Bagian 16

2.7K 304 23
                                    


Vote Vote Vote ! !

- Happy reading -

-







Kamu ajarkan aku tentang harapan tapi tidak dengan kepastian.
< Jimin >

Apakah dia akan kembali ? Aku tidak tau, yang aku tau hanya dia yang aku rindu
< Suzy >

Selalu ada alasan mengapa seseorang dipertemukan, didekatkan lalu kemudian dipisahkan
< Sehun >

Jimin masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobilnya dengan sedikit ugal-ugalan. Kejadian tadi terus menghantui dirinya, dia takut jika Suzy meninggalkan dirinya.

Selama ini Suzy terus memberikan perhatian khusus pada Jimin, membuat harapan Jimin melambung tinggi, dia ingin lebih dari sekedar teman. Jimin tau Suzy tidak akan suka dengan perasaanya ini makanya dia tidak pernah mengatakan hal ini pada Suzy.

Mobil Jimin berhenti disebuah club terbesar di Seoul, Jimin turun dari mobilnya dan masuk kedalam club itu. Kebisingan, asap rokok, dan pemandangan vulgar sudah menjadi santapan Jimin sejak kecil. Kenapa? Karena Jimin adalah anak seorang pelacur, di tempat-tempat seperti inilah Jimin dibesarkan.

"Minuman biasa " ucap Jimin pada pria berkepala botak. Pria itu hanya mengagguk dan menyiapkan minuman Jimin dan memberikan minuman berwarna keemasan itu pada Jimin.

"Hai tampan..." Seorang perempuan dengan pakaian mini melekat di tubuhnya.

Jimin hanya menoleh sekilas dan melanjutkan acara minumnya. Sementara perempuan itu terus menempelkan badanya pada badan Jimin, Jimin menggeser tubuhnya tapi wanita itu tetap melekat seperti parasit.

"Pergilah..." ucap Jimin sambil menepis tangan wanita itu yang menepel pada bahunya.

"Tapi kita belum bersenang-senang tampan " ucap wanita itu dengan nada seolah-olah mendesah. Membuat Jimin semakin jijik, wanita ini mengingatkannya pada ibunya.

Jimin melirik tubuh wanita itu sekilas, membuat wanita itu kePdan.
"Aku tidak tertarik pada semua yang ada di tubuhmu itu, dan buah dadamu hampir keluar " ucap Jimin lalu meminum minumannya dengan tenang lagi.

"Aku tau kau butuh uang tapi bukan seperti ini caranya, kau bisa mencari pekerjaan yang lebih baik. " lalu Jimin menyodorkan amplop coklat yang terlihat tebal ke arah wanita itu.

Wanita itu diam dan menatap Jimin dengan pandangan berterima kasih.
"Teri...terima kasih " lalu wanita itu pergi.

Jimin kembali sendiri dan meminum minumanya yang hampir habis. Ingatannya terulang kembali, kemasa paling menjijikan baginya.

Flashback on ~

Jimin menatap ibunya yang memakai pakaian yang terlihat sempit dan dandanan ibunya yang sangat menor itu, dia heran kenapa tiap malam ibunya harus melakukan ini.

"Eomma..." Jimin menarik-narik baju ibunya yang mengekspose pahanya itu.

"Ya?" Lalu ibu Jimin berjongkook mensejajarkan tingginya dengan Jimin yang berusia 8 tahun saat itu.

"Kenapa eomma melakukan ini ?, kata teman-temanku perkerjaan eomma itu tidak baik " ucap Jimin matanya mulai berkaca-kaca mengingat perkataan teman-temannya disekolah tadi.

"Ini demi masa depan mu, berjanjilah kau tidak akan pernah meniduri perempuan " ucap ibu Jimin sambil memeluk anak semata wayangnya itu.

Jimin kecil hanya mengagguk, hingga umurnya mulai beranjak remaja ia mulai mengerti semuanya. Pekerjaan ibunya, dan dia mulai membenci ibunya.

Jimin juga tau jika dirinya anak haram, hingga seorang pria yang selalu ngaku-ngaku ayahnya itu mengajaknya ke rumahnya yang megah. Disanalah Jimin bertemu seseorang yang bernama Sehun yang akan menjadi kakaknya.

Sehun terlihat baik tapi Jimin membencinya karena dia terlihat bahagia bersama ibu dan ayah, hingga saat suatu hari pencuri masuk kedalam rumah mereka.

Jimin mendengarkan teriakan ibu tirinya itu, Jimin pergi ke arah kamar ibu tirinya itu.

"Jimm...tolong" ibu tirinya itu meminta tolong pada Jimin saat pencuri itu mulai memukul ibu tirinya itu dengan lampu tidur, tapi Jimin seolah-olah tidak tau.

"Pergilah...dan aku tidak akan mengatakan apa-apa pada siapa pun " ucap Jimin tanpa takut, pencuri itu setuju dan pergi keluar lewat jendela.

Jimin berpura-pura ketakutan dan bersembunyi dibawah meja, hingga Sehun datang dan mulai menangisi ibunya.

Jimin tersenyum kecil, di bahagia melihat Sehun menderita.

Flashback off ~

Jimin tersenyum ibu tirinya baik tapi Jimin tidak suka ketika melihat Sehun bahagia makanya dia melakukan itu.

"Maaf " ucap Jimin sambil meneguk minuman terakhirnya dan pergi dari tempat itu.

Menyesal ? Tidak Jimin tidak pernah menyesal atas apa yang dia lakukan selama ini.

" Oh Sehun kita lihat saja nanti "


< T B C >

<>












Bonus Quote ⬆⬆⬆⬆

Haelah bingung sendiri sama nih cerita😂😂
Sorry fot typo yakssss^^

Chat author di
Ig : shinta_yossi_

Perfect Married - END Where stories live. Discover now