Mine

14.7K 1.8K 131
                                    

Sembari membopong Jungkook dengan gaya bridal nya, Taehyung menatap wajah manis yang tertidur pulas dengan pandangan penuh sayang. Belum sempat pula membersihkan noda sisa makanan yang menempel disekitaran bibir sampai pipi. Ia berinisiatif untuk membaringkan Jungkook terlebih dahulu pada ranjang king size nya kemudian, melepas apron yang menutupi tubuh bagian depan hybrid nya perlahan agar tak terbangun. Kelihatannya Jungkook lelah sekali, gurat itu terlihat di wajah manis nya. Taehyung jadi tak tega hanya sekedar membangunkan Jungkook untuk mengganti baju nya.

Mengambil tissue di atas nakas, Taehyung membersihkan noda sisa makanan tadi yang menempel di wajah Jungkook. Dari sini dapat memandang bagaimana manisnya Jungkook sampai Taehyung terpaku. Sebentar lagi Jungkook akan menjadi miliknya, tentu saja seutuhnya. Dan dengan itu Taehyung akan lebih menjaga Jungkook lagi. Bukan maksud tidak membiarkan Jungkook berinteraksi dengan siapapun, hanya saja diluar sana terlalu banyak orang jahat yang mengincar alias musuh dari bisnis Taehyung.

Cukup sekali Jungkook dijadikan sandera, Taehyung tak ingin hal itu terjadi lagi. Ia hanya tak ingin Jungkook kembali menjadi target dari musuh nya, tak ingin membahayakan Jungkook lebih dari yang lalu. Cukup sekali saja seumur hidupnya kalau mungkin.

Berbaring di samping Jungkook, menarik tubuh mungil itu dalam pelukan dan memberi kecupan singkat di pipi lantas mematikan lampu tidur hingga gelap menemani. Taehyung mendekatkan kepalanya dan membisiki;

"Segera menjadi seutuhnya milikku."

.
.

Matahari muncul malu-malu dari celah langit biru, cahanya menembus semua jendela mansion tak terkecuali jendela kamar pribadi sang pemilik. Seberkas cahaya masuk ke celah gorden, menyinari kamar gelap berisi dua anak adam yang masih dalam penjelajahan di alam mimpinya.

Jungkook menggeliat pelan dalam pelukan Taehyung, matanya mengerjap guna menyesuaikan cahaya yang masuk me matanya. Begitu sedikit mendongakkan wajah, Jungkook langsung tersenyum. Jadi semalaman ini ia tidur di pelukan Taehyung? Bahkan seingat dirinya kalau ia dan Yoongi hyung masih duduk di lantai dapur sembari memakan hasil masakan.

Ah,
Kalau begini Jungkook jadinya tak inging bangun dari ranjangnya. Cukup memandangi citra Taehyung yang tampan. Pria itu kelihatan tenang dalam tidurnya sejauh ini.

Jungkook mengangkat tangannya, menaruh diatas pipi terus sambil sedikit memberi usapan. Ujung jarinya bermain, menjelajahi mulai dari kening-alis-kelopak mata-tulang hidung-pipi dan berakhir di bibir tebal yang nampak kemerahan. Paras Taehyung tak bisa dipungkiri sempurnanya. Jungkook merasa saat di pembagian dulu, Taehyung mendapat lebih banyak anugerah dibanding orang lain. Terutama dalam hal fisik.

"Taehyung-ie, bangun. . . , ini sudah pagi. ." Jungkook berbisik pelan. Pria nya itu sedikit bergerak, tapi tidak mau kembali ke permukaan sadar. Yang ada, Taehyung malah mendusalkan wajahnya di leher kelewat jenjang milik Jungkook sembari membauinya.

Kalau di deskripsikan, aroma Jungkook itu seperti bayi. Aroma minyak telon bercampur sabun bayi dan parfum imperial leather yang sangat lembut membuat siapapun betah berlama-lama menciumi nya. Aroma nya berbeda sekali dengan Taehyung yang memiliki aroma citrus dan pinus yang kuat serta feromon maskulin nya.

Jungkook melingkarkan sebelah tangannya, mengusap helaian tebal Taehyung lembut sembari membubuhkan kecupan ringan di telinga hingga leher.

"Taehyung-ie, tidak kah ingin pergi bekerja?"

"Menurutmu, haruskah pergi bekerja disaat beberapa hari lagi menjelang pernikahan-?" Jungkook sedikit terkejut mendengar suara rendah yang memasuki indra pendengaran nya. "Aku ingin berdua dengan calon istriku. Bukan berduaan dengan setumpuk dokumen di meja kerja."

Sedikit tersipu malu mendengar ungkapan Taehyung barusan.

"Kalau begitu, Taehyung-ie ingin apa?"

Senyum miring terkembang di wajah tampannya.

"Mandi bersama?"

"Kalau mau begitu, ayo."

Tak ada pilihan selain mengiyakan. Karena Jungkook tak mampu untuk menolak apa yang hati kecilnya inginkan.

.
.

Berpelukan ditengah jacuzzi dengan dikelilingi aroma mawar dan air hangat adalah hal yang luar biasa romantis. Pagi ini mereka kembali mengulang moment berendam bersama untuk merilekskan pikiran.

"Suka dengan aroma nya hm?" Jungkook mengangguk, matanya memejam mencoba untuk melepaskan semua kenangan buruk yang sempat melintas di kepala. Taehyung membubuhi kecupan disepanjang bahu kurus nan sempit milik Jungkook, sedikit memberikan gigitan yang akhirnya membekas merah diatas kulit seputih kanvas. Jungkook hanya bisa mendongakkan kepalanya begitu merasakan bagaimana baiknya Taehyung memberi rentetan afeksi untuknya.

Sang hybrid memutar badannya menjadi menghadap pria nya, melingkarkan kedua tangan nya erat dan keduanya saling menatap intens. Jungkook mengangkat tangannya untuk menjelajahi sedikit demi sedikit wajah Taehyung dengan senyuman di bibir.

Sungguh, jantungnya selalu berdetak kencang jika begini. Hanya Taehyung yang mampu membuat dirinya begini meski itu lewat sebuah tatapan kecil saja.

Ternyata rasanya jatuh cinta itu begini.

"Pukul sepuluh kita memiliki janji dengan Mrs. Kang. Dia adalah desainer baju untuk pernikahan kita nanti, sayang." Pipi Jungkook memanas begitu mendengar kata pernikahan. Ia mulai membayangkan bagaimana hidupnya nanti setelah menikah dengan Taehyung.

"Pipimu merah sekali. Apakah kau sedang sakit?"

"Uh- t-tidak! Aku tidak sakit." Sanggahnya kemudian. Taehyung tahu kalau Jungkook nya itu sedang memikirkan sesuatu dalam kepala cantik nya itu. Bisa dipastikan begitu.

"Kemari, Jungkook." Perintahnya. Tanpa berniat untuk membantah, Jungkook mendekat dan Taehyung langsung memiringkan kepalanya. Rahang nya diusap harus begitu sebuah ciuman jatuh ke permukaan bibirnya.

Hanya sebuah ciuman polos, tetapi nyaris membuat dirinya pingsan.

Taehyung menatap mata bulat berbinar milik Jungkook penuh dengan cinta, bibirnya terangkat dari sana.

"Ich liebe dich, Jungkook."

Jungkook tak tau artinya apa tetapi ia paham lewat tatapan Taehyung.

"Aku juga, cinta sekali dengan Taehyung-ie."

Keduanya kemudian saling berkecup dan melumat dengan penuh afeksi. Melupakan sejenak eksistensi benda mati yang ada di sekeliling mereka dan hanya fokus dengan penyaluraan kasih sayang masing-masing.

-------

"Find someone who make you realize three things: One, that home is not a place, but a feeling. Two, that time is not measured by a clock, but by moments. And three, that heartbeats are not heard, but felt and shared."

Taehyung menganggap Jungkook sebagai rumahnya, sebuah tempat untuk berbagi rasa baik itu senang ataupun sedih.

Taehyung menganggap waktu tidak menentu seperti jam, tetapi waktu adalah sebuah moment. Moment yang berisi dirinya dengan Jungkook.

Taehyung menganggap bahwa hati yang berdetak bukan hanya untuk didengar, tetapi untuk dirasakan dan berbagi. Dan Jungkook bisa melakukan itu untuknya.

-------

.
.
.

Kayak ada anget-angetnya gitu ngetik part ini hmm :)

Little Wolfie +taekook ( ✅ )Where stories live. Discover now