Bad feeling

13.8K 2.1K 81
                                    

Taehyung sibuk berdiam di kursi kebesarannya, matanya memperhatikan sekretaris kliennya yang sibuk menjelaskan berbagai macam produk kerjasama perusahannya dengan perusahaan sang klien. Tubuhnya memang disini, terdiam kaku sambil menatapi orang presentasi di depan. Tapi tidak dengan pikirannya. Entah kenapa, baru kali ini fokusnya benar-benar terpecah menjadi kepingan kecil. Jimin yang duduk disebelahnya menyenggol lengan kokoh itu agak kuat guna meminta atensi Taehyung.

Ia memikirnya hybrid manisnya.

Perasaannya juga buruk. Entah kenapa, Taehyung sendiri tidak paham soal itu.

"Ya—— Kim Taehyung, kembali ke bumi sialan. Itu klien menanyainmu!" Jimin berbisik pelan. Semua peserta rapat paginya langsung menolehkan kepala ke arahnya, menatap bingung pimpinan Kim yang sedang terdiam.

"Sir, bagaimana dengan produk perusahaan kita?" Wanita bertumbuh jangkung di depan sana kembali meminta atensi pimpinan Kim. Tetapi yang di dapat hanya sebuah tatapan kosong. Jimin yang melihatnya langsung menunduk meminta maaf pada semua peserta rapat. Lalu pria Busan itu kembali mengalihkan perhatiannya pada atasannya itu. Tumben sekali Taehyung bisa begini? Biasanya pria itu paling semangat memberi komentar ini itu soal rapat. Jimin tersenyum tipis. Ia punya satu cara untuk mengembalikan Taehyung.

BUGH!

"BANGSAT! OH- SIAL!"

Umpatan kasar dari Taehyung langsung mengalihkan semua tatapan klien lain di ruangan besar itu. Mereka semua menatapi Taehyung sambil berbisik-bisik. Man, siapa yang tidak mengumpat jika wakilnya dengan kurang ajar meninju tepat ulu hati?

Jimin tersenyum lima jari, sama sekali merasa tak bersalah dengan apa yang dibuatnya barusan. Hazel Taehyung langsung menatap mata wakilnya itu seperti ingin melubangi. Brengsek, sakit sekali ulu hatinya sekarang. Pria Kim membenarkan posisi duduk nya dan kini dia sepenuhnya sadar.

"Sir, bagaimana dengan produk perusahaan kita?" Taehyung melihat sample yang ditayangkan oleh proyektor di depan, mengamatinya dengan serius.

"Bagus. Bagaimana produksinya nanti?" Wanita di depan sana tersenyum lebar karena ini kali pertamanya merancang produk dan disetujui langsung oleh sang pemimpin. "Uh- soal produksi bisa segera dilaksanakan jika Sir Taehyung menandatangani dokumen penyetujuan secepatnya." Taehyung berdiri dari tempat duduknya dengan diikuti oleh Jimin.

"Baiklah. Rapat resmi ditutup dan kau—— siapa namamu?" Pemimpin Kim menunjuk wanita dengan blazer hitam yang mempresentasikan hasil pemikirannya. "U-uh namaku Esmeralda Hwang." Jawabnya gugup. Bagaiamana tak gugup, pemimpin perusahan nan tampan itu menatapnya dengan tatapan tajam luar biasa.

"Baik Esmeralda, selesai ini tolong bawa dokumen persetujuan produksi ke ruanganku. Semuanya boleh bubar." Taehyung berjalan ke luar ruangannya. Sempat menyalami beberapa klien yang hadir dalam rapatnya kali ini. Jimin yang di sampingnya juga ikut tersenyum sana sini, apalagi dengan klien wanita.

"Hei, Kim—— kenapa tadi tidak memperhatikan Mrs. Hwang mempresentasikan sample produknya?"

Tidak direspon sama sekali pertanyaan barusan oleh Taehyung. Jimin mengerucutkan bibirnya kesal. Ia masih tetap mengikuti Taehyung sampai masuk ke ruang kerjanya.

"Yah, brengsek! Kemana ocehanmu itu? Kau ada masalah atau apa?"

"Sial, Jim. Aku sedang memikirkan Jungkook tahu! Dia menguasai pikiranku empat harian ini." Jimin tersenyum. Baru kali ini sebab dari terpecahnya fokus Taehyung akibat seseorang. Dan seseorang yang berhasil mengacaukan Taehyung itu adalah Jungkookie si hybrid serigala kecil yang manis.

"Wah, jadi Jungkook sekarang punya tempat dihatimu ya?" Sekarang gantian Taehyung yang tersenyum bagai orang gila. Jimin baru melihat senyum sahabatnya itu setelah bertahun-tahun memasang wajah tanpa ekspresi. Baru kali ini Taehyung berekspresi senang—— seperti mendapat jackpot dari kasino bernilai jutaan dollar.

Yang namanya jatuh cinta itu bisa membuat orang yang merasakan mendadak menjadi konyol luar biasa.

TOK TOK TOK

"Permisi, Sir."

"Masuk saja." Taehyung menjawab kelewat bersemangat. Dirinya kalau ingat dengan Jungkook mendadak menjadi seperti remaja dimabuk cinta begini.

"Ini Sir berkasnya. Mohon untuk dibaca terlebih dahulu sebelum ditandatangani." Ucap Esmeralda lembut. Ia memperhatikan wajah sang pemimpin yang kali ini kelihatan cerah layaknya bunga matahari. Dan juga tanpa perlu membaca, Taehyung langsung menandatangani berkas itu kilat.

"Langsung dilaksanakan produksinya. Kau hebat omong-omong. Pertahankan kreativitasmu terus Nona Hwang!" Pria itu memberi kepalan tangan semangat pada wanita bermarga Hwang dan dibalas dengan kepalan tangan yang sama beserta senyum kikuk karena gugup mendapat semangat semacam itu dari pemimpin yang dinilai tegasnya melebihi pemimpin militer.

"Saya permisi, Sir. Terima kasih sudah menandatanganinya."

"Sama-sama Nona Hwang. Kau bisa kembali ke meja mu sekarang."

Wanita itu keluar dari ruangan Taehyung dengan rona di pipi tirusnya. Jimin yang menyaksikan kegirangan Taehyung hanya bisa memandangan sahabatnya itu dengan pandangan sedikit jijik.

Jatuh cinta bisa membuat si brengsek itu gembira macam orang tolol ya?

"Kim, kau waras?" Jimin bertanya hati-hati. Dan Taehyung langsung meresponnya dengan delikan super tajam hingga membuat wakilnya itu meringis.

"Menurutmu aku ini gila apa hah?!"

"Tidak tidak. Tumben sekali kau se-gembira ini sih? Tadi di ruang rapat kau melamun macam orang tidak punya pandangan hidup."

Nah, Taehyung kembali memasang ekspresi lesunya. Ia sedikit memijat dahi karena kepalanya mendadak pusing.

"Perasaanku sama sekali tidak baik, Park. Seperti ada sesuatu yang terjadi."

"Apa apa?!"

"Jungkook ku—— perasaanku aneh. Bisa tolong telepon kan Mingyu atau Yoongi sekarang?"

"Baiklah. Aku akan menelpon Mingyu dulu." Dengan cepat Jimin menekan speed dial delapan, itu khusus nomor telepon Mingyu dan tak lupa mengaktifkan loudspeaker agar Taehyung bisa mendengarnya juga.

'Im sorry. The number you called it are not active——'

"BAJINGAN! KEMANA SI BRENGSEK SATU ITU SAMPAI TIDAK SEMPAT MENGANGKAT TELEPON ATASANNYA SENDIRI?" Umpatnya kasar. Jimin memutar bola matanya melihat Taehyung yang kembali lagi pada sifat semulanya.

"Jangan mengumpat terus, brengsek. Sabar, aku coba telepon Yoongi dulu." Jimin kembali menekan speed dial satu, itu nomor teleponnya Yoongi. Ia meletakan nomor itu di speed dial pertama karena Jimin menyukai kepala pelayan manis yang hobi mengumpatinya ketika menghabiskan makanan di mansion Taehyung.

'Im sorry. The number you called it are not active——'

"Sial, sial! Kemana mereka semua?! Kenapa sama sekali tidak merespon panggilan ini?!" Taehyung menarik surai nya frustasi. Ia khawatir setengah mati dengan hybrid kecilnya itu.

PRANG!

Tak sengaja Taehyung menyenggol gelas kristal berisi air mineralnya. Gelas itu hancur menjadi butiran-butiran kecil.

Perasaannya makin tidak enak sekarang ini.

'Sial, ada apa dengan Jungkook-ku? Kenapa perasaanku bisa sebegini tidak enaknya?'

————

Tag dulu dua bocah kesayangan acu jeonnunjeonmiri
Fast update ngga nih?? 😋😋😋

Next siapin mental karena aku mau bikin kalian mengumpat bebas whahahaha.

⭐350 + 🗨150

Selamat membaca!🖤❤🖤❤

Little Wolfie +taekook ( ✅ )Where stories live. Discover now