Visit

26.8K 3.2K 110
                                    

Hybridnya itu sungguh manis. Bahkan gula pun kalah manisnya. Taehyung mengamati hybridnya yang kini sibuk memaikan dasi kupu-kupu di lehernya, terlihat sekali seperti anak kecil yang menemukan mainan baru.

"Tuan, kita akan menemui Professor Han ya?" Anggukan dari pemiliknya membuat pemuda hybrid melonjak kegirangan. Tawa manis menjadi gubahan simfoni indah di telinga Taehyung.

"Ayo, little— kita menemui Professor Han favoritmu." Pelukan erat di lengan kekar Taehyung menjadi tanda bahwa hybridnya  sangat antusias. Tawa serta kekehan berat menghiasi lorong panjang aparteme n nuansa minimalis itu. Karena tanpa Taehyung sadari, ia telah jatuh. Jatuh akan semua bentuk kecantikan serta kemanisannya.

——

Riuh suara bersahutan melingkupi sisi timur Bèlmonte Hybridè Research Center begitu ia dan tuannya masuk ke lobby. Decakan kagum akan ketampanan sang tuan yang bak dewa yunani menggaung di telinga segitiga kecilnya. Tak lama beberapa orang berpakaian jas putih panjang dengan masker terburu menghampiri sang tuan dengan membawa beberapa kertas yang sepertinya terlihat sangat penting.

"Tuan Kim, lama tak berjumpa.." Taehyung menolehkan kepalanya pada sosok pria paruh baya dengan kacamata bertengger di batang hidungnya yang tinggi— sedikit mengangkat sudut bibir untuk tersenyum.

"Oh, Dr. Charles— lama juga tak berjumpa denganmu." Pria berkulit putih tertawa kecil, tangannya terulur memberi kertas pada Taehyung.

"Ini Tuan, persetujuan kontrak kerja dengan perusahaan Park." Pria Kim mengambil kertas tadi, membacanya sejenak lalu menandatanganinya.

"Sudah ku tandatangani. Omong omong, dimana Professor Han?"

"Beliau ada di ruangan penelitiannya, Tuan. Dan oh— apakah ini hybrid buatan Professor Han?" Jungkook memeluk lengan kokoh sang Tuan, bersembunyi disana sambil menatap takut sosok paruh baya di depannya.

"Ya, dia menganggap Professor Han adalah ayahnya." Taehyung membelai kepala sang hybrid lembut, mampu membuat tenang sejenak.

"Dia cantik dan manis— pantas saja Tuan langsung memilihnya." Usakan gemas dikepala pria itu berikan. Taehyung terkekeh dengan suara dalamnya.

"Chars, aku harus menemui Professor Han dulu. Lihat saja dia sudah merengut begitu. Salam untuk anak istrimu— bilang saja dari  Tuan Kim Taehyung paling tampan."

"Baiklah, Tuan. Bersenang-senanglah. Nanti akan ku sampaikan dengan mereka. Aku permisi dulu. Selamat siang, Tuan." Senyuman ramah saling terpampang di wajah masing masing. Taehyung memegang erat tangan hybridnya, membawanya menuju ruang penelitian yang tak jauh dari sana.

"Tuan, kita akan kemana eung?" Rasanya Taehyung ingin memakan pipi bulat bak apel amerika itu. Jungkook terlihat menggemaskan jika bertanya sambil memiringkan kepalanya begitu.

"Kau ingin menemui Professor Han kan?" Sosok mungil disampingnya mengangguk lucu. "Iya Tuan. Aku ingin menemuinya. Bolehkah?" Tanpa menjawabnya terlebih dahulu, Taehyung segera membawa sang hybrid ke dalam ruang beraroma antiseptik itu. Kalau boleh jujur juga jika masih lama disana, ia rasanya ingin memakan hybrid serigala polos itu ditempat.

——

Riuh tawa senang terdengar di kotak kaca. Entitas mungil berekor abu sedang bermain dengan boneka panda sambil memakan cookies serta susu kotaknya. Sedang di samping kotak kacanya ada dua pria sedang bersenda gurau. Sesi temu kangen nya sudah berlangsung sepuluh menit lalu.

Begitu bertemu langsung menggelayut manja dalam gendongan pria bermarga Han, sampai sampai pinggangnya sakit. Yah tahu sendirilah walaupun Jungkook terlihat mungil, tapi dia menjadi berat ketika digendong. Kadang isi suka menipu penampilan.

"Masa heat Jungkook sudah datang, Tuan?"

"Belum ada tanda tandanya. Dia masih suka bermain sendiri kadang di taman belakang. Tidak seperti hybrid lain yang masa heat nya cepat datang." Taehyung menyandarkan tubuhnya pada kotak kaca, mengusak sedikit hidung mancung nya.

"Jungkook memang berbeda. Tapi sudah ku jamin jika masa heatnya datang, pasti kau tidak akan kecewa, Tuan. Dia akan lebih mencolok dari segi apapun nanti."

"Jika yang kau katakan barusan benar, aku akan memberikan ressortku di Maldives."

"Tidak, Tuan. Tidak perlu. Aku sengaja menciptakan Jungkook untuk menyenangkan harimu saja, Tuan. Lagipula, Jungkook sudah kuanggap seperti anakku sendiri— jadi aku tidak ingin menukarnya dengan apapun pemberian darimu." Senyuman lembut terukir di wajah sang Professor. Mata tuanya menatap entitas cantik di kotak kaca dengan raut bahagian.

"Kalau begitu, aku pun juga akan memperlakukan Jungkook sebagai milikku. Bukan budak pemuas nafsu seperti yang lain. Karena, Yah— Jungkook itu sungguh manis."

——

cuma mau bilang—





















CHAP DEPAN MAU NAENA G? EHE.

Little Wolfie +taekook ( ✅ )Where stories live. Discover now