat tidur memandangnya.

Aku melihatnya tertidur, pipinya masih merah. Aku membenarkan selimutnya dan mengecup keningnya.

Aku menatapnya yang tengah tertidur.. Aku tersenyum ketika melihatnya sudah terlelap..
Scarla, aku menyukaimu, tidak.. aku rasa aku sangat menyukaimu..

S.H.M.I.L.Y.  (COMPLETE)Where stories live. Discover now