Meet

12.3K 1.9K 94
                                    

Sebelumnya Taehyung sudah memiliki rencana untuk mengetahui siapa pemuda yang memiliki suara serta postur di bibir Haeundae beberapa hari yang lalu. Dan pada malam ini, Taehyung berencana untuk mendatangi sebuah klinik yang cukup dekat dengan tempatnya menginap guna memastikan siapa dia, laki laki manis yang mirip dengan Jungkook-nya.

Disisi lain, Jimin menatap  curiga Taehyung yang sibuk berjalan kesana kemari entah menyiapkan apa. Pemuda Park itu sudah tahu mengenai sosok mirip Jungkook yang ditemukan oleh sahabatnya di pesisir pantai.

"Mau kemana, Kim? Sibuk sekali perasaan."

"Berisik. Aku sedang menyiapkan diri untuk bertemu dia." Jawab Taehyung cepat. Jimin berdecih lalu tertawa kecil. Apa Taehyung gugup? Tumben sekali pria yang percaya dirinya penuh macam keturunan terakhir Kim itu gugup. Bahkan alasan dari kegugupannya sungguh konyol.

Bertemu dengan seseorang yang mirip Jungkook.
Yang bahkan Jimin sendiri masih meragukan soal pandangan Taehyung waktu itu. Entah itu karena delusi atau apa. Tetapi yang jelas kalau Taehyung bersikukuh dengan pengelihatannya. Mengatakan bahwa ia jelas melihat Jungkook bersama dengan seseorang, berdua di bibir Haeudae sambil tertawa satu sama lain.

"Kim, sekali lagi ku tanya. Apa kau yakin dengan pengelihatan mu? Apa kau sudah pastikan kalau yang dilihat adalah nyata?" Tanya Jimin dengan raut wajah penasarannya. Seketika Taehyung berhenti berjalan dan mematung di tempat. Kepalanya menoleh dan mata seorang Kim memandang marga Park dengan tajam.

"Menurutmu aku ini delusi? Kalau benar delusi, untuk apa informan ku mendapatkan alamat lengkap pemuda itu, Park? Apa informan ku sama delusinua dengan ku?" Balas Taehyung tajam. Jimin langsung terdiam pula. Berdebat dengan si pesilat lidah terbaik tidak akan pernah bisa kecuali membawa sebuah fakta untuk membungkamnya. Dan Taehyung bukanlah seseorang yang mudah untuk dilawan. Karena darah kemenangan sudah melekat pada tubuhnya, pada keturunan Kim seluruhnya.

"Baiklah, baiklah. Jangan emosi. Sana pergi, temui Jungkook dan bawa kembali milikmu ke mansion, Kim." Ucap Jimin final lalu meneguk segelas whiski nya sampai habis. Taehyung menepuk erat bahu sahabatnya dan pergi keluar dari ruang kerjanya dengan cepat, seolah tak sabar untuk memastikan. Jimin hanya berharap dalam hati semoga Taehyung tidak salah. Karena Jungkook yang saat itu dia lihat di rumah sakit sudah pergi meninggalkan dunia.

.
.

Sesampainya di depan alamat yang diberikan informannya, Taehyung tak langsung turun. Ia mengamati tempat yang selama ini memiliki kemungkinan besar adalah tempat tinggal Jungkook. Bangunan itu tidak besar. Tampak sangat sederhana untuk tempat tinggal di kota besar semacam Busan ini. Apalagi bangunan ini terapit gedung gedung besar perhotelan, membuatnya terkadang tak terpandang oleh mata kebanyakan orang.

Taehyung berdiri di depan pintu klinik kecil itu, mengangkat separuh tangannya untuk mengetuk. Rasa ragu kembali menghadangnya dan pikiran negatif mulai mengisi kepalanya.

Bagaimana kalau perkataan Jimin benar soal delusi nya?

Bagaimana kalau itu orang lain yang kebetulan mirip dengan Jungkook-nya?

Entahlah, hanya saja Taehyung kurang yakin dengan semuanya. Tapi dia kesini untuk memastikan saja. Kalau itu memang bukan Jungkook, tidak apa apa.

TOK TOK TOK

Tidak ada jawaban dari dalam. Padahal Taehyung sudah yakin kalau ketukannya sudah cukup kerasa di malam hari begini.

TOK TOK TOK

Lampu dalam klinik dihidupkan dan langkah kaki terdengar dari sana. Kenop pintu bergoyang sedikit menandakan bahwa sang pemilik sedang berusaha membukanya dari dalam.

"Iya, dengan siapa ya??" Sahut seseorang dari dalam saat membuka pintu.

Taehyung menjatuhkan ponsel yang berada di genggamannya ke tanah. Pandangannya mengabur begitu melihat sosok manis pengisi hatinya kini berdiri tepat di depannya. Berdiri dengan sempurna tanpa ada celah sedikitpun. Dan Taehyung langsung memeluk tubuh mungil itu erat. Menenggelamkan kepalanya pada perut si manis kesukaannya, meresapi aroma khas dari Jungkook-nya. Sedangkan yang dipeluk erat hanya terdiam. Rasanya ia pernah melihat atau kenal dengan laki laki ini. Tapi Jungkook lupa dimana.

Tetapi entah karena apa, Jungkook mengangkat tangannya. Ia membelai halus surai lebat laki laki yang memeluknya erat. Seolah paham tentang apa yang dirasakan si pria yang menangis di perutnya padahal ia benar benar tak paham. Bagaimana seseorang yang tiba tiba datang ke depan pintu klinik, lalu mengetuknya, bertatapan agak lama lalu memeluknya erat sambil menangis begini.

Taehyung mengangkat wajahnya dari sana, menarik pemuda klinik itu ke dalam jok belakang mobilnya. Kejadiannya begitu cepat. Mereka berdua saling berbagi hangatnya sebuah ciuman di dalam mobil. Meski sebenarnya pemuda manis itu belum benar benar paham kenapa pria asing itu menciumnya dan ia pun juga belum tahu kenapa sekarang ini justru rasa senang melingkupi hatinya begitu menerima ciuman dari si pria asing.

Perasaan yang dirasakan Jungkook hanya terlalu asing dan beberapa roll film mengenai dirinya kembali berputar dengan jelas di kepalanya. Taehyung masih melanjutkan melepas rindu nya dengan ciuman. Persetan ini adalah Jungkook nya atau bukan. Yang jelas, Taehyung hanya ingin memberikan bongkahan rindu yang selama ini disimpannya dengan baik pada pemuda manis di pangkuannya yang kini asik melenguh.

.
.

Dari kamar di atas klinik, Daniel menyaksikan semuanya. Menyaksikan bagaiamana Jungkook di tarik oleh seseorang ke dalam mobil jeep hitam lalu berciuman di dalam sana. Sebelah tangannya mengangkat untuk memegang dadanya. Ia merasakan hatinya nyeri sekali. Dan satu pertanyaan besar muncul di benaknya?

Apa dirinya menyukai Jungkook?

Atau ini hanya sekedar perasaan sementara karena Jungkook yang selama ini merawatnya dengan baik?

.
.

So, hell gue up siang bolong.

Next chap mau sesuatu yang enak gak? Mumpung belum puasa lho wkwkwk

jeonnun
jeonutopia
sushitei
taelkom

Little Wolfie +taekook ( ✅ )Where stories live. Discover now