A life

12.4K 1.8K 26
                                    

Beranjak dua bulan Jungkook tinggal di kota pelabuhan itu. Seperti biasa, aktivitasnya sehari-hari adalah membantu Paman Han di klinik kecilnya atau bermain dengan Chan Woo yang seketika menjadi teman akrabnya walapun dia itu hanya anak kecil berusia sepuluh tahun. Minggu pagi klinik milik Paman Han cukup ramai karena hari ini klinik membuka imunisasi untuk anak balita secara cuma-cuma. Jadi kesimpulannya Jungkook sangat sibuk berjalan kesana kemari untuk menyiapkan apapun yang dibutuhkan. Tapi ini menyenangkan. Lelahnya seolah terbayar begitu melihat senyuman anak kecil yang datang dengan senyuman manis mereka.

Orang yang pernah berkunjung untuk berobat ke klinik sudah tahu kalau Jungkook adalah seorang manusia hybrid. Mereka bisa menerimanya dan bahkan hobi sekali mencubiti pipinya karena Jungkook itu luar biasa menggemaskan. Apalagi kalau sudah mengerucutkan bibir kecilnya. Kadang beberapa pasien klinik membawakannya berbagai macam bingkisan berisi cokelat atau makanan manis lainnya.

TOK TOK

Jungkook menoleh ke arah pintu klinik, mendapati Chan Woo yang tertunduk dalam sambil meremas kedua tangannya. Beranjak dari tempat duduknya, hybrid itu membuka pintu. Jungkook duduk dihadapan bocah kecil yang menunduk dalam itu lalu memegang kedua tangannya erat.

"Chan Woo-ya, kenapa hm?" Yang didapati hanya sebuah gelengan lemah. Jemari lentik itu naik ke wajah Chan Woo, mengangkat dagu yang tertutup lemak untuk menatap tepat ke mata nya. Tampak mata yang sama bulat dengan matanya itu kini berair. Tanpa perkataan lebih lanjut, Jungkook memeluk Chan Woo-nya erat. Bocah lelaki kecil itu menangis sesegukan di bahu nya.

"Chan Woo-ya, jangan menangis lagi. ."

Sambil menepuki punggung bocah itu, Jungkook menghujani banyak kecupan kecupan kecil di kepala Chan Woo. Suara tangisan yang tadinya terdengar keras, kini berganti menjadi tawa geli dari sang bocah lelaki.

"Hyunggg! Jangan cium banyak banyak!"

"Sudah ya, menangisnya?" Ucap Jungkook sembari memegang kedua pipi gembil Chan Woo, menekannya kemudian hingga bibir kecil itu mengerucut lengkap dengan alis menukik seperti angry bird. Chan Woo meresponnya dengan anggukan pelan lalu melepas tangan hybrid manis itu yang menempel di pipinya seperti sebuah gurita. "Tapi habis ini kita ke pantai ya, hyungg?" Rengekan kecil dari Chan Woo membuat Jungkook tersenyum. Bocah kecil itu meringis karena kedua pipi gendut nya dicubit oleh Jungkook.

"Coba beri tahu hyung dulu kenapa Chan Woo menangis tadi?" Mata Jungkook membulat begitu Chan Woo membalikkan tubuh gempalnya dan mengangkat baju yang dipakai hingga tersisa setengah saja. Disana tampak beberapa lebam biru memanjang seperti habis di lecut dengan sesuatu. "Chan Woo-ya, siapa yang melakukan ini denganmu, huhh?!" Pemuda hybrid itu langsung menggendong tubuh Chan Woo dan membawanya ke bed di dalam klinik. Dengan tergesa, hybrid itu mengambil kotak berisi krim khusus luka lebam lalu mengoleskannya ke punggung Chan Woo. Ringisan pelan Chan Woo membuat Jungkook sedikit berjengit karena ia ikut merasakan sakitnya luka itu. Nyatanya luka lebam lebih bahaya dibandingkan luka sobek. Luka lebam akan mempunyai efek efek tertentu untuk beberapa jangka waktu ke depan dibandingkan luka sobek.

"Hyungie, sudahhh! Sakit tahu! Ayo kita main ke pantai!"

Dasar Chan Woo. Bocah lelaki itu sering sekali mendapat luka seperti ini. Jungkook tidak mengetahui siapa yang melakukannya karena Chan Woo tidak pernah bercerita kepada siapapun termasuk dirinya. "Jangan dulu bocah! Besok saja ya main ke pantainya?"

"Tidak mau, hyungg!" Sedikit sebal, Jungkook memutar kedua bola matanya. Dua bulan mengenal Chan Woo, ia sudah mengetahui bagaimana karakternya. "Baiklah baiklah. Nanti sore saja sekalian menyaksikan sunset, ya?" Anggukan antusias Chan Woo membuat Jungkook tersenyum lebar. Baikalh, agenda akhir pekan ini akan diisi dengan bermain ke pantai bersama Chan Woo sambil duduk diatas pasir putih menatapi sunset yang akan datang.

.
.
.

Percikan air, tawa bahagia dan jeritan-jeritan senang menghiasi pinggiran pantai Haeundae. Jungkook tertawa setiap kali Chan Woo mengejarnya dengan membawa segegenggam pasir putih dan menjerit sebal jika tanpa memberitahu sedikit pun bocah lelaki itu akan memerciki tubuhnya dengan air garam. Mereka berdua layaknya sebuah burung yang terbang bebas melintasi garis lintang utara tanpa membawa beban sedikitpun.

"Chan Woo-ya!" Tawa riang bocah itu membuat Jungkook tersenyum. Ia rela basah bawahan begini demi melihat Chan Woo kesayangannya tertawa bahagia. Lagipula Chan Woo sudah dianggapnya sebagai adik kecil karena nyaris setiap hari bocah itu bermain ke rumahnya, tidur berdua juga kalau Chan Woo tidak ingin pulang ke rumah. Selama dua bulan lebih juga Jungkook jarang melihat Chan Woo dengan orang tuanya. Bocah itu hanya sendiri kemana-mana, termasuk pergi ke sekolah.

"Hyung, dingin sekali. ." Jungkook mengambil handuk yang tersampir di bebatuan lalu mendekati Chan Woo, menggulung badan gempalnya dengan handuk. Bocah itu terlihat seperti gulungan sushi tuna yang siap dimakan. "Sebentar lagi sumbernya tiba. Masih ingin disini?" Jawabannya adalah sebuah gangguan antusias dari Chan Woo. "Kan hyung sudah janji ingin melihat matahari pulang denganku tadi. . ."

"Gemas dengan Chan Woo!" Dicubitnya pipi gembil itu dengan sedikit kuat. Mereka berdua terduduk diatas alas pasir putih dengan deburan ombak kecil menyapu sebagian tubuh sembari menatapi matahari yang perlahan mulai kembali ke asalnya.

.


.
.

Berjalan sendiri menyusuri pesisir pantai sambil menatapi langit orange membuat ingatan tentang Jungkook seketika memenuhi kepalanya kembali. Ini sudah dua bulan lebih pasca kepergian Jungkook dan semua ini membuatnya kesepian. Maka jalan satu satunya untuk melupakan kenangan manis yang diukir bersama adalah dengan menjadi pekerja keras. Karena itu hanya satu satunya cara melupakan seorang hybrid manisnya.

Dari kejauhan sini, ia melihat banyak orang yang bermain di atas pasir putih Haeundae. Taehyung menoleh ke arah satu titik dan disana melihat bocah yang berlari mengejar seorang lainnya. Ia hanya tertawa. Yang ada dibayangannya adalah sebuah keluarga kecil berisi dirinya, Jungkook dan juga sang buah hati.

Penghayal dasar.

Taehyung melanjutkan perjalanannya kembali ke hotel di dekat sana tanpa sempat melihat wajah orang itu.

Mereka hanya menunggu takdir untuk bertemu kembali.

.
.
Im backeu huuuu!
Malam ini saya bakal update 2 chapter sekaligus untuk menuntaskan rasa kangen kalean. Oh iya,


Yang belum pada mampir kesini, mampir tuh km
Masih tentang hybrid! Au kok hehe

Selamat malam minggu jomblo2 qu♡
Selamat membaca dan bubayyyy

Little Wolfie +taekook ( ✅ )Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ