29. Too Good for you

18.6K 1.2K 4
                                    

Scarla Wilford

"Shawn, ibumu akan berdansa dengan Grandpa Marc, bagaimana jika kau mengajak Audrey berdansa? Karena aku ingin mengajak Scarla untuk berdansa denganku?" Kata Liam menatapku.

Aku terdiam dan mengikuti ketika Liam menggandeng tanganku dan mengajakku ke tengah ballroom untuk berdansa. Shawn masih memperhatikanku dan aku mengangguk kecil menatapnya.

Liam meletakan tanganku di bahunya sedangkan tangannya yang lain menggenggam tanganku.

"Apa kamu bisa berdansa nona Scarla?"

"Aku tidak yakin aku bisa berdansa dengan baik Tuan Anderson" kataku ragu.

"Jadi siapa tadi nama lengkap mu?"

"Wilford, Scarla Wilford" kataku tidak berani menatap Liam. Aku sangat takut entah aku harus bagaimana, Liam masih menggenggam tanganku erat enggan melepaskanku.

"Jadi apa yang membuatmu bersama dengan Shawn?" Tanyanya membuatku menatapnya.

"Aku tidak mengerti apa yang anda maksud?" Tanyaku.

"Apa yang sebenarnya kamu inginkan dari putraku?" Pertanyaan tersebut seperti menamparku dan mengembalikan kesadaranku dimana posisiku berada. Aku terdiam, apa yang harus ku katakan untuk menjawabnya. Aku merasakan tanganku bergetar dan Liam masih menggengamnya erat.

"Kau terlihat terkejut dengan pertanyaanku itu, mengapa kamu hanya bisa diam nona, apa kamu tidak mengira aku akan mempertanyakan hal tersebut? atau kamu sedang mulai berpikir apa saja yang bisa kamu dapatkan dengan bersama putraku?" Tanyanya membuatku menatapnya tajam. Kami masih berdansa dan mengayun pelan di tengah ballroom.

"Tuan, aku mengerti apa yang tuan maksudkan. Aku tidak pernah berpikir akan mengambil keuntungan dengan berhubungan dengan putramu. Aku sangat menghormatimu namun aku tidak menyangka bahwa kau akan bertanya hal ini padaku." Kataku sedikit bergetar dan menahan air mata yang mulai memenuhi penglihatanku. Aku tertegun ketika Liam berpikir bahwa aku menginginkan Shawn karena berpikir aku dapat memperoleh banyak keuntungan darinya.

"Nona, aku tidak ingin berbicara panjang lebar denganmu. Lihatlah Shawn dan Audrey." Aku menoleh menatap Shawn dan Audrey yang tengah berdansa. Shawn menatapku dan aku memaksakan senyumku ketika menatapnya.

"Bukankah mereka sangat serasi? Jadi aku harap kau menyadari dimana posisimu berpijak." Liam menatapku tajam. Aku menatapnya dengan air mata sudah berkumpul di kelopak bawah mataku.

"Dia terlalu sempurna untukmu, Aku tahu kamu pun mengetahuinya bukan" kata Liam masih menatapku.

"Tuan, aku memang hanya gadis biasa, aku tidak berasal dari keluarga kerajaan maupun keluarga bangsawan, tapi aku tidak pernah berpikir sedikitpun bahwa aku menginginkan kekayaan keluargamu dan mengambil keuntungan dari putramu. Terima kasih untuk dansanya malam ini."  Aku meneteskan air mataku lalu memberikannya sedikit penghormatan layaknya seorang putri yang selesai melakukan dansanya.

Aku menghapus air mataku yang mengalir.

'Jangan menangis Scarla!' Aku berjalan keluar dan segera berlalu keluar dari Ballroom tersebut. Rasanya sangat sesak apabila berada di tempat dimana tidak seharusnya aku berada.

Aku menyukai Shawn, aku menyayanginya dengan tulus namun siapa yang akan mempercayai itu semua. Aku menghapus air mataku yang mengalir. Aku hanya berdiri dan terdiam menatap taman rumput di hadapanku berusaha meredakan rasa sakit yang mulai menjalari hatiku saat ini.

Aku tersentak kaget ketika aku merasa sepasang tangan memelukku erat dari belakang. Aku mendengar Shawn menghela nafasnya.
Aku berbalik dan tersenyum menatapnya.

"Aku mencarimu, aku pikir kau pergi meninggalkanku" aku dapat melihat wajahnya cemas. Aku menggengam tangannya yang memegang pipiku.

"Maaf tidak memberitahukanmu, aku hanya ingin mencari udara segar" aku memaksakan senyumku.

"Apa kau baik-baik saja? Aku melihatmu berbicara banyak dengan ayahku." Tanyanya.

Aku mengangguk. "Aku baik-baik saja Shawn. Kami banyak bercerita tentangmu."

"Apa kamu yakin tidak apa?" Tanyanya menatapku.

"Ya aku tak apa.. aku hanya lelah Shawn"

Shawn melepaskan jasnya dan memasangkannya di tubuhku. Lalu ia memelukku erat.

"Scarla.. jangan pernah meninggalkanku apapun yang terjadi.. Berjanjilah padaku?"

Aku terdiam. Haruskah aku berjanji padanya?
Aku kembali teringat apa yang dikatakan Liam.
'Dia terlalu sempurna untukmu, Aku tahu kamu pun mengetahuinya bukan'

"Sayang?" Shawn mengusap rambutku lembut.

"Aku Janji" kataku pelan sambil mengangguk dalam pelukannya.

"Aku sangat menyayangimu."

"Aku juga sangat menyayangimu Shawn, I love you" Kataku memeluknya erat.

"Katakan sekali lagi?" Katanya menatapku.

"I love you Shawn." Aku tersenyum.

Seketika Shawn mencium lembut bibirku. Akupun membalas ciumannya.

'Shawn... apa yang harus aku lakukan? Apakah ayahmu benar? Apakah aku lebih baik mundur dan berada dimana aku seharusnya berada? Aku tulus mencintaimu Shawn. Aku sungguh-sungguh menyayangimu. Dapatkah kau melihatnya? dapatkah kamu melihat hatiku tulus menyayangimu?'

S.H.M.I.L.Y.  (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang