Bagian 36

2K 232 12
                                    


Vote + Komen

VOTE SEBELUM BACA
KOMEN SETELAH BACA

- Happy Reading -

-

Sehun menatap dirinya di kaca kamar mandi, ya tadi dia meminta untuk diantarkan ke kamar mandi. Dan yang paling membuatnya terkejut adalah rambunya mulai rontok dalam jumlah banyak.

"Cih... betapa tidak bergunanya dirimu Oh Sehun " Sehun menghina dirinya sendiri, lalu keluar dari kamar mandi tapi tersenyum lebar pada Suzy yang telah menunggunya didepan kamar mandi.

"Kenapa lama sekali, aku capek tau " Suzy memanyunkan bibirnya, seolah - olah dia marah.

"Kan aku tidak menyuruhmu menungguku " ucap Sehun sambil mengelus dan mencium puncak kepala Suzy.

"Ck, seharunya kau membujukku " Suzy menatap Sehun dengan tatapan bingung, kenapa rambut di dekat telinganya rontok.

"Iya - iya, aku ingin tidur " ucap Sehun kembali ke tempat tidurnya dan mulai tidur.

Sementara Suzy masih menatap Sehun dengan tatapan bingung, lalu mendekati pria yang sudah tertidur itu mengelus kepalanya tapi tangan Suzy langsung di penuhi oleh rambut Sehun.

"Ada apa ini?" Suzy keluar dari ruangan Sehun dengan penasaran dan mengunjungi dokter yang menangani Sehun.

>>>>>>

Sehun membuka matanya karena merasa tergangu dengan tangannya yang basah dan suara isakan tangis seseorang yang begitu pilu, satu hal yang Sehun lihat saat membuka matanya, Suzy dengan keadaan menangis sambil menggengam tangannya kuat.

"Suzy?" Mendengar panggilan Sehun membuat gadis itu langsung menatap Sehun dengan matanya yang dipenuhi air mata.

"Kenapa kau tidak bilang ? Kanapa kau tidak memberitahuku ? Apa kau tidak mencintaiku ? " Suzy langsung melempari pertanyaan - pertanyaan pada Sehun.

Sehun mulai khawatir jangan bilang...

"Kanapa kau tidak bilang kalau kau Kanker ?" Rasanya seperti disambar petir.

"Dari mana kau tau ?" Tanya Sehun menatap Suzy dengan tatapan bertanya tapi membalas genggaman tangan Suzy.

"Tentu saja dari dokter sialan yang menyembunyikan semuanya!" Suzy menangis dan merengek, dengan sigap Sehun memeluk tubuh gadis kesayangannya itu.

Sehun terus memeluk gadis mungil itu dengan erat, isakan pilu gadis itu seperti merobek hatinya. Takdir tuhan ternyata sangat kejam padanya, memisahkannya dengan cintanya.

Tuhan seperti tidak adil padanya tidak pernah memberikan kebahagian, setelah dia bahagia semua dirampas dengan kejam. Terkadang Sehun ingin menemui Tuhan dan meminta penjelasan dengan nasibnya.

Terkadang juga dia iri dengan orang terlihat sangat bahagia dengan orang yang mereka cintai, berbeda dengan dirinya. Baginya kebahagian hanyalah Hoax belaka.

Sehun Point Of View

Aku memeluk gadis ini dengan erat bagaimana pun juga dia orang yang aku cintai, aku tidak ingin dia hancur seperti ini. Dia menangis dipelukkan ku membuat hatiku hancur, melihat matanya basah karena ulahku membuatku tersiksa.

"Berjanjilah bahwa kau tidak akan mati!!" Teriak Suzy padaku, melepaskan pelukkannya dan menatapku dengan tatapan nanar.

"Bagaimana jika Tuhan menginginkan aku mati?" Tanya ku menghapus air matanya yang terus saja mengalir.

"Tidak, dia tidak boleh memisahkanku dengan mu. Jika kau mati aku juga akan ikut!" Aku menghentikan tanganku yang dari tadi mengusap pipinya, menatapnya lama.

"Jangan bicara begitu, jangan ikut, jangan biarkan aku juga tersiksa, kau harus bahagia " ucapku lembut menunduk untuk menyembunyikan air mataku yang telah mengenang, bayangkan saja seorang OH SEHUN menangis dan rapuh hal yang dulunya sangat tidak mungkin.

"Jika kau tidak ada bagaimana aku akan bahagia ? Kau kebahagianku." Suzy memegang tanganku dan menciumnya beberapa kali.

Setetes air mataku akhirnya jatuh juga, mengapa ini sangat sulit ? Mengapa sangat menyakitkan ? Ini sangat sulit dan menyakitkan. Jimin dan Suzy membuat seorang Oh Sehun serapuh ini.

"Ini bukan keinginanku, aku juga ingin menepati janjiku untuk menikahimu. Tapi tuhan teryata terlalu baik untuk memberikanku kebahagian " Aku menatap mata indah itu yang sekarang menjadi sangat sembam.

Dia tiba - tiba langsung memelukku, dan mencium pipiku lembut lalu berbisik tepat ditelingaku membuat ku menutup mata, ingin merekam suaranya di otakku yang sebentar lagi rusak.

"Aku akan selalu bersamamu apapun yang terjadi, kau harus sembuh ingat aku yang sangat mencitaimu "


- T B C -

-

Perfect Married - END Where stories live. Discover now