Alone

17.7K 2.3K 244
                                    

Jungkook duduk termenung diatas karpet berbulu putih di kamar bermainnya. Di tangan kanan ia menggenggam crayon berwarna biru cobalt— mencoreti kertas putih hingga penuh dengan warna itu. Tidak ada Taehyung begini rasanya sungguh sepi. Paling lama Taehyung meninggalkannya ke kantor itu hanya sekitar lima belas jam saja setelah itu pulang untuk beristirahat. Kali ini Taehyung pergi jauh dan tidak akan kembali dalam beberapa jam. Baru sehari tapi rasanya sudah seminggu saja. Mingyu yang berada di dekat keranjang berisi lego memperhatikan hybrid tuannya sibuk mencoreti asal kertas tanpa adanya semangat sama sekali. Air wajahnya juga kelihatan murung dibanding saat pertama mereka bertemu.

"Jungkook, kenapa murung begitu?" Yang diberi pertanyaan sedikit mendongakkan kepalanya— menatap Mingyu sekilas lalu kembali menatap kertas penuh coretan yang dibuatnya.

"Tuan Taehyung— lama sekali perginya. . ." Jungkook menjawab pelan. Ia mengubah posisi menjadi telungkup, memendam wajah diantara dua lengan yang dilipat sambil menggumam pelan. "Mingyu-ah, pernah merasakan seperti yang aku rasa sekarang?" Sekretaris tuannnya mengangguk pelan. "Aku pernah. Tapi dia sudah menikah dengan orang lain." Jungkook mendongakkan kepalanya cepat— menatap Mingyu yang mengukir senyum miris.

"Menikah? Mingyu punya kekasih?"

"Pernah punya. Ya tapi begitu. Dia meninggalkanku dan menikah dengan orang lain." Mingyu tersentak sedikit begitu hybrid manis sang tuan memeluk erat dirinya sambil mengusapi punggung untuk memberi ketenangan. "Jangan sedih begitu ya, Mingyu. Aku juga semakin sedih tahu— AW! MINGYUUU!!" Rengekan Jungkook karena pipinya dicubit dengan sengaja tadi, mampu membuat Mingyu tersenyum lebar. Reaksi Jungkook itu imut sekali. Wajahnya kelihatan kesal, pipi gembilnya menggembung dan semburat kemerahan menghiasi pipinya itu membuat Taehyung mungkin tertarik pada Jungkook.

Omong omong soal Jungkook, Mingyu sempat berpikiran soal 'bagaimana Jungkook dibuat' beberapa hari yang lalu. Ia tahu sekali soal bos besarnya yang rela mengeluarkan uang guna mendanai penelitian tentang hybrid di Belmonté Hybridé Research Center tapi dirinya tidak pernah ikut berkunjung ke tempat yang desas desusnya berada di tempat terpencil.

"Jungkook, dulu Tuan Taehyung mengambilmu dari Belmonté, kan?" Sang hybrid mengangguk cepat sambil tersenyum. "Iya aku dibuat di tempat itu oleh Professor Han dan Tuan Taehyung yang membawaku kesini." Ekspresinya berubah menjadi ceria, mata menerawang sambil mengingat bagaimana pertama kali bertemu dengan sang tuan.

"Tuan Taehyung itu begitu masuk ke ruang peneliti, matanya langsung bersitatap denganku. Yang aku ingat saat itu adalah pandangannya. Jelas sekali pandangan dia berbeda dibanding beberapa orang asing yang pernah menatap ku. Dia begitu lembut, cerdas dan penuh dominansi hanya dari sekedar tatapan saja." Mingyu tersenyum lalu mengusap halus pipi gembil Jungkook.

"Bagaimana Tuan Taehyung tak langsung membawamu kesini? Sebegini sempurnanya sosok hybrid ini." Jemari panjang Mingyu mengapit dagu berbelah sang hybrid sambil menatapnya dalam. "Bahkan aku saja sudah tertarik saat pertama kali bersitatap." Jungkook terkekeh manis. Tangannya melepas jemari Mingyu yang mengapit dagunya lalu berdiri.

"Aku mau main dengan Kepala Pelayan Min di taman belakang. Mau ikut?" Mingyu menjawab dengan senyuman dan Jungkook menggenggam lalu menariknya.

'Pantas saja bisa sebegini betahnya dengan hybrid cantik ini. Oh rupanya dia benar benar manis. Tak sabar ingin lihat reaksimu nanti kalau aku melukainya kelak.'

——

Beberapa orang mengisi kesendirian biasanya dengan melakukan perjalanan, menonton bersama teman atau sekedar pergi keluar rumah saja. Pun selama Taehyung bekerja, Jungkook mengisi waktu luangnya dengan bermain bersama Kepala Pelayan Min yang selalu menemaninya bermain tanpa protes— mungkin sesekali marah kalau Jungkook bersikap jahil padanya.

Taman belakang, ruang bermain atau dibagian manapun dari mansion besar Taehyung bisa mereka pakai untuk bermain. Kalau sudah bosan di dalam ruangan, mereka akan berpindah tempat ke taman belakang— begitupun sebaliknya. Yang disuka Jungkook sebenarnya dari taman belakang ini karena ada kolam renang, ayunan dibawah pohon maple tua serta berbagai macam bunga yang sengaja ditanam untuk membuat suasana mansion menjadi lebih hidup. Karena semenjak orangtua Taehyung pindah ke luar negeri, mansion ini mendadak suram seperti tak diurus. Dan berkat Jungkook juga, Taehyung— laki laki super cuek itu akhirnya mau merawat mansionnya.

Kali ini Jungkook dan si manis Min— tolong jangan beri tahu karena kalau sampai Min galak itu tahu, bisa bisa dia marah besar. Karena ya, Min Yoongi— si Kepala Pelayan Mansion itu kekeh sekali mengatakan bahwa dirinya tampan. Padahal kalau dilihat bahkan dari kejauhan pun pasti orang orang akan menganggapnya manis— ya meskipun ia suka berekspresi datar seperti papan pengiris daging di dapur mansion.

"Yoongi hyungg—! Tangkap bolanya— UPS! MAAFKAN AKU HYUNGIEEE— AKU TIDAK SENGAJA MENGENAI KEPALAMU." Mingyu terbahak keras dari atas kursi santai di pinggir kolam begitu kepala Yoongi terkena lemparan bola plastik. Jungkook kelabakan mendekati partner bermainnya yang hanya memasang wajah tanpa ekspresi. Masalahnya Yoongi lebih berbahaya kalau memasang ekspresi begitu dibanding mengomel sepanjang jalan bebas hambatan.

"Hyungiee, tidak apa apa kan?" Nada yang dilontarkan Jungkook terdengar luar biasa khawatir dan dia mendapat respon berupa keterdiaman Yoongi hyungnya. Kedua tangan berkerutnya sibuk memegangi kepala Yoongi sambil mengusapi dengan pelan.

"HYUNGIEEE?!! KENAPA TIDAK MENJAWABKU, EOHAHAHAHAHAHA HYUNGGG HENTIKANNN— MINGYU TOLONG AKUUU— AHAHAHA!! ADUH!! SUDAHHH."

Makin terpingkal Mingyu diatas sana melihat Jungkook digelitiki tanpa ampun oleh Yoongi. Ekor abunya mencengkerami pergelangan tangan Yoongi— berharap agar melepas gelitikan di bagian pinggul serta perutnya yang super sensitif.

Iya sensitif. Makanya kalau Taehyung mengelus sedikit saja Jungkook itu suka melenguh.

"TERUS HYUNG, TERUS GELITIKI HYBRID NAKAL ITU. JANGAN AMPUNI DIA." Jungkook menolehkan kepalanya menatap Mingyu yang kini tersenyum miring— menatap tajam sambil tertawa sesekali karena merasakan geli yang mendera bagian tubuhnya.

"Lain kali hati hati, Jungkook. Untung saja aku hanya menggelitikimu, tidak sampai menjadikanmu steak untuk makan malam." Jungkook terengah lalu menundukkan kepalanya takut. Yoongi menatapnya penuh intimidasi. Tapi sebenarnya dibalik tatapan itu, Yoongi menahan tawa. Kalau begini, Jungkook kelihatan lebih lucu.

"KENA KAU, JUNGKOOK. AKU HANYA BERPURA PURA SAJA HAHAHA." Pecah juga tawa si manis Min itu. Sedangkan Jungkook merengut karena sebal ternyata dia hanya dibohongi. Kenapa juga sama sekali tidak curiga tadi? Padahal wajah Yoongi memerah karena menahan tawa.

"Dasar Yoongi hyung!!" Jungkooi merajuk, ia menghentakkan kaki beberapa kali di dalam air. Yoongi dan Mingyu tertawa puas sekali seperti tak ada beban. Tapi diam diam, Mingyu berpikir licik.

'Sebentar lagi tawa itu akan berganti dengan tangis kesakitan, Kim. Lihat saja.'

——
Haloo, udah lama ya engga update?
Adakah yang masih antusias menunggu cerita ini, anyone?
Coba aku mau lihat kalian komen.

Selamat malam, selamat membaca dan semoga mimpi indah♡

Sunday, Januari 28 ; 2018


Little Wolfie +taekook ( ✅ )Where stories live. Discover now